Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sebut Terawan Orang Baik, Anggota Komisi IX DPR Ini Dibully Warganet

Anggota komisi IX dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nihayatul Wafiroh ketika terima Vaksin Nusantara dari eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (www.instagram.com/@ninikwafiroh)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nihayatul Wafiroh, turut angkat bicara soal pemecatan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Melalui akun media sosialnya, perempuan yang akrab disapa Ninik itu membela Terawan dan menyebutnya sebagai orang baik. 

Ninik mengisahkan kenal dengan Terawan lantaran dulu merupakan mitra dari Komisi IX. Tetapi, menurut Ninik, relasi yang berhasil terbangun menjadi personal dan keduanya berteman akrab. Meski demikian sejumlah anggota DPR diakui tetap bisa bersikap kritis ke Terawan.

"Teman-teman tentu ingat video saya yang sempat viral tentang penolakan rapat dengan Kemenkes setelah ada usulan kenaikan iuran BPJS Kesehatan," tulis Ninik di akun Instagramnya pada Senin, 28 Maret 2022.

IDN Times telah meminta izin kepada Ninik untuk mengutip informasi itu. Tetapi, sikap anggota parlemen berubah membela Terawan, khususnya ketika ia menginisiasi vaksin berbasis sel dendritik atau yang dikenal Vaksin Nusantara.

Di dalam unggahan media sosialnya, Ninik merasa terharu karena Terawan gesit ketika dimintai tolong anggota parlemen yang terpapar COVID-19. Kata Ninik, Terawan langsung membantu mengirimkan dokter untuk merawat anggota Komisi IX yang kondisinya memburuk akibat COVID-19.

"Teman dari Komisi IX ini ketika itu sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Sulawesi Tengah. Pak Terawan langsung mengirimkan beberapa dokter dari RSPAD dan membawa peralatan penting lainnya untuk mendukung kesembuhan. Alhamdulilah, teman saya ini berhasil sembuh," kata Ninik. 

Perempuan yang duduk sebagai Wakil Ketua Komisi IX itu juga mengaku pernah dibantu Terawan ketika terinfeksi COVID-19 pada Juni 2021. Dokter yang merupakan tenaga kesehatan militer itu membantu memesankan kamar di RSPAD Gatot Subroto bagi Ninik. Padahal, ketika itu Terawan sudah tak lagi menjabat sebagai Menkes.

"Itu tawaran pertama dan satu-satunya tawaran yang saya terima saat itu," kata dia. 

Situasi ini berbanding 180 derajat ketika masyarakat biasa justru antre untuk bisa masuk ke rumah sakit. Apalagi, kala itu badai varian Delta mulai dirasakan warga di Tanah Air. Unggahan berupa testimonial Ninik ini pun ditanggapi beragam oleh warganet.

Namun, tak sedikit yang merundung Ninik. Menurut warganet, sebagai anggota parlemen, Ninik dianggap tak bisa menilai secara objektif terkait kisruh Terawan dengan IDI. Hal tersebut lantaran ia menerima banyak kebaikan dari eks Direktur Utama RSPAD Gatot Subroto itu. 

Apa saja kebaikan lain Terawan yang pernah diterima oleh Ninik? 

1. Keluarga Ninik ikut terima terapi cuci otak yang diinisiasi Terawan

Anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Nihayatul Wafiroh (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Ninik mengisahkan satu waktu pamannya terindikasi penyumbatan di saluran otak. Maka, diputuskan untuk dilakukan Digital Substraction Angiography (DSA) atau yang lebih dikenal terapi cuci otak.

Terapi ini yang disebut IDI menjadi salah satu alasan pemecatan Terawan. Sebab, meski secara saintifik belum bisa dibuktikan ada manfaat, namun sejumlah pasien Terawan mengaku sembuh usai ikut terapi cuci otak. Terawan juga dianggap mengiklankan metode itu dan memungut bayaran. 

Ninik pun mengakui terapi itu memang sedang jadi polemik dengan IDI. Tetapi, ia menyebut Terawan telaten mengurus pamannya tersebut.

"Beliau selalu meng-update saya setiap kali habis memeriksa dan menjelaskan langkah selanjutnya. Ketika beliau akan melakukan tindakan selanjutnya, saya juga dikabari," kata Ninik.

Sepupu Ninik menyebut Terawan ketika itu memberikan pelayanan yang baik. Ia juga meminta kepada asisten dokter agar Pakdenya diberi pelayanan yang baik.

"Tapi, ke pasien lain juga wajib diberi pelayanan yang baik loh ya," tutur Ninik. 

Namun, Ninik tak menjelaskan apakah kondisi pamannya membaik usai mengikuti terapi cuci otak Terawan. 

