Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pupuk Indonesia Teken MoU Gas Pabrik Pupuk dan Petrokimia di Papua Barat

Pupuk Indonesia Teken MOU Gas Pabrik Pupuk dan Petrokimia di Papua Barat dan Proyek Pusri. (Dok. Istimewa)

Jakarta, IDN Times - PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL) sepakat menandatangani nota kesepahaman jual beli gas bumi dari Blok Kasuri untuk pabrik amoniak-urea dan metanol di Papua Barat.  

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, menyatakan bahwa dengan ditandatanganinya MoU tersebut, Pupuk Indonesia bisa mendapatkan jaminan pasokan gas bumi guna memenuhi kebutuhan proyek pabrik amoniak-urea dan metanol di Papua Barat, di samping juga untuk kebutuhan pabrik pupuk Pusri 3B, serta memenuhi pasokan gas untuk pabrik eksisting.

1. Menambah kapasitas produksi pupuk nasional

default-image.png
Default Image IDN

Bakir menjelaskan bahwa proyek pendirian pabrik amoniak-urea dan metanol di Papua Barat nantinya memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton dan metanol sebesar 1 juta ton. 

“Proyek ini nantinya akan dijalankan oleh anak perusahaan kami, PT Pupuk Kaltim. Pembangunan proyek ini bukan hanya akan menambah kapasitas produksi pupuk nasional, melainkan juga mengurangi ketergantungan impor metanol di Indonesia,” ujar Bakir, Kamis (17/6/2021) .

Adapun volume pasokan gas tersebut berkisar 112,6 MMSCFD untuk pabrik amoniak-urea dan 109,3 MMSCFD untuk pabrik metanol.

2. Mampu meningkatkan pengembangan ekonomi di Papua Barat

Menteri ESDM Arifin Tasrif (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan secara khusus bahwa proyek amoniak-urea dan metanol Pupuk Indonesia akan mampu meningkatkan pengembangan ekonomi di Papua Barat. Arifin yakin proyek tersebut akan menciptakan multiplier effect, seperti terbukanya lapangan kerja baru, bisnis pendukung setempat, dan berbagai peluang investasi lainnya.

Lebih lanjut, Bakir menyatakan penandatanganan MoU ini juga sangat penting bagi rencana pembangunan Proyek Pusri 3B yang akan memperkuat pasokan pupuk domestik dalam rangka program ketahanan pangan nasional. Pabrik Pusri 3B direncanakan dibangun dengan kapasitas produksi urea sebesar 900 ribu ton per tahun.

Selain Pupuk Indonesia, dua anggota holding lainnya yaitu Pupuk Sriwidjadja (Pusri) Palembang dan Petrokimia Gresik juga turut menandatangani nota kesepahaman dengan sejumlah kontraktor migas.

3. Gas bumi komponen yang sangat penting bagi industri pupuk

Ilustrasi stok pupuk. (Dok. Kementan)

Adapun rincian penandatanganan ialah Pusri Palembang meneken MoU dengan PetroChina International Jabung untuk volume gas sebesar 60 BBTUD yang akan disalurkan mulai tahun 2036, Repsol Sakakemang untuk volume 38 MMSCFD yang akan mulai onstream mulai tahun 2024.

Pusri akan memanfaatkan gas tersebut utamanya untuk memenuhi kebutuhan gas pabrik pupuk baru Pusri 3B yang akan beroperasi pada tahun 2025 dan pabrik eksisting lainnya.

Selain itu, ada Petrokimia Gresik yang meneken MoU dengan Kangean Energy Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gas pabrik pupuk amoniak-urea eksisting dan kebutuhan pabrik lainnya. Untuk besarannya masih akan ditentukan kemudian.

“Gas bumi adalah komponen yang sangat penting bagi industri pupuk. Oleh karena itu, kepastian pasokan dan ketersediaannya sangat menentukan keberlanjutan dan pengembangan perusahaan kami,” ujar Bakir.

“Pupuk Indonesia sangat bersyukur atas dukungan pemerintah selama ini, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) yang telah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM No 89K Tahun 2020 tentang Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri. Melalui keputusan tersebut, Pupuk Indonesia bisa mendapatkan harga gas yang kompetitif sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing,” pungkas Bakir. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marwan Fitranansya
EditorMarwan Fitranansya
Follow Us