Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Afrika Selatan Terjunkan Militer untuk Atasi Kerusuhan 

Suasana demonstrasi menuntut dibebaskannya mantan Presiden Jacob Zuma. (twitter.com/SiveXaluva)

Johannesburg, IDN Times - Pemerintah Afrika Selatan memutuskan untuk menerjunkan pasukan militer ke dua provinsi dengan kasus kerusuhan terbesar. Penerjunan ini diharapkan dapat menstabilkan kembali situasi di beberapa wilayah yang terdampak besar kerusuhan. 

Sejak beberapa hari terakhir kerusuhan sudah terjadi di Afrika Selatan setelah Kantor Kejaksaan resmi memberikan hukuman penjara kepada mantan Presiden Jacob Zuma atas kasus korupsi. 

1. Personil militer Afrika Selatan diterjunkan ke Gauteng dan KwaZulu-Natal

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada hari Senin (12/07/2021) sudah memerintahkan penerjunan militer ke dua provinsi paling terdampak kerusuhan, yakni Gauteng dan KwaZulu-Natal. Diterjunkannya personil militer dikarenakan kerusuhan yang belum menunjukkan akan berakhir. 

Sementara penyebab utama kerusuhan akibat pendukung mantan Presiden Jacob Zuma yang menolak hukuman pada Zuma. Provinsi Gauteng merupakan wilayah dengan dua kota besar, yakni Johannesburg dan Pretoria, sedangkan Provinsi KwaZulu-Natal adalah tempat kelahiran mantan Presiden Zuma, dilansir dari RT

2. Kerusuhan sebabkan beberapa tewas dan ratusan orang ditangkap

Dilaporkan dari BBC, insiden kerusuhan yang terjadi di KwaZulu-Natal dan Gauteng telah menyebabkan setidaknya enam orang tewas. Bahkan pihak kepolisian yang berusaha mengamankan situasi sudah menangkap hampir 500 orang yang terlibat aksi pengrusakan dan penjarahan toko. 

Kerusuhan yang dilakukan simpatisan mantan Presiden Jacob Zuma ini sudah menyebabkan kerusakan properti dan penjarahan sejumlah mall. Bahkan pada hari Senin (12/07/2021) Brookside Mall yang terletak di Pietermaritzburg dibakar massa dan sempat mengalami kebakaran hebat, dikutip dari RT

3. Presiden Jacob Zuma ditahan setelah dituduh terlibat gratifikasi

Mantan Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma. (twitter.com/joy_zelda)

Dikutip dari Reuters, Jacob Zuma pada bulan lalu sudah dikenai hukuman lantaran tidak bersedia memberikan bukti ke pengadilan konstitusi untuk menginvestigasi korupsi tingkat tinggi pada masa kepemimpinannya. Penahanan ini bisa dilakukan setelah adanya pelegalan untuk menghukum semua politisi termasuk presiden. 

Zuma sebelumnya selalu menolak tudingan terlibat kasus korupsi yang memperbolehkan tiga pebisnis kelahiran India, Atul, Ajay dan Rajesh Gupta untuk mengambil sumber daya negara dan mempengaruhi kebijakan pemerintahan. Namun Zuma dan tiga Gupta bersaudara sudah pergi ke luar negeri setelah adanya tudingan tersebut. 

Bahkan Zuma juga menghadapi kasus korupsi sebesar 2 juta dolar AS terkait perjanjian persenjataan pada 1999, ketika ia menjadi deputi presiden. Namun Ia juga menolak pernah terlibat dalam kasus tersebut. 

Sejak lepas dari rezim apartheid di Afrika Selatan, belum pernah ada presiden yang dikenai hukuman penjara. Bahkan pengikut setia Zuma sudah berkumpul di rumahnya untuk mencegah mantan presiden itu ditangkap oleh petugas kepolisian.

Sementara pendukung mantan presiden menuduh pengadilan sudah dipolitisasi, serta mengkritik bahwa tidak ada seorang pun yang berada di atas hukum. Sebelumnya Zuma juga sudah memberikan komentar bahwa Afrika Selatan sedang kembali pada masa apartheid dan penahanannya pada masa pandemik dapat beresiko bagi hidupnya, dilansir dari RT

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us