Kebaikan lain yang dirasakan Ninik dari Terawan yakni ketika terjadi penularan COVID-19 yang meluas di pesantren. Terawan, kata Ninik, meminta kepada dinas kesehatan setempat untuk meminjamkan ambulans ke pesantren tersebut. 

"Namun, ketika menteri berganti, kebijakan juga ganti, fasilitas ambulans itu ditarik kembali. Saat saya bertemu Pak Terawan, saya ceritakan hal itu dan kami tertawa," ujarnya lagi. 

2. Ninik dan suami ikut terima Vaksin Nusantara, tetap positif COVID-19

Anggota DPR dari komisi IX Nihayatul Wafiroh tengah dirawat di RSPAD Gatot Subroto karena terpapar COVID-19 (www.instagram.com/@ninikwafiroh)
Curhat Nihayatul Wafiroh setelah dinyatakan terpapar COVID-19 (Tangkapan layar Instastory @ninikwafiroh)

Melalui unggahan di media sosial, Ninik juga mengaku bersedia menjadi relawan Vaksin Nusantara. Suaminya pun ikut diajak Ninik. Tetapi, ia menggarisbawahi bersedia menjadi relawan tanpa paksaan dan unsur politik apa pun.

Saat itu, Vaksin Nusantara yang diinisiasi Terawan juga menjadi polemik. Pasalnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menganggap proses pembuatan vaksin itu tak memenuhi kaidah ilmiah.

Tak hanya Ninik, sejumlah anggota parlemen pun ikut membela Vaksin Nusantara. Dukungan ditunjukkan dengan bersedia menjadi relawan bagi vaksin yang belum dapat izin dari BPOM itu. 

Di dalam akun media sosialnya, Ninik mengakui tetap menjadi relawan Vaksin Nusantara meski sudah menerima dosis pertama Vaksin Sinovac. Artinya, sudah ada imunitas yang mulai terbentuk. 

Namun, usai disuntik dua jenis vaksin, Ninik terinfeksi COVID-19 pada Juni 2021. Ia bahkan bercerita di media sosial sempat mengalami gejala demam selama empat hari. 

"Saya sudah (terima) Vaksin Sinovac dan Vaksin Nusantara tapi tetap dinyatakan kena COVID-19. Buat teman-teman yang selama lima hari ini berinteraksi langsung dengan saya, tolong langsung tes swab ya," tulis Ninik pada Juni 2021 lalu sambil mengingatkan vaksin bukan menjadi jaminan terbebas dari infeksi COVID-19. 

3. Kebaikan yang diterima Ninik dari Terawan bisa dianggap gratifikasi

Anggota komisi IX dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nihayatul Wafiroh bersama Terawan Agus Putranto di ruang sidang komisi IX (www.instagram.com/@ninikwafiroh)

Sementara testimonial yang ditulis oleh Ninik justru ditanggapi tanda tanya oleh warganet di Twitter. Warganet menilai, sebagai anggota parlemen, Ninik seharusnya bisa membatasi relasinya dengan Terawan yang ketika itu masih menjabat sebagai Menkes, agar tetap bisa objektif menjalankan fungsi pengawasan.

Salah satu komentar muncul dari Direktur Eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur.

"Dear Mba Ninik, banyak sekali dugaan-dugaan konflik kepentingan atau bahkan gratifikasi dari kultwit ini. Membuat seolah (Pak Terawan) baik, tali bisa dilihat sebagai trade of influence Anda sebagai anggota DPR. Mohon dipikirkan kembali," cuit Isnur pada Selasa, 29 Maret 2022. 

Ada pula warganet yang berkomentar testimoni Ninik jelas sudah tidak objektif. Apalagi datang dari warganet yang memiliki banyak keistimewaan.

"Mungkin bisa diceritakan juga gimana sulitnya proses yang dijalani oleh rakyat kecil. Apakah dapat perlakuan yang sama," tanya warganet tersebut. 

Ada pula yang mempertanyakan apakah rakyat kecil bisa ikut merasakan terapi cuci otak yang diinisiasi oleh Terawan secara gratis. "Pak dokter Terawan apakah juga mau melayani rakyat kecil yang tidak punya biaya untuk (ikut) DSA, Mbak? Soalnya saya pernah liat pricelist-nya mahal banget, padahal yang mengalami stroke bahkan sudah stroke, juga banyak," tutur warganet itu. 

Sementara, kisruh antara Terawan dengan IDI membuat Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikut turun tangan. Dalam jumpa pers, Budi meminta agar ada mediasi antara IDI dengan Terawan. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Jihad Akbar
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us