Zulhas Didapuk Jadi Ketum PAN Lagi, Begini Responsnya
- Zulhas mendapat dukungan dari 38 DPW PAN untuk kembali jadi Ketum.
- Ia menganggap amanah tersebut sebagai kehormatan sekaligus beban dan tanggung jawab.
- PAN ingin masyarakat bersatu tanpa membeda-bedakan pilihan politik usai Pilpres Februari 2024.
Jakarta, IDN Times - Zulkifli Hasan alias Zulhas menanggapi dukungan dari semua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN), yang memintanya untuk kembali menjabat sebagai ketua umum partai berlambang matahari putih itu. Ia mengaku menyambut baik dukungan dari 38 DPW tersebut.
"Tentu kan DPW-DPD karena hari ini rakernas tentu banyak dibahas, salah satu keinginannya ya itu tadi ya," kata Zulhas saat ditemui di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN Keempat di DPP PAN, Jakarta Selatan, Sabtu (29/6/2024).
1. Sebuah kehormatan tapi juga beban
Zulhas menuturkan, amanah yang diberikan tersebut merupakan sebuah kehormatan sekaligus beban dan tanggung jawab.
"Tentu kalau kader mengusulkan sesuatu kita kehormatan, tapi juga beban kan, tanggung jawab yang besar, nanti kita lihat lah di kongres," ujarnya.
2. Seluruh DPW PAN sepakat dukung Zulhas
Sebagai informasi, Seluruh DPW PAN telah menyerahkan dukungan kepada Zulhas untuk kembali menjabat Ketua Umum PAN. Dukungan tersebut pun sudah lengkap diberikan dari 38 DPW yang ada.
"Dua puluh satu (21) DPW sudah menyerahkan (lebih dulu), ini 17 DPW," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto dalam Rakernas ke-4, di DPP PAN.
3. Zulhas ajak masyarakat bersatu dan move on dari polemik Pilpres 2024
Dalam sambutannya, Zulhas mengajak seluruh masyarakat untuk move on dari Pilpres 2024. PAN ingin masyarakat bersatu tanpa membeda-bedakan pilihan politik pada pilpres Februari lalu.
"Saya mengajak rakyat Indonesia, kita semua, move on, bahwa proses politik sudah selesai. Saatnya kita bersama-sama bersatu kembali, apakah pendukung 01, 02, 03," ucap Zulhas.
Zulhas meyakini, persatuan merupakan kunci utama Indonesia menuju negara maju. Ia pun mengingatkan kepada masyarakat Indonesia agar tidak terpecah belah.
"Sebagai negara besar, salah satu kunci bagi kita untuk menjadi negara maju adalah bersatu, kerja sama, karena kelemahan kita dari dulu, ratusan tahun dijajah, pecah belah salah satu sebab karena penjajah atau orang lain mampu memecah belah kita," ujarnya.
Zulhas berharap, sejarah Indonesia di masa lalu bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tidak terulang kembali usai Pilpres 2024. Sebab, dibutuhkan kerja sama untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas.
