Aturan COVID-19 Dilonggarkan, China Perkuat Fasilitas Rumah Sakit

Jakarta, IDN Times - Usai China melonggarkan peraturan COVID-19, negara ini malah disinyalir akan menghadapi gelombang baru dari penyebaran virus COVID-19.
Di bawah kebijakan baru yang diumumkan oleh Komisi Kesehatan Nasional, frekuensi pengujian tes PCR disebut akan dikurangi.
Bahkan, orang-orang yang akan masuk dari kota satu ke kota lainnya di China kini tak perlu lagi menunjukkan bukti negatif PCR selama 48 jam terakhir.
1. China perkuat fasilitas kesehatan

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (13/12/2022), kota-kota di China kini mempercepat fasilitas rumah sakit untuk pasien yang sakit dengan tingkatan kritis.
“Setiap kota diharuskan menunjuk rumah sakit dengan fasilitas yang canggih dan memadai untuk kasus COVID-19,” kata seorang pejabat komisi kesehatan salah satu provinsi di China.
2. Antrean rumah sakit mulai mengular

Sementara itu, sejumlah video pendek beredar di media sosial menunjukkan bahwa antrean panjang terjadi di Rumah Sakit Chaoyang pada 9 Desember 2022 lalu.
Dilaporkan, satu pasien bisa menunggu hingga enam jam untuk bisa bertemu dokter. Otoritas Beijing pun membenarkan kejadian tersebut.
“Sebagian besar pasien yang tertular virus COVID-19 memilih untuk isolasi di rumah, sementara jumlah pasien demam dan flu yang dirawat di klinik, meningkat,” ujar juru bicara Komisi Kesehatan Beijing, Li Ang, dikutip dari ANTARA.
3. COVID-19 bisa melonjak saat Imlek

Pakar penyakit menular China, Profesor Zhong Nanshan, memperkirakan China akan pulih dari penyebaran virus Corona (COVID-19) pada paruh pertama 2023.
Sebelum pulih, Nanshan memprediksi China akan mengalami puncak penyebaran COVID-19 pada awal 2023.
Adapun perkiraan itu memperhitungkan mobilitas masyarakat yang akan sangat besar pada Januari-Februari 2023. Pasalnya, pada periode tersebut ada perayaan Tahun Baru Imlek, tepatnya pada 22 Januari 2023.