Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Tahapan Indonesia Jadi Anggota BRICS?

Juru bicara Kemlu RI, Roy Soemirat. (IDN Times/Sonya Michaella)
Intinya sih...
  • Indonesia mengajukan surat kepada Menlu Rusia untuk bergabung menjadi anggota BRICS.
  • Proses keanggotaan dijelaskan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Roy Soemirat, yang memaparkan tahapan interest country hingga menjadi member.
  • Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyatakan bahwa bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif dan ingin mengangkat kepentingan bersama Global South.

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Roy Soemirat menjelaskan proses Indonesia menjadi anggota BRICS. Proses keanggotaan ini juga sudah diumumkan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI Sugiono ketika menghadiri pertemuan KTT BRICS di Kazan, Rusia, pekan lalu.

“Sudah ada surat tertulis dari Menlu RI ke Menlu Rusia, agar dikomunikasikan oleh Ketua BRICS saat ini (Rusia) ke semua anggota. Ketertarikan dari negara mana pun akan dikomunikasikan,” kata Roy, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Roy menjabarkan, ada sejumlah tahapan agar Indonesia bisa sah menjadi anggota BRICS. Adapun tahapan tersebut adalah interest country, prospective member, invited member dan member.

“Saat ini Indonesia ada di tahap interest country. Ketertarikan sudah jelas, tapi masih ada step-step yang saya sebutkan tadi,” ucap dia.

1. Politik bebas aktif Indonesia

Menteri Luar Negeri RI Sugiono di KTT BRICS Rusia. (dok. Kemlu RI)

Sugiono, di KTT BRICS pekan lalu, menyatakan bahwa proses Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.

“Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata Sugiono, dalam keterangannya.

“Kita juga melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan maupun pemajuan sumber daya manusia,” ucap dia.

2. Angkat kepentingan negara berkembang

Menteri Luar Negeri RI Sugiono di KTT BRICS Rusia. (dok. Kemlu RI)

Sugiono menambahkan bahwa lewat BRICS, Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South.

“Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South,” lanjut dia.

Meski demikian, Indonesia juga bakal terus melanjutkan keterlibatannya di forum-forum lain, sekaligus juga terus melanjutkan diskusi dengan negara maju.

3. Tegaskan soal hak atas pembangunan

Menteri Luar Negeri RI Sugiono di KTT BRICS Rusia. (dok. Kemlu RI)

Sugiono juga mengajukan beberapa langkah konkret untuk memperkuat kerja sama BRICS dan Global South. Salah satunya adalah hak atas pembangunan berkelanjutan, di mana negara berkembang membutuhkan ruang kebijakan sementara negara maju harus memenuhi komitmen mereka.

“Lalu mendukung reformasi sistem multilateral agar lebih inklusif, representatif dan sesuai dengan realitas saat ini. Institusi internasional harus diperkuat dan memilih sumber daya yang memadai untuk memenuhi mandatnya,” tegas Sugiono.

Sugiono juga menyatakan bahwa BRICS bisa menjadi perekat untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us