SBY Disebut Propaganda Politik Islam, Demokrat: Ngawur!

Jakarta, IDN Times - Nama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut-sebut dalam percakapakan antara Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dan Imam Besar FPI Rizieq Shihab, dalam sebuah aplikasi.
Dalam percakapan tersebut, Rizieq sempat menyebut bahwa Prabowo terjebak dalam propaganda SBY pada politik Islam. Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon membantah hal itu.
1. Jansen sebut SBY berhubungan baik dengan para ulama

Jansen mengatakan, terkait isi percakapan tersebut, ia mengaku tak ingin mempercayai hal itu. Sehingga, ia meminta pihak Yusril untuk membuktikan kebenaran percakapan itu.
Terkait tudingan SBY akan lakukan propaganda melawan Islam, tentu Jansen membantah hal itu. Bahkan, lanjut Jansen, saat SBY berkuasa 10 tahun, hubungannya dengan para ulama berjalan baik.
"Di zaman Pak SBY berkuasa dulu, hubungan Pak SBY dengan Islam dengan ulama sangat baik, sangat akrab. Tidak pernah kita mendengar ada narasi 10 tahun pemerintahan Pak SBY itu ulama dikriminalisasi seperti sekarang ini," kata Jansen di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (4/4).
2. SBY saat ini menjadi penasihat OKI

Selain itu, tambah Jansen, SBY saat ini tengah menjadi penasehat dari Organisasi Konferensi Islam (OKI) bersama tiga anggota lainnya, yaitu Presiden Turki Abdullah Gul dan Presiden Nigeria Abdulsalam.
"Dengan posisi Pak SBY di OKI seperti itu sebagai penasihat, gak mungkin lah itu Pak SBY melakukan propaganda melawan Islam," ucap Jansen.
3. Jansen sebut isi percakapan mengada-ada

Ditambah lagi, kata Jansen, SBY memiliki latar belakang yang pernah lahir di Pondok Pesantren Tremas, Pacitan. Menurutnya, tidak mungkin SBY akan melakukan propaganda tersebut.
"Jadi dengan latar belakang ini, di masa pemerintahan beliau dekat dengan ulama, gak pernah ada kriminalisasi, hari ini posisi beliau di OKI wise concult person, lahirnya di pesantren, gak mungkin lah Pak SBY dituduh gitu. Ngawur. mengada-ada itu," terangnya.
4. Rizieq bantah pernah meragukan keislaman Prabowo

Sebelumnya, Rizieq membantah pernah meragukan keislaman Prabowo seperti yang ditudingkan oleh Yusril. Bahkan, Rizieq menyebut bahwa Prabowo adalah sosok yang menghormati ulama. Dan ia menyebut justru Yusril lah yang merendahkan ulama.
"Nah jadi sekarang kalau sudah begini, kira-kira mana yang ngerti Islam? Jangan kemudian, selain itu Prabowo tidak angkuh dan tidak berbohong, sedangkan Yusril angkuh dan berbohong," ucap Rizieq.
Sehingga, menurut Rizieq, dari hal itu bisa terlihat mana yang bisa mengamalkan Islam sesungguhnya.
"Nah ini, ya kita pakai akal sehat lah. Jadi jangan terlalu mudah untuk mengikuti fitnah-fitnah yang dibuat seperti ini walaupun datangnya daripada seorang Yusril," ungkap dia.
5. Yusril tunjukkan percakapan dirinya dengan Rizieq

Menanggapi hal itu, Yusril pun membantah. Dalam keterangan tertulisnya, Yusril malah mengungkapkan bahwa sedari awal yang meragukan keislaman Prabowo adalah Rizieq.
Hal itu diungkapkan oleh Yusril, melalui salah satu aplikasi percakapan. Di dalam aplikasi tersebut, Yusril membeberkan percakapan antara dirinya dan Rizieq yang membahas keislaman Prabowo. Dan juga membahas SBY yang akan melakukan propaganda politik Islam. Percakapakan tertanggal pada September 2018.
Pembahasan berawal saat Yusril mengatakan kepada Rizieq tentang dirinya yang belum memberikan keputusan untuk mendukung Jokowi atau Prabowo di Pilpres 2019. Kemudian, Rizieq pun mengungkapkan bahwa Ijtima Ulama juga dilema memberikan dukungannya kepada Prabowo karena capres nomor urut 02 itu tidak mengambil wakil dari ulama.
Berikut percakapan keduanya di salah satu aplikasi tersebut.
Yusril:
Sikap kami sejalan dengan sikap antum, belum menentukan sikap sambil menunggu Ijtima' II dan juga sikap para ulama NU. Jika ulama yang berijtima di Peninsula mendukung Prabowo-Sandiaga, sementara ulama NU yang jumlahnya puluhan ribu itu mendukung Jokowi-KMA, saya khawatir akan terjadi perang statement antar ulama yang berdampak kurang baik bagi umat islam. Apalagi jika kedua belah pihak masing-masing mengerahkan massa, bisa bentrok sesama umat islam.
Saya ingin mencegah agar hal itu tidak terjadi. Karena itu dalam berbagai statement, saya selalu mengatakan ahwa PBB sementara ini berada di tengah, belum menyatakan mendukung salah satu paslon dalam pilpres ini. Internal PBB sendiri terdapat cukup banyak yang mendesak agar segera dukung Prabowo-Sandi.
Saya pribadi mengenal Prabowo dan Sandi. Namun saya tidak yakin keduanya berada di dalam barisan pembela Islam. Pemahaman Prabowo dan Sandi terhadap Islam sangat minim. Belum ada track record keduanya berjuang dalam barisan Islam.
Setelah mengirimkan pesan tersebut, lalu Rizieq pun membalas pesan Yusril.
Rizieq:
Kita memang sangat dilematis. Di satu sisi umat ingin ganti presiden karena berbagai alasan yang sangat mendasar, dan di sisi lain alternatif pilihannya PS (Prabowo Subianto) tidak didampingi ulama.
Dukungan ijtima untuk PS harus berdampingan cawapres ulama justru karena kita tahu PSz lemah tentang Islam dan lingkarannya pun masih banyak yang "islamphobia". Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan politik Islam. Yang disebutnya sebagai "politik integritas" beraroma sara, dan ini juga salah satu sebab kandasnya cawapres ulama.
Kini ijtima hanya punya satu jalan untuk dukung PS yaitu ikat dengan "pakta integritas" yang berisi "nilai-nilai syariat Islam". Jika ini ditolak PS maka tidak ada jalan lain kecuali abstain sampai PS mau tanda tangani pakta integritas tersebut sebagai "mitsaq perjanjian" antara capres dan ulama.