Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UNESCO Akui 16 Warisan Budaya Indonesia Takbenda, Berikut Daftarnya!

Kebaya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (dok. Kemlu RI)
Kebaya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (dok. Kemlu RI)

Jakarta, IDN Times - Indonesia kembali memperlihatkan kekayaan budayanya di pentas internasional. Kali ini, UNESCO telah mengakui 16 warisan budaya tak benda dari Tanah Air, mencerminkan keberagaman dan kekayaan tradisi yang dimiliki.

Berdasarkan Konvensi UNESCO 2003, Warisan Budaya Takbenda (WBTb) adalah berbagai praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan, dan ruang-ruang budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi, menciptakan rasa identitas berkelanjutan dan menghargai kreativitas manusia.

Dari teater wayang hingga kolintang, setiap warisan budaya ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negeri dengan kekayaan budaya yang tak ternilai. Berikut adalah 16 warisan budaya tak benda Indonesia yang diakui UNESCO.

1. Teater boneka wayang: Warisan seni bertutur sejati

ilustrasi wayang kulit di desa wukirsari (wukirsari.bantulkab.go.id)
ilustrasi wayang kulit di desa wukirsari (wukirsari.bantulkab.go.id)

Wayang, salah satu warisan budaya tertua Indonesia, telah mendapatkan pengakuan UNESCO pada 2008. Teater boneka yang memukau ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan media penceritaan yang kompleks, memadukan seni visual, musik, sastra, dan filosofi kehidupan.

Ki dalang tidak hanya sekadar pemain boneka, tetapi juga seorang seniman yang mentransformasikan nilai-nilai moral dan kearifan lewat gerakan dan tuturan. Setiap pertunjukan wayang adalah sebuah perjalanan spiritual yang menghubungkan masa lalu, kini, dan akan datang dalam harmoni budaya yang mendalam.

2. Keris Indonesia: Senjata sakral penuh makna

Pameran dan bursa keris yang digelar di Balai Kalurahan Gilangharjo Pandak Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)
Pameran dan bursa keris yang digelar di Balai Kalurahan Gilangharjo Pandak Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Keris, lebih dari sekadar senjata, adalah pusaka bernyawa yang menyimpan filosofi mendalam dalam setiap lekuk dan pola metalnya. UNESCO mengakui keris sebagai warisan budaya takbenda pada 2008, mengakui kompleksitas seni pembuatan dan makna simbolis yang terkandung di dalamnya.

Setiap keris memiliki kepribadian tersendiri, dengan bilah yang dipahat dengan teknik adegan hingga mendapatkan motif dan karakteristik unik. Para empu keris tidak sekadar pandai besi, melainkan seniman spiritual yang menghadirkan kisah leluhur melalui karya mereka.

3. Batik Indonesia: Seni lukis di atas kain

ilustrasi perempuan membuat batik di Keraton Yogyakarta (unsplash.com/Camille Bismonte)
ilustrasi perempuan membuat batik di Keraton Yogyakarta (unsplash.com/Camille Bismonte)

Batik, seni dekoratif tekstil yang memukau, diakui UNESCO pada 2009 sebagai warisan budaya tak benda. Teknik membatik yang rumit ini melibatkan proses melukis kain dengan lilin dan pewarna, menciptakan pola-pola indah yang menceritakan budaya dan sejarah.

Setiap motif batik memiliki makna filosofis tersendiri, dari motif keraton yang melambangkan kekuasaan hingga motif pedesaan yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. Batik bukan sekadar pakaian, tetapi narasi visual yang hidup dari warisan budaya Indonesia.

4. Pendidikan dan pelatihan batik: Melestarikan warisan melalui generasi muda

Para mahasiswa ini antusias mencetak daun dan bunga kedalam kain dalam pembuatan batik ecoprint, Senin (11/11/2024).(IDN Times/Cokie Sutrisno)
Para mahasiswa ini antusias mencetak daun dan bunga kedalam kain dalam pembuatan batik ecoprint, Senin (11/11/2024).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Pada 2009, UNESCO mengakui program pendidikan dan pelatihan warisan budaya tak benda Batik Indonesia sebagai praktik penjagaan yang baik. Program ini mencakup siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Politeknik, yang bertujuan melestarikan seni batik secara komprehensif.

Kolaborasi dengan Museum Batik Pekalongan menjadi kunci keberhasilan program ini, di mana para siswa tidak sekadar mempelajari teknik membatik, tetapi juga memahami filosofi, sejarah, dan makna mendalam dari setiap motif batik. Melalui pendidikan, warisan budaya batik diwariskan secara berkelanjutan kepada generasi muda Indonesia.

5. Angklung Indonesia: Musik bambu yang harmonis

Angklung ( Onotrapokenifla, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Angklung ( Onotrapokenifla, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Angklung, alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, menjadi warisan budaya UNESCO pada 2010. Instrumen musik yang unik ini mampu menghasilkan nada-nada merdu melalui gelengan pemain, menciptakan musik yang lembut dan menyentuh.

