Selain Lewotobi, Gunung Iya NTT Juga Bergeliat Usai 55 Tahun Tertidur

Jakarta, IDN Times - Gunungapi Iya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, mengalami peningkatan aktivitas vulkanik signifikan, sejak 1 Oktober 2024 hingga 4 November 2024.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan peningkatan kegempaan yang mencerminkan tekanan magma semakin mendekati permukaan, memicu potensi erupsi. Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan mengikuti rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan PVMBG.
Meskipun belum terjadi erupsi besar, potensi ancaman terhadap masyarakat di sekitar kawasan gunungapi ini, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende mempersiapkan rencana kontijensi jika situasi memburuk.
Kepala BNPB, Suharyanto, mengimbau masyarakat waspada serta mematuhi semua instruksi dari pihak berwenang demi keselamatan.
1. Kenaikan status dan aktivitas seismik

Berdasarkan data instrumental dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada periode tersebut, tercatat 28 kali gempa tremor harmonik, 77 kali gempa tremor non-harmonik, 2 kali gempa tornillo, 3 kali gempa frekuensi rendah, 2 kali gempa vulkanik dangkal, 173 kali gempa vulkanik dalam, 63 kali gempa tektonik lokal, 56 kali gempa tektonik jauh, serta gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-1,8 mm dan dominan di 1,5 mm.
Selain itu, sejak 16 Oktober 2024, rekaman gempa dangkal berupa tremor menunjukkan adanya pergerakan atau peningkatan tekanan magma menuju permukaan.
Berdasarkan hal ini, PVMBG menaikkan status Gunungapi Iya ke level Siaga atau level III sejak 4 November 2024, atau kurang dari sebulan setelah gunung setinggi 637 MDPL tersebut sebelumnya dinaikkan ke status Waspada (level II) pada 17 Oktober 2024.
2. Peringatan BNPB kepada Pemerintah Kabupaten Ende

BNPB memberikan perhatian khusus terhadap kenaikan status Gunungapi Iya dan menghimbau masyarakat, serta pemerintah setempat untuk meningkatkan kesiagaan.
Kepala BNPB Suharyanto yang berada di Nusa Tenggara Timur menyarankan agar Kabupaten Ende belajar dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, yang tengah berada dalam level IV atau Awas.
“Kami harap masyarakat tetap waspada. Untuk Pemerintah Kabupaten Ende saya harap dapat belajar dari Lewotobi Laki-Laki. Segala hal yang berkaitan dengan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas, karena itu adalah hukum tertinggi,” ungkap Suharyanto, dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/11/2024).
3. Rencana kontijensi Pemkab Ende untuk hadapi potensi erupsi

Menanggapi peningkatan status Gunungapi Iya, Pemerintah Kabupaten Ende melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyusun rencana kontinjensi untuk penanganan darurat jika terjadi erupsi.
BPBD Ende mengimbau masyarakat tetap tenang, namun waspada terhadap kenaikan level aktivitas gunungapi tipe stratovolcano tersebut.
Pemerintah Kabupaten Ende juga telah mempersiapkan skenario evakuasi sementara apabila diperlukan sesuai rekomendasi PVMBG, terutama bagi warga di lima kelurahan di Kecamatan Ende Selatan, yaitu Kelurahan Tanjung, Arubara, Tetandara, Rukun Lima, dan Paupanda.
4. Ancaman bahaya dari karakteristik letusan Gunungapi Iya

Karakteristik letusan Gunungapi Iya umumnya terjadi dari kawah utama dengan tipe letusan magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava, serta diiringi runtuhan pada puncaknya.
Di sekitar kawah aktif terdapat rekahan yang mengindikasikan adanya zona lemah di dalam gunung, yang berpotensi menyebabkan longsoran besar menuju laut jika terjadi erupsi berikutnya.
Menurut catatan sejarah, Gunungapi Iya telah mengalami letusan sejak 1671 hingga letusan terakhir pada 1969, dengan jeda waktu antara erupsi yang bervariasi antara 1 hingga 60 tahun.