AS Gelontorkan Bantuan Baru untuk Ukraina Rp11,5 Triliun

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengumumkan bahwa pemerintahan Joe Biden akan memberi paket bantuan militer baru untuk Ukraina senilai 725 juta atau Rp11,5 triliun.
AS adalah pemasok utama senjata untuk Ukraina. Paket bantuan militer terbaru itu untuk memperkuat pertahanan dan melindungi infrastruktur nasional yang penting bagi Ukraina.
Bantuan tersebut muncul saat Blinken dijadwalkan melakukan pertemuan Menteri Luar Negeri NATO di Brussel, Belgia. Selama pertemuan, Blinken membahas keamanan trans-atlantik, termasuk dukungan untuk Ukraina.
1. Jenis senjata yang akan dikirim AS ke Ukraina

Di penghujung pemerintahan Biden, Washington berupaya mengirim peralatan militer ke Ukraina segera. Paket bantuan militer terbaru terdiri dari berbagai jenis senjata.
Dilansir dari The Guardian, paket tersebut mencakup rudal anti-udara Stinger, senjata anti-drone, peluru artileri, amunisi roket HIMARS jarak jauh, rudal anti-tank, serta suku cadang dan bantuan lain untuk peralatan tempur yang rusak.
Senjata lainnya adalah ranjau anti-personel untuk membantu Ukraina menstabilkan garis pertahananannya di timur, termasuk di Kursk.
"Presiden telah memerintahkan Departemen Pertahanan untuk segera mengirimkan materil ke Ukraina, untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri," kata Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, pada Senin (2/12/2024).
2. AS masih memiliki sekitar Rp111 triliun untuk bantu Ukraina
Sullivan menjelaskan, saat ini hingga pertengahan Januari 2025, AS akan mengirim ratusan ribu peluru artileri tambahan, ribuan roket tambahan dan peralatan lain untuk membantu pertahanan Ukraina.
Trump, yang terpilih sebagai Presiden AS, telah mengancam akan menghentikan semuan bantuan terhadap Kiev. Hal ini membuat Gedung Putih memiliki sisa 7 miliar dolar (Rp111,8 triliun), dana yang disetujui Kongres sebelum jabatan Biden berakhir.
"Intinya, atas arahan presiden, kami akan menghabiskan setiap dolar yang telah dianggarkan Kongres untuk Ukraina dan untuk mengisi kembali persediaan kami," kata Pat Ryder, juru bicara Pentagon, dikutip dari Defense News.
Meski begitu, dengan sisa waktu saat ini, AS kemungkinan tidak akan dapat menghabiskan semua anggaran tersebut paling lambat pada 20 Januari, saat Trump telah mulai menjabat.
3. AS telah bantu Ukraina sekitar Rp900 triliun

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah berbicara dengan Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov. Mereka berdua membahas situasi terkini pertempuran dan informasi lonjakan bantuan keamanan AS yang akan dikirim.
Dilansir Inquirer, AS telah menggelontorkan sekitar 60 miliar dolar (Rp958,8 triliun) kepada Kiev dalam bentuk senjata, amunisi, dan bantuan keamanan lain.
Trump telah berjanji ingin segera mengakhiri perang dan telah berulang kali mengkritik kebijakan Biden yang terus mengirim uang untuk Kiev.