Bolsonaro Dituduh Gelapkan Hadiah Rp52 Miliar dari Arab Saudi

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, dituduh melakukan pencucian uang terkait perhiasan tak terlaporkan yang diterima dari Arab Saudi selama masa jabatannya.
Tuduhan ini semakin memperburuk posisi Bolsonaro. Kasus ini melibatkan perhiasan mewah senilai 3,2 juta dolar AS atau sekitar Rp52 miliar yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi, termasuk kalung berlian, cincin, jam tangan, dan anting-anting.
1. Bolsonaro langgar aturan bea cukai dan kekayaan negara
Polisi Federal Brasil menuduh Bolsonaro atas tiga kejahatan serius, yaitu pencucian uang, asosiasi kriminal, dan penggelapan. Pelanggaran ini berkaitan dengan cara Bolsonaro menangani hadiah bernilai tinggi dari pemerintah asing, yang seharusnya menjadi milik negara.
Menurut hukum Brasil, warga negara juga wajib mendeklarasikan barang senilai lebih dari 1.000 dolar AS saat tiba dari luar negeri dan membayar pajak 50 persen untuk nilai di atas batas tersebut.
Kasus ini terungkap ketika sebagian perhiasan disita oleh petugas bea cukai di Bandara Internasional São Paulo pada Oktober 2021. Perhiasan tersebut ditemukan di dalam ransel seorang ajudan pemerintah yang baru kembali dari Riyadh.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap adanya penjualan dua jam tangan mewah, Rolex dan Patek Philippe, di Amerika Serikat dengan total nilai 68 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,1 miliar.
Melansir Reuters, tahun lalu, polisi menggeledah rumah beberapa perwira militer yang diduga membantu Bolsonaro menjual sebagian perhiasan di AS.
2. Polisi seret 10 nama lain dalam kasus ini
Meski tuduhan telah dilontarkan, laporan polisi belum diterima Mahkamah Agung Brasil. Jaksa Agung Brasil, Paulo Gonet, akan memutuskan apakah bakal mengajukan tuntutan dan memaksa Bolsonaro untuk diadili.
Selain Bolsonaro, polisi juga menuduh keterlibatan 10 orang lainnya, termasuk mantan ajudan Bolsonaro Mauro Cid serta dua pengacaranya, Frederick Wassef dan Fábio Wajngarten.
Sementara itu, Wassef mengecam pihak-pihak yang membocorkan informasi penyelidikan ke media, padahal seharusnya kasus ini ditangani secara rahasia.
"Saya mengalami semua ini semata-mata karena mempraktikkan hukum dalam membela Jair Bolsonaro," tulis Wassef, dilansir dari Associated Press.
Bolsonaro dan tim hukumnya telah membantah kasus ini maupun kasus-kasus lain yang sedang diselidiki. Putra sulung Bolsonaro, Flávio Bolsonaro, yang juga seorang senator, menyebut tuduhan terhadap ayahnya sebagai persekusi yang terang-terangan dan tidak tahu malu.
3. Popularitas Bolsonaro masih tinggi meski tersandung kasus

Meski tersandung berbagai kasus hukum, Bolsonaro masih memiliki dukungan kuat dari basis politiknya. Hal ini terlihat dari demonstrasi besar-besaran di São Paulo pada Februari lalu, di mana sekitar 185 ribu orang turun ke jalan untuk memprotes apa yang mereka sebut sebagai persekusi politik.
Di sisi lain, kritikus Bolsonaro, terutama dari partai Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, menyambut baik perkembangan penyelidikan ini. Mereka berulang kali menyerukan penangkapan Bolsonaro.
Kasus perhiasan ini menambah deretan masalah hukum yang dihadapi Bolsonaro. Sebelumnya, ia telah didiskualifikasi oleh pengadilan pemilu tertinggi Brasil untuk ikut dalam pemilihan hingga 2030. Selain itu, ia juga sedang diselidiki atas dugaan keterlibatan dalam pemberontakan di Brasilia pada 8 Januari 2023.
Bolsonaro diperkirakan akan bertemu Presiden Argentina Javier Milei akhir pekan ini di konferensi konservatif di Balneario Camboriu, Brasil selatan.