Apa Itu SCO? Mengenal Organisasi yang Gelar KTT ke-25 di China

- SCO adalah organisasi multilateral yang awalnya terdiri dari enam negara dan kini telah berkembang menjadi 10 anggota penuh serta memiliki dua negara pemantau dan 14 mitra dialog.
- KTT SCO 2025 di Tianjin menghadirkan format khusus "SCO Plus" dengan kehadiran negara-negara di luar struktur SCO, menunjukkan peran organisasi sebagai platform inklusif untuk membahas tantangan global bersama.
- China mendorong SCO untuk fokus pada pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, kesehatan publik, perubahan iklim, pembangunan hijau, industrialisasi, hingga ekonomi digital sebagai bagian dari kerja sama global dalam tema "Tahun Pembangunan Berkelanjutan SCO."
Jakarta, IDN Times – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Shanghai atau Shanghai Cooperation Organization (SCO) ke-25 digelar di Tianjin, China, pada 31 Agustus hingga 1 September 2025. Melansir ANTARA, pertemuan ini menjadi KTT terbesar dalam sejarah SCO sekaligus kelima kalinya Tiongkok menjadi tuan rumah.
China saat ini menjabat sebagai presiden bergilir SCO periode 2024–2025. Untuk mendukung jalannya acara, hampir 1.000 sukarelawan dari universitas setempat diterjunkan, mencakup layanan diplomatik, tanggap darurat, hingga bahasa.
Tema utama KTT tahun ini adalah “Tahun Pembangunan Berkelanjutan SCO” yang menekankan pentingnya kerja sama global di bidang ekonomi, lingkungan, dan teknologi.
1. Apa itu SCO?

Shanghai Cooperation Organization (SCO) awalnya dibentuk oleh enam negara, yaitu China, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan. Seiring berjalannya waktu, keanggotaan SCO meluas dengan bergabungnya India dan Pakistan (2017), Iran (2023), serta Belarus (2024), sehingga kini terdapat 10 anggota penuh.
Selain itu, SCO juga memiliki dua negara pemantau yaitu Mongolia dan Afghanistan, serta 14 mitra dialog seperti Turki, Mesir, Arab Saudi, hingga Uni Emirat Arab. Dengan cakupan yang luas, SCO menjadi salah satu organisasi multilateral terbesar di dunia dari segi jumlah populasi dan wilayah.
2. KTT SCO 2025 di Tianjin

KTT tahun ini menghadirkan format khusus “SCO Plus” yang dipimpin langsung oleh Presiden China, Xi Jinping. Pertemuan ini tidak hanya dihadiri anggota tetap, pemantau, dan mitra dialog, tetapi juga negara-negara di luar struktur SCO, termasuk Indonesia, Laos, Malaysia, dan Vietnam.
Sejarawan hubungan internasional, Prof. Zhang Wei, menegaskan, “Kehadiran negara-negara di luar anggota SCO menunjukkan bahwa organisasi ini semakin berperan sebagai platform inklusif untuk membahas tantangan global bersama.”
3. Fokus agenda dan kerja sama

Dalam keketuaannya, China mendorong SCO untuk melanjutkan berbagai inisiatif global, termasuk pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, kesehatan publik, perubahan iklim, pembangunan hijau, industrialisasi, hingga ekonomi digital.
Dengan cakupan tema yang luas, SCO menegaskan dirinya sebagai forum yang tidak hanya membahas keamanan, tetapi juga pembangunan berkelanjutan dan kolaborasi ekonomi. Langkah ini dinilai dapat memperkuat posisi SCO sebagai penyeimbang tatanan global yang saat ini didominasi oleh Barat.