Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Desak AS Cari Titik Temu atasi Perang Dagang 

Ilustrasi bendera China di Great Hall of the People, Xicheng District, China. (unsplash.com/Dominic Kurniawan Suryaputra)

Jakarta, IDN Times – Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS), Xie Feng, kembali meminta Washington untuk segera mencari titik temu terkait perang tarif. Berbicara di sebuah acara publik di Washington, ia mengatakan bahwa tarif yang tinggi akan mengacaukan ekonomi global.

Feng khawatir kondisi ini akan membuat ekonomi dunia serupa saat Great Depression pada dekade 1930-an. Ia kemudian mendesak agar kedua pihak menciptakan hubungan yang berimbang dan harmonis, bagaikan konsep Yin dan Yang.

"Resep penyembuhan ala China (Yin dan Yang) yang baik biasanya menggabungkan banyak bahan berbeda yang saling memperkuat dan menciptakan efek medis terbaik," katanya dilansir Channel News Asia, Minggu (20/4/2025).

Feng menambahkan bahwa sebagaimana konsep tersebut, kedua negara harus selalu hidup berdampingan dan meciptakan keseimbangan.

1. China siap membalas tarif

Presiden China, Xi Jinping. (commons.wikimedia.org/China News Service, free to use)

Feng juga mengingatkan bahwa China tak akan segan untuk membalas tarif yang dikenakan AS. Diketahui saat ini, AS mengenakan tarif sebesar 245 persen terhadap barang asal China. Sementara China menjatuhkan 125 persen tarif kepada AS.

China telah menerapkan kebijakan pembatasan non tarif terhadap AS. Pembatasan tersebut termasuk memperluas kontrol ekspor mineral tanah jarang dan membuka penyelidikan antimonopoli terhadap perusahaan-perusahaan AS.

Dilansir CNBC, pengetatan ekspor unsur mineral penting akan mengharuskan perusahaan China untuk mendapatkan lisensi khusus untuk mengekspor sumber daya ini. Hal ini secara efektif membatasi akses AS ke mineral utama yang dibutuhkan untuk semikonduktor, sistem pertahanan rudal, dan sel surya.

2. China bakal semakin agresif

Ilustrasi perdagangan lintas negara (Unsplash/Dominik Lückmann)

Minggu lalu, China mengatakan bakal mengurangi impor film AS dan memperingatkan warganya agar tidak bepergian atau belajar di AS. Langkah ini merupakan pertanda Beijing untuk memberikan tekanan pada sektor hiburan, pariwisata, dan pendidikan AS.

“Langkah-langkah ini menargetkan sektor-sektor yang memiliki visibilitas tinggi, penerbangan, media, dan pendidikan, yang beresonansi secara politis di AS,” kata Jing Qian, direktur pelaksana di Center for China Analysis.

Para analis menduga Beijing akan terus mengerahkan persenjataan kebijakan non-tarifnya untuk meningkatkan pengaruhnya menjelang negosiasi potensial dengan pemerintahan Trump.

“Dari sudut pandang pemerintah China, operasi perusahaan-perusahaan AS di China merupakan target terbesar yang tersisa untuk menimbulkan kerugian di pihak AS,” kata Gabriel Wildau, direktur pelaksana di firma penasihat risiko Teneo.

Apple, Tesla, perusahaan farmasi dan peralatan medis termasuk di antara bisnis yang dapat menjadi sasaran saat Beijing terus maju dengan tindakan non-tarif, termasuk sanksi, gangguan regulasi, dan kontrol ekspor.

3. Trump ingin bernegosiasi dengan China

Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore)

Trump mengatakan pada Jumat bahwa AS sedang melakukan pembicaraan baik secara pribadi dengan China di tengah perang dagang kedua negara.

"Ngomong-ngomong, kami punya pembicaraan yang bagus dengan China. Ini, seperti, sangat bagus," katanya kepada wartawan di Gedung Putih tanpa memberikan rincian tambahan.

China mengatakan AS harus menunjukkan rasa hormat sebelum pembicaraan apa pun dapat dilakukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us