Ceko Sepakati Pembelian 4 Sistem Anti Udara Israel

Jakarta, IDN Times - Israel dan Republik Ceko akhirnya menandatangani kesepakatan pembelian empat sistem anti udara model Spyder buatan Israel. Lampu hijau ini disampaikan Kementerian Pertahanan Israel, Selasa (05/10) setelah pemerintah Ceko memutuskan jika sistem anti udara Spyder menjadi yang terbaik di antara pilihannya yang lain.
Dikutip dari AFP, pembelian sistem anti udara buatan Israel itu membuat Ceko merogoh kocek yang cukup dalam. Menurut data resmi pemerintah Ceko, Praha harus membayar 630 juta dollar AS atau setara dengan 8,9 triliun rupiah.
1. Kesepakatan perdana sistem pertahanan udara buatan Israel ke NATO

Tidak ada yang memungkiri Israel sebagai salah satu negara dengan teknologi militer paling maju di dunia. Berbagai negara telah menjadi pelanggan setia alutsista Israel yang teruji dan terbaik di pasaran.
Meskipun begitu, kesepatan empat sistem pertahanan udara Spyder dengan Ceko merupakan persetujuan penjualan alutsista pertahanan udara Israel pertama ke negara anggota Pakta Pertahanan NATO, seperti yang dilansir dari Reuters.
Hal ini membuka kesempatan luas bagi Israel, secara khusus perusahaan Rafael selaku perancang dan produsen Spyder, untuk memperluas pasar industri pertahanan mereka ke Eropa.
2. Dibeli untuk menggantikan sistem anti udara Soviet

Terdapat alasan khusus mengapa militer Ceko membeli sistem pertahanan udara baru. Republik Ceko yang diketahui adalah mantan negara satelit Uni Soviet maka sampai saat ini mereka masih mewarisi berbagai jenis alutsista buatan Soviet yang sudah ketinggalan zaman.
Melansir Defense News, sejak kejatuhan Uni Soviet dan bergabungnya Ceko ke dalam NATO, sistem pertahanan udara milik Ceko masih mengandalkan buatan Soviet, yakni 2K12 Kub. Hasil rancangan teknologi 1960an di kala Perang Dingin, 2K12 Kub dianggap sudah tidak layak lagi memperkuat Ceko karena ancaman dari udara semakin modern.
Kementerian Pertahanan Ceko berharap dengan pembelian sistem pertahanan udara Spyder dari Israel maka modernisasi kekuatan militernya berada di jalan yang benar. Sejak lepas dari pengaruh Rusia, Ceko memang ingin menyingkirkan berbagai jenis persenjataan lamanya yang tidak sejalan dengan NATO dan secara bertahap Praha mulai melakukannya.
3. Ceko juga belanja alutsista buatan Prancis

Tidak hanya ke Israel ternyata Ceko ikut membelajankan anggaran pertahannya ke Prancis. Dilaporkan Al Jazeera, satu minggu sebelum kesepakatan dengan Israel, Ceko sudah menyepakati pembelian 52 artileri gerak Caesar buatan Prancis. Pembelian ini ditaksir menghabiskan 390 juta dollar AS atau sekitar 5,5 triliun rupiah.
Termasuk dalam program modernisasi militer Ceko, pembelian artileri Caesar merupakan kebijakannya untuk mengganti artileri 152mm SpGH Dana buatan negara pendahulunya Cekoslovakia. Sama seperti sistem pertahanan udara, perbedaan kualifikasi dan standar yang dimiliki artileri tersebut tidak sejajar dengan NATO sehingga pemerintah Ceko harus mengejar ketertinggalannya dengan membeli alutsista baru yang memadai.