Erupsi Lagi, Gunung Lewotobi Laki-Laki Muntahkan Kolom Abu 10 Km

Jakarta, IDN Times - Erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, segera ditindaklanjuti pemerintah demi keselamatan masyarakat sekitar.
Dengan kolom abu vulkanik yang mencapai 10 kilometer dan sebaran material hingga radius 8 kilometer, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menutup akses ke area berbahaya, memperluas zona bahaya, dan mengoordinasikan bantuan logistik untuk ribuan pengungsi.
1.Penutupan akses ke area berbahaya

Pemerintah telah menutup akses jalan di sekitar area terdampak untuk memastikan keselamatan masyarakat. Jalur lintas antara Larantuka dan Maumere pun telah ditutup, dan tidak ada masyarakat yang diperbolehkan memasuki radius berbahaya di sekitar gunung.
“Akses masuk sudah ditutup, artinya tidak ada masyarakat yang bisa masuk kembali ke daerah berbahaya dengan radius 7 hingga 8 kilometer,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hadi Wijaya, Jumat (8/11/2024).
2. Perluasan zona bahaya

Erupsi terbaru mencatat kolom abu vulkanik yang mencapai tinggi hingga 10 kilometer. Hal ini mendorong BNPB dan PVMBG untuk memperluas zona bahaya, khususnya ke arah barat laut dan barat daya.
Radius bahaya kini mencapai 8 kilometer, dan pemerintah terus memantau apakah perluasan zona bahaya perlu ditambah.
“Kita terus mengikuti dinamika erupsi dan mempertimbangkan untuk memperluas zona bahaya sesuai perkembangan lapangan,” ungkap Kepala BNPB, Suharyanto, dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/11/2024).
3.Penyediaan kebutuhan dasar untuk para pengungsi

BNPB memastikan kebutuhan dasar pengungsi seperti makanan, masker, dan air bersih telah tersedia di beberapa titik pengungsian. Pengungsi yang berada di Kabupaten Sikka juga mendapatkan dukungan logistik yang cukup.
“Kebutuhan pengungsi di tiga titik di Flores Timur dan Sikka sudah terpenuhi dengan baik, dan tim BNPB terus memantau agar kebutuhan dasar tetap tercukupi,” kata Suharyanto.