Soroti Kematian Prada Lucky, Dudung: Biasanya Senior Sulit Diawasi

- Dudung menegaskan, dalang kematian Prada Lucky akan ditindak tegas. Para pelaku akan dipecat dari prajurit TNI dan tetap menjalani hukuman pidana.
- TNI akan melakukan pengetatan terutama dalam pengawasan prajurit baru.
- Ketua DPR RI, Puan Maharani meminta pihak-pihak yang terlibat dalam kematian Prada Lucky agar diberikan hukuman yang membuat mereka jera.
Jakarta, IDN Times - Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional, Dudung Abdurachman, turut prihatin terhadap kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, yang tewas karena dianiaya seniornya.
Dudung meminta unsur-unsur pimpinan harus lebih peka, teliti, dan selalu waspada setiap ada prajurit-prajurit muda terutama yang baru bergabung TNI. Sebab, senior-senior di TNI biasanya sulit diawasi. Ia berharap pengawasan hubungan senior-junior di lingkungan TNI bisa jauh lebih ketat paska tragedi kematian Prada Lucky.
"Biasanya senior-senior sulit diawasi. Tapi ke depan mudah-mudahan ini akan lebih ketat lagi saya lihat," kata Dudung di Kompleks Istana, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
"Karena memang ini sering berulang. Kasihan lah prajurit-prajurit kita yang dia tidak mengerti persoalan kemudian akhirnya menjadi korban tewas yang begitu saja," imbuhnya.
1. Pelaku kematian Prada Lucky ditindak tegas

Dudung menegaskan, dalang kematian Prada Lucky akan ditindak tegas. Ia memastikan para pelaku akan dipecat dari prajurit TNI.
Namun, ia memastikan para pelaku tetap harus menjalani hukuman pidana sehingga tidak bisa dipecat begitu saja.
"Sanksinya sudah pasti tegas itu. Pastinya yang terlibat langsung dipecat itu. Tetapi tetap menjalani hukuman, gak bisa dipecat begitu saja terus bebas," kata dia.
Selain itu, TNI akan terus melakukan pengetatan terutama dalam pengawasan, baik komandan regu (danru), komandan pleton (danton), komandan kompi (danki), yang terjun ke lapangan.
"Kegiatan prajurit-prajurit yang baru masuk, orientasi itu harus dilaksanakan dengan ketat," kata dia.
2. Puan minta pelaku harus dihukum jera

Ketua DPR RI, Puan Maharani turut menyorot kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga tewas karena diduga dianiaya seniornya. Dalam kasus ini, sebanyak 20 orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Puan meminta pihak-pihak yang terlibat dalam kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo agar diberikan hukuman yang membuat mereka jera. Ia menilai, kasus Prada Lucky harus diproses secara adil.
"Apa yang menjadi penyebab dan bagaimana nantinya harus diberikan hukuman jera yang sebaik-baiknya. Dan mekanisme yang ada harus dievaluasi jangan sampai terulang lagi," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/8/2025).
3. Puan soroti senioritas yang tinggi di TNI

Puan juga mewanti-wanti jangan sampai kasus yang sama tidak terulang lagi. Ia turut menyoroti hubungan senioritas yang masih tinggi di TNI.
Menurut dia, semua prajurit tidak boleh bertindak semena-mena hingga melakukan tindak kekerasan. Namun, satu sama lainnya harus saling menghormati.
"Hubungan antara senior dan junior. Jangan kemudian didasarkan oleh tindak atau perilaku kekerasan. Namun bagaimana saling hormat dan menghormati dan saling menghargai," kata dia.
Diketahui, Prada Lucky meninggal pada Rabu (6/8/2025) saat menjalani perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.
Diketahui, Prada Lucky meninggal pada Rabu (6/8/2025) saat menjalani perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.
Prada Lucky diduga meninggal akibat dianiaya beberapa orang seniornya. Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, mengatakan kasus tersebut sedang ditangani penyidik Polisi Militer.