Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

TNI AD: Warga Semula Bantu Masak, tapi  Dilibatkan Pindahkan Amunisi

Sejumlah amunisi kedaluwarsa yang hendak dimusnahkan. (IDN Times/Istimewa)
Intinya sih...
  • TNI AD mengakui kesalahan melibatkan warga sipil dalam pemusnahan amunisi, yang berujung pada kecelakaan fatal.
  • Sebagai respons, TNI AD memastikan tidak akan melibatkan warga sipil dalam aktivitas apapun, termasuk yang bersifat administratif.

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, mengakui pihaknya telah lalai lantaran ikut melibatkan warga sipil dalam aktivitas pemusnahan amunisi berujung maut pada 12 Mei 2025 lalu. Berdasarkan hasil tim investigasi, warga sipil yang ikut berada di titik pemusnahan amunisi hanya melakukan pekerjaan administratif dan ringan. 

"Contoh (kegiatan) administratif itu apa? Ketika anggota kami bermalam di lapangan, warga masyarakat ikut membantu memasak dan menyiapkan logistik dengan beberapa poin anggaran yang disiapkan oleh personel kami sesuai dengan anggaran program yang ada," ujar Wahyu ketika dikonfirmasi pada Selasa (27/5/2025). 

Kegiatan ringan lainnya yang melibatkan warga sipil yakni menggali lubang sebagai tempat untuk meledakan amunisi. Warga sipil juga melaksanakan pembersihan pascaledakan dilaksanakan. 

Namun, di lapangan, warga sipil ternyata ikut dikerahkan untuk membantu memindahkan detonator yang sudah kedaluwarsa ke dalam lubang. Detonator itu kemudian diterima oleh para prajurit TNI AD yang sudah berada di dalam lubang untuk disusun. 

"Saat itulah kesalahan terjadi," kata dia. 

Padahal, kata dia, detonator yang sudah kedaluwarsa rentan meledak. Sementara, warga sipil yang minim pengetahuan mengenai amunisi dibiarkan ikut memindahkan ke dalam lubang pemusnahan. 

"Sehingga itu yang menyebabkan jatuhnya korban sipil karena ada pelibatan masyarakat yang seharusnya tidak sampai ke tahap itu. Mereka seharusnya hanya membantu kegiatan yang bersifat ringan saja," kata dia. 

1. TNI AD berjanji tidak lagi libatkan warga sipil dalam semua aktivitasnya

default-image.png
Default Image IDN

Lebih lanjut, Wahyu memastikan, pelibatan warga sipil hingga ke aktivitas pemindahan amunisi menjadi evaluasi bagi pimpinan di TNI Angkatan Darat (AD). Ia menegaskan tidak akan lagi ada pelibatan warga sipil di dalam semua kegiatan TNI AD. 

"Kami akan evaluasi betul semua jajaran kami yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang sama atau kegiatan berisiko lainnya untuk tidak melibatkan masyarakat. Bahkan, ke aktivitas yang sifatnya administratif sekalipun," ujar Wahyu. 

Salah satu poin evaluasi terkait aktivitas pemusnahan amunisi, yakni semua unsur dari TNI AD akan dilibatkan.

"Jadi, akan ada polisi militer, ada (tim) kesehatan, peralatan, dan perbekalan serta angkutan," tutur dia. 

Dengan begitu, penyiapan logistik bagi personel TNI yang bermalam di titik pemusnahan dilaksanakan langsung oleh pihaknya. Mereka tidak lagi melibatkan masyarakat dalam aktivitas itu. 

"Ada juga pelibatan satuan ZENI nantinya dalam kegiatan penghancuran (amunisi)," kata dia.

2. Insiden di Garut jadi tanggung jawab kepala gudang amunisi yang ikut gugur

Kolonel Cpl Antonius Hermawan jadi korban insiden ledakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Ketika ditanyakan siapa pihak yang seharusnya dimintai pertanggungjawabannya dalam insiden ledakan amunisi di Garut, Wahyu menyinggung nama Kepala Gudang Pusat Amunisi III di Cakung, Kolonel Cpl Antonius Hermawan. Sebab, amunisi yang dimusnahkan merupakan inventaris dari gudang tersebut. Namun, Antonius ikut gugur bersama 12 korban lainnya. 

"Kami prihatin dan berduka cita karena keputusan berkaitan dengan pelibatan warga sipil seharusnya disampaikan oleh ketua tim gudang pusat amunisi III yang sudah almarhum. Sehingga, tentu TNI AD juga harus bersikap bijak untuk mencoba melihat sisi kondisi tersebut," kata Wahyu. 

Kini, kata Wahyu, yang menjadi fokus penting adalah melakukan evaluasi sehingga hal serupa tidak terjadi di masa mendatang.

"Kemudian, bagaimana kami bisa meminimalisasi jatuhnya korban dari semua unsur," ucap dia.

3. TNI AD temukan serpihan telepon seluler di titik pemusnahan amunisi

Ilustrasi ngecharge handphone (pexels.com/Julio Lopez)

Wahyu mengatakan, tim investigasi sempat menemukan serpihan telepon seluler di titik pemusnahan amunisi. Itu bisa menjadi salah satu poin yang dianalisis oleh laboratorium bisa menjadi pemicu gelombang elektromagnetik dan memunculkan arus listrik sehingga dapat memicu terjadinya ledakan detonator secara tiba-tiba. 

"Kita tidak busa berbicara ke-13 (korban) memegang HP, ya. Kita bicara 1/3 kekuatan dari para korban itu pegang HP saja, itu sudah menimbulkan gelombang elektromagnetik yang cukup tinggi," kata Wahyu. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Deti Mega Purnamasari
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us