Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Survei LSI: Gerindra Pepet PDIP Rebut Suara Pemilih Muslim

IDN Times/Irfan fathurohman

Jakarta, IDN Times - Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut, pemilih muslim di Indonesia merupakan mayoritas dengan suara sebanyak 85 persen dari total pemilih. Di pemilih muslim, PDIP paling unggul dengan perolehan suara 18,4 persen.

Kemudian di posisi runner up ada Partai Gerindra dengan perolehan suara 16,6 persen. Posisi ketiga yaitu Partai Golkar dengan 11 persen suara. Posisi keempat ada PKB dengan perolehan suara 9,3 persen. Posisi kelima Partai Demokrat sebanyak 5,9 persen.

Sedangkan, di urutan selanjutnya ada Partai Nasdem dengan dukungan 4,7 persen suara, PKS 4,6 persen, PPP 4,1 persen, Partai Perindo 3,4 persen, dan PAN 1,6 persen.

“Partai peserta Pemilu 2019 lainnya angka dukungan masih di bawah 1 persen, yaitu PSI, Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Berkarya, PBB, PKPI. Pemilih Muslim yang menyatakan tidak tahu atau tidak jawab dan atau belum memutuskan di angka 19,3 persen,” kata Peneliti LSI, Rully Akbar, di Kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Rabu (20/2).

1. PDIP dan Gerindra bersaing ketat di pemilih muslim

IDN Times/Fitang Budi Adhitya

Khusus di pemilih muslim, hasil tracking survei per bulan LSI Denny JA selama 6 bulan, dari Agustus 2018 hingga Januari 2019, memperlihatkan beberapa hal. 
Pertama, PDIP masih paling banyak dipilih oleh pemilih muslim, namun dengan jarak yang sangat tipis dengan Partai Gerindra (selisih di bawah margin of error).

Kedua, di segmen pemilih muslim, tiga partai yakni PKS, Nasdem, dan PPP bersaing sangat ketat, di luar partai lima besar. Ketiga, Partai Perindo juga memimpin partai baru di segmen pemilih muslim dengan angka 3,4 persen.

2. Suara Ijtima Ulama dan 212 jadi faktor menurunnya dukungan suara muslim ke PDIP

(Massa PA 212 antar Amien Rais ke Polda Metro Jaya) IDN Times/Irfan Fathurohman

Namun demikian, Rully menegaskan, PDIP kali ini mengalami penurunan dukungan dari suara pemilih muslim. Hal itu bukan karena Ma’ruf Amin yang kurang berperan dalam menggaet suara muslim.

“Justru karena suara Ijtima Ulama dan 212 menjadi penguat suara Prabowo-Sandiaga,” ucap Rully.

3. Gerindra mendulang keuntungan

IDN Times/Fitria Madia

Dari efek Ijtima Ulama dan 212, kata Rully, suara Gerindra menguat pada kantong pemilih muslim.

“Dan secara otomatis ketika pemilih Jokowi sekarang tidak kuat di pemilh muslim, yang mengambil keuntungan adalah Partai Gerindra atau dengan Prabowo-Sandiaganya,” ucap Rully.

4. Di pemilih minoritas, PDIP unggul telak

IDN Times/Irfan fathurohman

Sementara itu, LSI menyebut, suara pemilih minoritas ada 15 persen. Ini adalah pemilih di luar pemilih muslim. Angka 15 persen adalah angka yang lumayan banyak untuk diperebutkan partai politik.

Di pemilih minoritas, PDIP masih unggul paling atas dengan perolehan suara 54,7 persen. Kemudian di posisi runner up ada Partai Golkar sebanyak 13,5 persen, posisi ketiga ada Partai Nasdem dengan dukungan 3,5 persen, Partai Gerindra 2,9 persen, dan Partai Demokrat 2,4 persen.

“PDIP unggul telak sekali di pemilih minoritas. Lebih dari 50 persen minoritas memilih PDIP. Golkar juga melampaui Gerindra di pemilih minoritas. Kedua, di pemilih minoritas, Nasdem jauh meninggalkan partai lama lainnya di luar partai lima besar. Ketiga, Partai Perindo juga memimpin partai baru di segmen pemilih minoritas (1,2 persen),” pungkas Rully.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us