TNI AU Trending di Twitter Usai Anggotanya Injak Kepala Warga di Papua

Jakarta, IDN Times - Aksi dua prajurit TNI Angkatan Udara (AU) viral di media sosial. Mereka dianggap melakukan tindakan arogan saat melerai aksi keributan di sebuah warung di Jalan Mandara, Merauke, Papua.
Saat itu, seorang anggota TNI AU menginjak kepala seorang warga saat mencoba melumpuhkannya. Akibat peristiwa itu, Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo meminta maaf. Permintaan maaf itu diunggah melalui akun Twitter TNI AU.
Usai peristiwa itu, TNI AU menjadi trending di Twitter. Hingga Rabu (28/7/2021) pukul 09.53 WIB, ada 8.522 cuitan tentang TNI AU. Apa saja komentar warganet?
1. Warganet anggap perilaku dua anggota TNI AU itu brutal

Sejumlah warganet geram dengan adanya tindakan yang dilakukan dua anggota TNI AU yang melakukan kekerasan. Warganet menganggap tindakan dua anggota TNI itu brutal.
"Memakai istilah insiden salah paham untuk kejadian menginjak kepala warga yg dilakukan anggota TNI AU menurut saya sangat tidak tepat dan Itu lebih dari sekedar insiden salah paham, tapi sebuah kebrutalan dan penghinaan yang di lakukan oleh Anggota TNI AU," kata @kopiiXXX.
Kemudian, warganet lainnya bertanya mengenai alasan menginjak kepala. Dia membandingkan dengan kasus kejahatan lain yang dilakukan oleh pejabat negara.
"Kenapa mesti di injak sih pa kepalanya, bapak-bapak salah injek aja sebenernya, koruptor bansos dong pa yang seharusnya bapak injak kepalanya," ujar @rudyXXX.
2. TNI AU akan mengevaluasi pembinaan anggota

Sebelumnya, Komandan Lanud J.A.Dimara Kolonel Herdy Arief Budiyanto menjelaskan, kedua oknum TNI AU yang menginjak kepala seorang tunawicara, Steven, saat ini sedang dalam proses penyelidikan Lanud Merauke. Mereka adalah Serda Dimas dan Prada Vian.
Atas kejadian ini, TNI AU akan mengevalusi pembinaan personel agar tidak terjadi lagi peristiwa serupa di Ibu Pertiwi.
“Saya berharap dengan kejadian ini tentunya kami inginkan tidak ada persepsi yang lain di mana kejadian kemarin telah diselesaikan dengan pihak keluarga dan pihak yang bersangkutan,” ujarnya.
3. Wabup Meruke: jangan diperbesar masalah ini

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Merauke H. Riduwan mengajak seluruh masyarakat untuk mengendalikan diri dan tidak terprovokasi dengan menjadikan isu ini sebagai isu rasisme.
“Mari kita semua meredam jangan diperbesar masalah ini ibarat api dikasih bensin, mari semua sejuk dan menyejukkan,” ujarnya.