Bosnia Kecam Israel yang Tolak Akui Pembataian Srebrenica

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Bosnia-Herzegovina Elmedin Konakovic, pada Minggu (28/4/2024), mengecam Israel karena tak mau mengakui pembantaian massal Srebrenica. Ia menekankan bahwa Israel dan Bosnia sama-sama pernah mengalami pembataian massal.
Pada Oktober lalu, Israel dan Bosnia sempat bersitegang terkait dengan kehadiran Wali Kota Sarajevo Benjamina Karic dalam demonstrasi pro-Palestina. Mayoritas warga Bosnia bersimpati kepada warga Palestina karena pernah berada pada situasi yang sama pada 1990-an.
1. Sebut Dubes Israel di Serbia merendahkan kemanusiaan
Konakovic menyebut Duta Besar (Dubes) Israel di Serbia Jahel Wilan sebagai seorang yang merendakan kemanusiaan dan diplomasi, karena tidak mau mengakui pembunuhan massal etnis Bosniak di Srebrenica.
"Merendahkan kejahatan di Srebrenica di balik topeng pembobotan istilah tidak hanya menunjukkan kebohongan intelektual, tapi juga mempertanyakan sikap moral yang dianut," tulis Konakovic, dikutip N1.
"Untuk mengingatkan Dubes Vilan, perbandingan peristiwa Holocaust dan genosida di Srebrenica sebenarnya bukanlah sebuah kompetisi soal siapa yang paling menderita, tapi pengakuan bahwa setiap korban kejahatan terhadap kemanusian harus dihormati dan mendapat keadilan," tambahnya.
Ia menekankan bahwa Bosnia-Herzegovina akan selalu melindungi kebenaran genosida di Srebrenica, dan siap melawan semua pihak yang menyangkal atau berusaha merendahkan pentingnya tragedi kemanusiaan tersebut.
2. Dubes Israel sebut tragedi Srebrenica bukan termasuk genosida
Pada Jumat pekan lalu, Dubes Wilan mengungkapkan pernyataan kontroversial ketika menghadiri undangan dari cabang media Rusia, Sputnik Serbia. Ia menyebut bahwa peristiwa Holocaust pada Perang Dunia II tidak sama dengan peristiwa Srebrenica.
"Holocaust memang bukanlah satu-satunya genosida di yang terjadi dan terdapat berbagai macam kejahatan serupa di dunia ini. Namun, ketika seseorang mengatakan bahwa Srebrenica adalah genosida, menurut saya itu justru merendahkan arti yang sebenarnya," terangnya, dikutip TVP World.
"Menurut saya, peristiwa di Srebrenica pada 1990-an seharusnya tidak dimasukkan sebagai sebuah genosida," sambungnya.
Sebagai informasi, genosida Srebrenica terjadi pada Juli 1995, ketika lebih dari 8 ribu laki-laki dari etnis Bosnia dibunuh oleh pasukan Bosnia Serbia di dekat Srebrenica. Hingga kini, jasad sekitar 1.000 korban masih belum ditemukan.
3. Swedia akan bantu resolusi PBB soal genosida Srebrenica

Pekan lalu, Swedia sudah menyatakan akan membantu proposal resolusi PBB mengenai genosida Srebrenica. Pihaknya menyebut resolusi tersebut harus diputuskan pada 11 Juli di tengah Hari Peringatan Genosida Srebrenica 1995.
"Genosida Srebrenica yang terjadi pada 1995 sudah dikonfirmasi oleh hakim Pengadilan Kriminal Internasional. Dukungan Swedia kepada resolusi ini untuk menghormati korban dan keluarga korban genosida," ungkapnya, dikutip Sarajevo Times.
Ia menekankan bahwa genosida di Srebrenica oleh pasukan Bosnia Serbia tidak boleh dilupakan begitu saja atau dianggap remeh.
Sementara itu, resolusi peristiwa Srebrenica di PBB sudah didukung oleh berbagai negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, Italia, Prancis, dan Jerman.