Tito Karnavian Ungkap Kenapa Pembangunan Papua Terkesan Lambat

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, melantik tiga Daerah Otonom Baru (DOB) Papua sekaligus mengangkat penjabat (Pj) gubernur di provinsi baru tersebut.
Adapun ketiganya ialah Pj Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo; Pj Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo; dan Pj Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk.
1. Tito Karnavian singgung soal Pepera Papua

Dalam pidato sambutan peresmian DOB Papua, Tito membahas soal alasan historis mengapa pembangunan di Papua terkesan lambat. Dia menjelaskan, hal itu terkait gabungnya Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang baru terjadi pada 1969. Diketahui, bergabungnya Papua merupakan hasil dari Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) untuk menentukan status daerah bagian Papua Barat, apakah akan masuk ke wilayah Indonesia atau menjadi milik Belanda.
"Kita juga lihat faktor historis bahwa Papua secara resmi terintegrasi tahun 1969, artinya tidak di tahun 1945. Sehingga karena masuk di belakang, pembangunannya relatif lebih lambat ketimban daerah lain," kata Tito, di Kantor Kemendagri RI, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2022).
2. Pemerintah resmikan DOB Papua sebagai upaya percepatan pembangunan
.jpg)
Lebih lanjut, Tito menuturkan pemerintah meresmikan tiga provinsi baru di Papua sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan. Mengingat Pulau Papua sendiri sangat luas dan ketersebaran penduduk yang tidak merata.
"Kita mempertimbangkan bahwa perlu percepatan pembangunan di Papua, dengan berbagai alasan, di antaranya luasnya wilayah papua, ketersebaran penduduk," ucap dia.
"Kita tahu luasnya Papua hampir empat kali luas Pulau Jawa yang ada 150 juta penduduknya. Sementara di Papua lebih kurang lima juta. Ketersebaran ini jadi salah satu kendala, keluasan wilayah jadi tantangan tersendiri percepatan pembangunan," sambung Tito.
3. Angka unik peresemian dan pelantikan Pj DOB Papua

Tito lantas mengungkap keunikan terkait waktu peresmian dan undang-undang terkait DOB Papua.
Awalnya Tito menjelaskan, pilihan waktu persemian DOB Papua merupakan usulan dari Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo.
"Memang secara kebetulan dan berkat yang maha kuasa, karena kesibukan di minggu awal G20. Sehingga kami sampaikan kepada bapak presiden, kepada staf pelantikan dan peresmian provinsi ini dilaksanakan pada hari Jumat. Tapi saya tidak mencari tanggalnya, Pak Wamen yang sampaikan bahwa tanggalnya bagus tanggal 11, bulan 11, tahun 2022, menghafalnya mudah," ujar Tito.
Selain itu, Tito juga menuturkan menariknya kesesuaian angka yang terdapat pada Undang-undang Otonomi Khusus (Otsus) Papua dengan tanggal peresemian DOB Papua pada hari ini.
"Tapi lebih dari itu sebenarnya ada juga yang menarik, karena kita tahu UU Otsus Papua yang pertama itu 2001, itu nomor 21 tahun 2001, ini angka dua dan satu juga. Kemudian ini revisi UU otsus-nya, UU nomor 2 tahun 2021, angka 2 dan satu lagi," ucap dia.
"Mudah-mudahan ini adalah berkat dari Tuhan yang maha kuasa," sambung Tito.