Soal Wacana Gabung BRICS, Indonesia Diminta Tetap Jadi Jembatan Dialog

- Indonesia harus tetap menjadi jembatan dialog antarkekuatan dunia, baik di Timur maupun Barat.
- Perbaikan iklim investasi harus menjadi kunci agar keanggotaan di BRICS bisa lebih maksimal.
- Bergabungnya Indonesia dengan BRICS dapat membuka jalan transfer teknologi dan inovasi serta akses pasar-pasar non-tradisional.
Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta, menyoroti keinginan Indonesia yang mau bergabung dalam aliansi BRICS. Sukamta mengingatkan pemerintah, bergabung dengan BRICS bukan untuk berpihak kepada salah satu blok.
Hingga saat ini, sudah ada 12 negara yang menyatakan keinginan menjadi negara mitra BRICS, yaitu Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
"Indonesia harus tetap menjadi jembatan dialog antarkekuatan dunia, baik di Timur maupun Barat,” ujar Politikus PKS itu di Jakarta, Selasa (29/10/2024).
1. Indonesia harus bersiap diri sebelum jadi anggota BRICS

Sukamta meminta agar Indonesia mempersiapkan diri dengan baik sebelum resmi gabung BRICS. Adapun, BRICS Plus merupakan satu kekuatan ekonomi baru di dunia yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Dia menegaskan, perbaikan iklim investasi harus menjadi kunci yang harus diperhatikan dengan baik oleh pemerintah agar keanggotaan di BRICS bisa lebih maksimal.
Selain itu, Indonesia juga harus melakukan reformasi struktural di bidang ekonomi, peningkatan daya saing industri nasional, dan perbaikan iklim investasi.
“Perbaikan iklim investasi menjadi kunci agar Indonesia dapat memaksimalkan manfaat dari keanggotaan di BRICS,” kata dia.
Sukamta menegaskan, langkah Indonesia bergabung dengan BRICS merupakan bagian dari strategi besar untuk memperkuat kemandirian dan kedaulatan ekonomi.
“Sambil tetap menjaga keseimbangan hubungan dengan mitra tradisional di Barat," ujar dia.
2. Manfaat Indonesia bergabung BRICS

Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu memerinci berbagai manfaat yang akan diterima Indonesia jika bergabung dengan BRICS.
Salah satu peluang itu adalah peningkatan investasi asing ke Indonesia mengingat anggota BRICS merupakan gabungan dari lima ekonomi besar di dunia.
“Seperti memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan aliran investasi asing, terutama dari negara-negara seperti China dan India,” tutur dia.
Di sisi lain, Sukamta menilai bergabungnya Indonesia dengan BRICS bisa membuka jalan transfer teknologi dan inovasi. Sehingga, bisa mendukung pembangunan infrastruktur dan industri dalam negeri.
“Juga membuka jalan bagi transfer teknologi dan inovasi yang bisa mendukung pembangunan infrastruktur dan industri dalam negeri," kata dia.
3. Gabung BRICS, Indonesia bisa buka akses pasar baru

Selain itu, Sukamta menilai, aliansi BRICS dapat mewakili pasar-pasar ekonomi global yang berkembang pesat. Dengan bergabung ke BRICS Plus, Indonesia bisa memiliki akses yang lebih luas ke pasar-pasar non-tradisional seperti Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan.
"Diversifikasi ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar utama di Barat, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Sugiono menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia. Dalam kehadirannya ini, Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia untuk menjadi anggota BRICS telah dimulai.
"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata dia.