Terungkap! Ini Penyebab Ratusan Siswa SMAN 3 Semarang Tidak Lolos SNMPTN 2016

Perlahan tapi pasti, misteri tidak lolosnya semua siswa IPA Reguler SMAN 3 Semarang dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Neger (SNMPTN) 2016 mulai terkuak. Panitia SNMPTN 2016 mengatakan ratusan siswa di SMAN 3 Semarang ini tidak ada yang lolos karena ada nilai yang tak diisikan di sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) online.
Namun, pihak sekolah tidak terima begitu saja dengan tuduhan tersebut. Mereka mengaku telah mengisi dengan benar dan malah ganti menyalahkan Panitia SNMPTN 2016. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Dikti M Nasir mengakui kasus yang terjadi di SMAN 3 Semarang baru kali ini terjadi. Kasus ini akan menjadi bahan evaluasi untuk kedepannya yang lebih baik.

Dia berdalih bahwa sepanjang tahun belum pernah ada masalah yang terjadi. Selain itu setiap tahun juga selalu ada dilakukan evaluasi. Tahun 2016 ini masalah tersebut baru muncul. Dia menghimbau kepada para siswa untuk tidak kecewa. Mereka disarankan untuk segera daftar SBMPTN dan UM (ujian mandiri). Sebelumnya dia juga mengatakan bahwa dari 50 SMA yang memakai sistem SKS, hanya SMAN 3 Semarang yang bermasalah.
Diduga, siswa SMA 3 Semarang yang tidak lolos SNMPTN disebabkan satu mata pelajaran belum masuk input.

Sebanyak 380 siswa program IPA reguler SMA Negeri 3 Semarang gagal dalam SNMPTN 2016. Diduga kuat, akar dari permasalahan ini adalah karena kesalahan pihak sekolah. Pihak sekolah diduga lalai dalam menginput nilai mata pelajaran Kimia. Menurut Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr Ir Ari Santoso DEA, menyatakan bahwa tidak lolosnya 380 siswa program IPA reguler SMAN 3 Semarang adalah dikarenakan kesalahan input data yang dilakukan oleh pihak sekolah.
Dari hasil pengecekan, kasus SMAN 3 Semarang diperoleh data bahwa 380 siswa SMAN 3 Semarang tidak lolos SNMPTN karena ada nilai pelajaran yang tidak lengkap, yakni nilai Kimia. Inilah yang menyebabkan data siswa tersebut tidak bisa diproses oleh sistem. Kemungkinan besar pihak sekolah kurang cermat mengisi nilai siswa dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Ari juga mengatakan bahwa apabila sumber masalahnya terjadi karena kekeliruan pihak sekolah dalam memasukkan data, maka harus lakukan audit atas proses data entry pendaftaran di SMAN 3 Semarang. Pertanggungjawaban dari kepala sekolah mengapa sebagian data nilai siswa dibiarkan kosong juga akan diminta. Kepala SMAN 3 diharapkan bisa menjelaskan kekhilafan tersebut dan mampu bertanggung jawab.