Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Varian Baru Buat COVID-19 Melonjak Lagi, Kemenkes: Dinamika Pandemik

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril (youtube.com/FMB9ID_IK)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 merupakan bagian dari dinamika pandemik.

Meski demikian, Syahril mengakui kenaikan kasus yang terjadi sepekan terakhir dipengaruhi subvarian baru Omicron, BA.4 dan BA.5.

"Kami tetap kendalikan, jangan sampai seperti peristiwa tahun lalu, karena Delta dan Omicron (kasus) melonjak," katanya dalam dialog "Awas, Omicron Kembali Mengintai Indonesia" yang disiarkan virtual di YouTube FMB9, Kamis (16/6).

1. Lima provinsi dengan kasus COVID-19 tertinggi

Warga berkendara di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Syahril mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 mulai terjadi sejak 10 Juni 2022, sebanyak 627 kasus. Tiga hari kemudian, sempat turun, dan dua hari terakhir naik lagi hingga 1.242 kasus pada Rabu (15/6/2022).

"Ada lima provinsi dengan angka kasus tertinggi secara nasional, di antaranya Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," terangnya.

2. Positivity rate di Indonesia masih di bawah standar WHO

ilustrasi nakes kelelahan setelah memberikan pelayanan pasien positif COVID-19 (IDN Times/Ervan)

Syahril menambahkan, meski angka kasus naik, namun positivity rate di Indonesia masih di bawah standar WHO, yakni 2,1 persen.

"Jadi walaupun saat ini ada kenaikan kasus, tetapi tidak terlalu menjadi lonjakan. Orang yang masuk rumah sakit itu masih rendah, kematian juga masih rendah," katanya.

3. Kenaikan kasus tidak separah varian sebelumnya

Pasien mengintip suasana luar gedung dari balik jendela ruang perawatan di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020) (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Menurut Syahril, kondisi ini menunjukan jika kenaikan kasus akibat varian baru tersebut tidak separah Omicron yang sebelumnya. Syahril mengatakan, saat ini pengendalian yang dilakukan adalah penguatan tiap individu agar tidak terinfeksi tertular.

"Apabila terinfeksi pun, tidak menjadi berat dan hanya dilakukan isolasi mandiri, sehingga kita bisa mengurangi hospitalisasi yang masuk di rumah sakit," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us