Sejarah angklung tidak sekadar tentang musik, tetapi juga tentang solidaritas dan komunikasi antarbudaya. Alat musik ini telah menjadi simbol persatuan, mampu dimainkan secara kolektif dan menghadirkan harmonisasi yang mempererat hubungan masyarakat.

6. Tari Saman: Tarian pemersatu dari Tanah Gayo

Tari Saman, tarian tradisional khas Aceh (Dok. Duta Saman Institute)
Tari Saman, tarian tradisional khas Aceh (Dok. Duta Saman Institute)

Tari Saman dari Aceh, diakui UNESCO pada 2011, adalah bentuk seni pertunjukan yang menakjubkan. Tarian ini menampilkan sekelompok penari yang duduk berderet, bergerak secara serentak dengan gerakan tangan dan tubuh yang presisi.

Lebih dari sekadar pertunjukan, Tari Saman adalah media komunikasi budaya yang kaya makna. Gerakan-gerakannya mengandung nilai-nilai pendidikan, filosofi kehidupan, dan solidaritas masyarakat Gayo, menjadikannya lebih dari sekadar tarian.

7. Noken: Tas multifungsi warisan Papua

https://www.pojokpapua.id/2022/12/07/noken-mappi-gunakan-bahan-mahal-kayu-gaharu/
https://www.pojokpapua.id/2022/12/07/noken-mappi-gunakan-bahan-mahal-kayu-gaharu/

Noken, tas tradisional masyarakat Papua yang dirajut atau diikat, mendapatkan pengakuan UNESCO pada 2012. Bukan sekadar aksesori, Noken adalah cerminan budaya dan kearifan lokal masyarakat Papua dalam menciptakan barang fungsional.

Proses pembuatan Noken membutuhkan keterampilan turun-temurun, dengan teknik tenun dan ikat yang kompleks. Tas ini tidak hanya digunakan untuk membawa barang, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam berbagai upacara adat dan kehidupan sehari-hari masyarakat Papua.

8. Tiga tari tradisional Bali: Harmoni spiritual

Ilustrasi tari Bali. (IDN Times/Yuko Utami)
Ilustrasi tari Bali. (IDN Times/Yuko Utami)

Tiga genre tari Bali (Wali, Bebali, dan Balih-balihan), diakui UNESCO pada 2015 sebagai warisan budaya tak benda yang kompleks. Setiap genre memiliki fungsi dan makna spiritual yang berbeda dalam kehidupan masyarakat Bali, mulai dari tari sakral hingga tari hiburan.

Tari Wali bersifat religius dan dilakukan dalam upacara keagamaan, Bebali digunakan dalam konteks ritual semi-sakral, sementara Balih-balihan merupakan tari hiburan. Ketiganya mencerminkan filosofi keseimbangan dan harmonisasi dalam budaya Bali yang adiluhung.

9. Pinisi: Seni bahari Sulawesi Selatan

Pengunjung melihat kapal Pinisi yang sandar di Anjungan Tugu MNEK di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (24/7/2024).  ANTARA FOTO/Arnas Padda/nz
Pengunjung melihat kapal Pinisi yang sandar di Anjungan Tugu MNEK di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (24/7/2024). ANTARA FOTO/Arnas Padda/nz

Pinisi, seni membangun kapal tradisional dari Sulawesi Selatan, diakui UNESCO pada 2017 sebagai warisan budaya maritim. Proses pembuatan kapal ini bukan sekadar teknik pembangunan, melainkan sebuah ritual dan filosofi hidup masyarakat pelaut.

Setiap tahapan pembuatan Pinisi dilakukan dengan ritual dan perhitungan detail, mulai dari pemilihan kayu hingga proses pembangunan. Para pembuat kapal tidak sekadar tukang kayu, tetapi penerus tradisi leluhur yang menjaga warisan bahari Indonesia.

10. Tradisi Pencak Silat: Seni bela diri Nusantara

ilustrasi seni bela diri khas Indonesia, pencak silat (pexels.com/Pok Rie)
ilustrasi seni bela diri khas Indonesia, pencak silat (pexels.com/Pok Rie)

Pencak Silat, diakui UNESCO pada 2019, adalah lebih dari sekadar seni bela diri. Ia merupakan warisan budaya yang mencakup filosofi, etika, estetika, dan spiritualitas masyarakat Nusantara.

Tradisi ini tidak hanya tentang teknik bertarung, tetapi juga pendidikan moral, pengembangan karakter, dan pembentukan kepribadian luhur. Setiap gerakan pencak silat mengandung nilai-nilai keberanian, ketangguhan, dan kebijaksanaan yang diwariskan secara turun-temurun.

