AS Jual Rudal Pertahanan untuk Taiwan Senilai Rp1,4 Triliun

Jakarta, IDN Times - Defense Security Cooperation Agency (DSCA) atau Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Amerika Serikat (AS) telah menyampaikan sertifikasi tentang persetujuan Departemen Luar Negeri AS untuk menjual perlengkapan rudal pertahanan Patriot ke Taiwan. Nilai transaksi tersebut diperkirakan 100 juta dolar atau sekitar Rp1,4 triliun.
Taiwan telah mengajukan permintaan perlengkapan untuk meningkatkan rudal Patriot karena Beijing telah meningkatkan provokasi di dekat wilayah teritorialnya. Permintaan itu diajukan pada tahun 2019 ketika AS masih dipimpin oleh Presiden Donald Trump.
Persetujuan penjualan perlengkapan senjata ke Taiwan itu disambut baik oleh Taipei. Mereka mengatakan sangat butuh rudal Patriot terbaru untuk menghadapi ekspansi militer China yang berkelanjutan.
1. Membantu meningkatkan keamanan dan keseimbangan militer

Secara resmi, AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Tapi AS adalah pendukung utama dalam kerja sama di berbagai bidang dengan pulau yang memerintah sendiri itu, yang diklaim Beijing sebagai bagian dari China.
Taiwan telah memerintah wilayahnya secara demokratis. Taiwan menolak untuk bersatu dengan China daratan. Untuk menghadapi kemungkinan provokasi dan aksi militer China, Taiwan mengandalkan persenjataan dari AS.
Dalam kesepakatan yang terbaru, dilansir Reuters, Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan perlengkapan dan rudal Patriot terbaru untuk Taiwan.
DSCA dalam pernyataannya menyatakan peningkatan sistem rudal itu akan "membantu meningkatkan keamanan penerima (Taiwan) dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi dan kemajuan di kawasan itu."
Badan kerja sama keamanan AS itu juga menjelaskan bahwa penjualan tersebut untuk mendukung modernisasi angkatan bersenjata Taiwan guna "mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel."
2. Rudal pertahanan Taiwan untuk hadapi ekspansi militer dan tindakan provokasi China
Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan di Selat Taiwan telah meningkat menjadi ancaman perang skala besar. Upaya China untuk menyatukan Taiwan ke dalam pemerintahan Beijing, telah menimbulkan tantangan yang lebih serius dari Taipei.
Taiwan terus melakukan modernisasi militernya dalam kemungkinan menghadapi invasi dari China. Dan AS, mitra sekaligus sekutu terkuat Taiwan, adalah negara utama penyedia persenjataan tersebut.
Dilansir Al Jazeera, Kementrian Luar Negeri Taiwan menanggapi persetujuan pembelian perlengkapan rudal Patriot tersebut. Mereka mengatakan sangat menyambut baik kabar itu.
Katanya, "dalam menghadapi ekspansi militer China yang terus berlanjut dan tindakan provokatif, negara kami akan menjaga keamanan nasionalnya dengan pertahanan yang kokoh, dan terus memperdalam kemitraan keamanan yang erat antara Taiwan dan Amerika Serikat."
Kesepakatan pembelian persenjataan rudal pertahanan dari AS, diharapkan oleh Kementrian Luar Negeri Taiwan akan selesai dalam waktu satu bulan.
3. Selain bergantung pada rudal AS, Taiwan kembangkan rudal secara lokal

Bagi China, Taiwan adalah provinsi pemberontak. Beijing mengancam akan melakukan berbagai tindakan, bahkan dengan aksi militer, jika Taipei mendeklarasikan kemerdekaan.
Tapi Taiwan terus menolak untuk bergabung dengan China. Taiwan yang telah memerintah secara demokratis selama lebih dari tiga dekade, terus meningkatkan kekuatan militernya dalam beberapa tahun terakhir untuk melindungi wilayah dari kemungkinan serangan Beijing.
Salah satu senjata pertahanan utama adalah rudal permukaan-ke-udara defensif, termasuk rudal Patriot canggih buatan AS. Taiwan bahkan memiliki berbagai versi rudal tersebut, dari yang lama sampai yang terbaru.
Taiwan yang hanya memiliki segelintir hubungan diplomatik dengan negara lain, hampir selalu kesulitan untuk mendapatkan persenjataan di pasar internasional. Karena hal itu, industri pertahanan dalam negeri telah mengembangkannya secara mandiri dan berhasil menciptakan beberapa jenis rudal, bahkan tipe ofensif.
Dalam tinjauan Missile Threat, sejauh ini Taiwan diketahui telah mengembangkan enam jenis rudal pertahanan, sekaligus yang memiliki kemampuan serang. Enam rudal tersebut adalah:
- Rudal Hsiung Feng II dengan kemampuan target 100-120 kilometer
- Rudal Hsiung Feng IIE mampu mencapai target 600 kilometer.
- Rudal Hsiung Feng III dengan kemampuan mencapai target 120-150 kilometer.
- Rudal Tien Chi yang mampu menembak target berjarak 120 kilometer.
- Rudal Wan Chien mampu mencapai target 240 kilometer.
- Rudal Yun Feng yang saat ini dalam pengembangan, adalah rudal balistik jelajah yang diperkirakan bakal memiliki jangkauan 1.200-2.000 kilometer.
Rudal balistik Yun Feng yang masih dalam pengembangan tersebut, bahkan diperkirakan tidak hanya dapat mencapai China, tapi juga mampu mencapai seluruh wilayah Filipina, Vietnam, Thailand dan sebagian Malaysia.