Kabupaten Sidoarjo Juara Nasional STBM Madya Terbaik Se-Indonesia

- Penghargaan STBM Madya Terbaik I diterima oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana.
- Ada lima lokus unggulan yang menjadi penentu penilaian.
- Pengakuan atas proses panjang yang telah dilalui Sidoarjo.
Jakarta, IDN Times - Penghargaan STBM bukan sekadar trofi atau sertifikat. Penghargaan ini sebuah pengakuan keberlanjutan intervensi, integrasi layanan kesehatan, dan perubahan perilaku yang membutuhkan waktu lama untuk membuahkan hasil.
Sidoarjo dinilai berhasil menggabungkan aspek teknis, dan edukasi masyarakat sehingga STBM tidak hanya menjadi program sementara, melainkan bagian dari tata kelola publik dan keseharian warga.
1. Lima lokus unggulan penentu penilaian

Upaya Pemkab Sidoarjo tersebut mendapat pengakuan nasional. Penghargaan STBM Madya Terbaik I se-Indonesia diterima oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, yang menyerahkann Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin di Gedung Auditorium Siwabessy Kementerian Kesehatan pada Jumat, (28 November 2025), menandai puncak dari program yang telah berjalan dan bertransformasi menjadi model replikasi bagi daerah lain.
Ada lima lokus unggulan yang menjadi penentu penilaian, pertama, SMPN 1 Gedangan. Sekolah ini menjadi contoh penerapan 5 Pilar STBM dengan fasilitas kantin sehat bebas 5P ( pewarna, pengawet, perasa, pemanis buatan, dan penyedap). Sistem pembayaran non-tunai dilengkapi dengan fasilitas CTPS (cuci tangan pakai sabun), serta memasang grease trap di dapur untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Kedua, Puskesmas Gedangan. Puskesmas sebagai role model pelayanan kesehatan inklusif berbasis GEDSI (gender, disabilitas, dan inklusi sosial). Integrasi konsep STBM ke dalam layanan kesehatan membuat puskesmas tidak hanya menangani penyakit, tetapi juga menjadi pusat advokasi perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Penilaian lokus ketiga sampai kelima

Ketiga, RT 40 Perum Magersari Kampung Mandiri. Inovasi di tingkat RT menjadi sorotan. Rumah STBM sebagai pusat kegiatan, simulasi Penyedotan Lumpur Tinja Terpadu (LLTT), program Tabungan TAMMARA bekerja sama dengan BPR Delta Artha, pengelolaan bank sampah, dan pemanfaatan TOGA menunjukkan pendekatan multisektoral yang memberdayakan warga secara ekonomi dan lingkungan.
Keempat, RT 23 Perum Sekardangan Kampung Edukasi Sampah. RT ini fokus pada edukasi pengelolaan sampah, produksi pupuk cair organik, pemanfaatan energi terbarukan melalui solar cell, penerapan IPAL komunal, dan pembudayaan CTPS di semua lapisan masyarakat.
Kelima, TPA Griyo Mulyo, TPA Griyo Mulyo satu-satunya fasilitas yang menerapkan pengelolaan keuangan persampahan berbasis BLUD. Dengan metode ERiC dan sanitary landfill, TPA ini tidak hanya mengelola sampah, tetapi juga menghasilkan produk bernilai seperti kompos dan eco-lindi dari IPAL modern.
3. Pengakuan atas proses panjang

Dampak jangka panjang dan tantangan ke depan adalah memastikan pendanaan berkelanjutan, memperluas kapasitas teknis di tingkat desa dan kelurahan, serta menjaga konsistensi perilaku masyarakat. Keberhasilan Sidoarjo menunjukkan bahwa kombinasi kebijakan, inovasi keuangan, dan pendidikan publik dapat mengubah masalah sanitasi menjadi peluang ekonomi dan kesehatan.
Penghargaan STBM Madya Terbaik I bukan akhir, melainkan pengakuan atas proses panjang yang telah dilalui Sidoarjo. Lima lokus unggulan menjadi bukti bahwa transformasi perilaku dan sistem pengelolaan lingkungan yang baik. Kedepan, Sidoarjo berpotensi menjadi rujukan nasional untuk mempercepat capaian sanitasi yang lebih adil dan berkelanjutan. (WEB)



