11. Pantun: Sastra lisan Melayu penuh makna

Pantun Kemerdekaan (IDN Times/M. Tarmizi Mudianto)
Pantun Kemerdekaan (IDN Times/M. Tarmizi Mudianto)

Pantun, diakui UNESCO pada 2020 bersama Malaysia, adalah bentuk puisi tradisional yang memiliki struktur baku dan makna filosofis mendalam. Empat baris yang saling terkait ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan seni berkomunikasi yang penuh nuansa.

Setiap bait pantun mengandung pesan moral, nasihat, atau ungkapan perasaan yang disampaikan secara halus dan estetis. Tradisi pantun menunjukkan kehalusan berkomunikasi masyarakat Melayu, di mana maksud disampaikan dengan keindahan bahasa dan metafora.

12. Gamelan: Orkestra tradisional Nusantara

Gamelan dari perunggu yang diproduksi oleh petani dari Gilangharjo Pandak Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)
Gamelan dari perunggu yang diproduksi oleh petani dari Gilangharjo Pandak Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Gamelan, diakui UNESCO pada 2021, adalah sistem musik ensemble yang kompleks dan unik dari Indonesia. Instrumen musik tradisional ini tidak sekadar alat musik, tetapi representasi filosofi kebersamaan dan harmoni masyarakat Nusantara.

Setiap instrumen dalam gamelan memiliki peran dan karakter tersendiri, namun tetap saling melengkapi dalam kesatuan musik yang utuh. Gamelan mencerminkan nilai-nilai musyawarah dan keseimbangan dalam budaya Indonesia, di mana setiap elemen memiliki kontribusi penting.

13. Jamu: Warisan kesehatan tradisional

ilustrasi jamu (freepik.com/jcomp)
ilustrasi jamu (freepik.com/jcomp)

Budaya kesehatan Jamu, diakui UNESCO pada 2023, adalah sistem pengobatan tradisional yang telah berkembang selama berabad-abad. Lebih dari sekadar ramuan herbal, jamu adalah filosofi kesehatan holistik yang memadukan pengobatan, spiritualitas, dan pengetahuan alam.

Setiap ramuan jamu memiliki resep turun-temurun yang diwariskan secara lisan, menggunakan bahan-bahan alami dengan kombinasi yang rumit. Pengetahuan tentang jamu bukan sekadar pengobatan, tetapi juga representasi hubungan manusia dengan alam dan warisan budaya nenek moyang.

14. Reog Ponorogo: Tarian mistis penuh kekuatan

Reog Ponorogo resmi masuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (dok. KBRI Paris)
Reog Ponorogo resmi masuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (dok. KBRI Paris)

Reog Ponorogo, diakui UNESCO pada 2024, adalah pertunjukan seni tradisional yang menggabungkan tari, musik, dan drama dengan kostum spektakuler. Tarian ini memiliki sejarah panjang yang terkait dengan mitos keprajuritan dan kekuatan supernatural.

Pertunjukan Reog tidak sekadar hiburan, tetapi juga merupakan ritual budaya yang menceritakan legenda kepahlawanan dan kekuatan spiritual. Topeng raksasa bermahkota yang menjadi ikon utama Reog melambangkan kekuatan dan keberanian masyarakat Ponorogo.

15. Kebaya: Busana tradisional multinasional

Kebaya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (dok. Kemlu RI)
Kebaya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (dok. Kemlu RI)

Setelah pantun, Kebaya merupakan budaya multinasional yang diakui UNESCO pada 2024 bersama empat negara Asia Tenggara lainnya yaitu Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kebaya lebih dari sekadar pakaian. Ia adalah simbol identitas, kebanggan, dan sejarah perjuangan perempuan di wilayah Nusantara.

Setiap jahitan dan desain kebaya menceritakan kisah budaya, tradisi, dan evolusi fashion di Indonesia. Dari model tradisional hingga kontemporer, kebaya tetap menjadi ikon busana yang merepresentasikan keanggunan dan kekayaan budaya Indonesia.

16. Kolintang: Musik tradisional Sulawesi Utara

Alat musik Kolintang (Indonesiakaya.com)
Alat musik Kolintang (Indonesiakaya.com)

Kolintang, diakui UNESCO pada 2024, adalah alat musik perkusi tradisional dari Sulawesi Utara yang memiliki sejarah panjang. Instrumen musik yang terbuat dari kayu ini memiliki nada-nada unik yang mencerminkan kekayaan musikal Indonesia.

Kolintang mendapatkan pengakuan UNESCO melalui skema extention karena sebelumnya Mali, Burkina Faso, dan Pantai Gading telah mendaftarkan alat musik serupa bernama Balafon.

Proses pembuatan kolintang membutuhkan keahlian khusus, dengan pemilihan kayu dan pengolahan yang teliti. Setiap instrumen memiliki karakter suara tersendiri, mencerminkan keragaman budaya dan kreativitas masyarakat Sulawesi Utara.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
fredlina nayla sahla
Dwifantya Aquina
fredlina nayla sahla
Editorfredlina nayla sahla
Follow Us