Viral #KaburAjaDulu, Indonesia Bisa Rugi Besar

- Migrasi generasi muda ke luar negeri merugikan negara
- Perlu mengubah struktur gaji untuk mempertahankan SDM terdidik di Indonesia
Jakarta, IDN Times - Ahli Matematika Iklim dari Universitas Exeter Inggris, Ida Bagus Mandhara Brasika, mengatakan, migrasi generasi muda ke luar negeri, jika masif terjadi akan merugikan negara.
Meski begitu, menurut dia, tagar KaburAjaDulu menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat terdidik yang mendapat fasilitas pendidikan layak dan ingin mendapat kesejahteraan selain di Indonesia.
Tagar KaburAjaDulu viral di media sosial sebagai bentuk frustrasi warganet terhadap situasi di Indonesia. Apalagi, lembaga pemantau media sosial, Drone Emprit memantau gejolak yang timbul dari #KaburAjaDulu banyak diunggah oleh generasi Z dan milenial.
"Kalau konteksnya adalah solusi bagi individu, tentu ini adalah cara terbaik bagi SDM yang terdidik, tapi kalau dalam konteks sebuah negara ini tentu kerugian besar. Karena seperti yang sudah saya sampaikan tadi, negara jadi kesulitan untuk mengembangkan industri apa pun karena SDM yang dibutuhkan tidak tersedia," kata dia kepada IDN Times, dikutip Selasa (18/2/2025).
1. Dorong pemerintah ubah struktur gaji di Indonesia

Guna mengatasi ketidakpuasan anak muda dan mendorong mereka untuk tetap berkontribusi di Indonesia, Ida menilai, dengan mengubah struktur gaji di Indonesia.
Pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan pendidikan tinggi dan berpengaruh langsung ke pendidikan seperti guru, dosen dan peneliti, menurut dia harus dibuat layak.
"Gajinya harus dibuat sangat cukup untuk menyejahterakan sehingga mereka yang merasa terdidik merasa bisa hidup cukup dengan bekerja serius di Indonesia. Ini akan jadi pintu gerbang awal menyerap SDM berkualitas tinggi Indonesia," kata dia.
2. Atasi dengan ubah fokus utama perguruan tinggi dan efisiensi anggaran tepat guna

Selain itu, harus ada perubahan fokus utama perguruan tinggi, daripada hanya sekadar menghasilkan sarjana sebanyak-banyaknya. Menurut Ida, lebih baik fokus perguruan tinggi adalah menghasilkan ilmu pengetahuan yang nantinya berhilir pada inovasi membangun industri.
"Ketiga, tentu efisiensi anggaran yang tepat guna. Memangkas berbagai pengeluaran terutama untuk pejabat. Karena dengan ini maka kesenjangan akan berkurang. Secara alami dengan kebijakan ini, orang-orang yang mau jadi pejabat karena ingin fasilitas negara akan berkurang. Lalu akan tergantikan oleh orang-orang yang memang komitmen mau memajukan negara," kata dia.
3. Pemerintah gagal sediakan peluang kerja layak

Ida berpandangan, munculnya fenomena #KaburAjaDulu menunjukkan bahwa pemerintah telah gagal menyediakan peluang kerja layak bagi generasi muda terdidik.
"Kalau sekadar bekerja, tentu generasi muda apalagi yang terdidik bisa saja mendapatkan di Indonesia. Tapi yang mereka butuhkan tentu pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi mereka dengan upah atau gaji yang cukup mensejahterakan dan tanpa mengorbankan idealisme," kata dia.