Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Kritik AS Karena Dianggap Memicu Konfrontasi Ideologis

Ilustrasi bendera China di Great Hall of the People, Xicheng District, China. (unsplash.com/Dominic Kurniawan Suryaputra)

Jakarta, IDN Times – China mengeluarkan kritikan terhadap Amerika Serikat (AS) pada Kamis (6/2/2025) usai Menteri Pertahanan Pete Hegshet mengatakan Washington bersiap untuk perang dengan Beijing. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyebut pernyataan itu menimbulkan konfrontasi ideologis.

“Retorika pejabat AS ditujukan untuk memicu konfrontasi ideologis dan menyebarkan apa yang disebut 'ancaman China' yang tidak ada,” kata Lin, dilansir Anadolu Agency.

Lin juga mengkritik Washington karena memandang hubungan bilateral dengan mentalitas Perang Dingin yang ketinggalan zaman. Ia menambahkan bahwa tidak ada perang jenis apa pun yang boleh dilakukan.

"AS tidak boleh lagi berusaha membendung atau mengejar China atas nama persaingan strategis. Kami selalu berpandangan tegas bahwa perang apa pun itu, perang tarif atau perang dagang, perang dingin atau perang panas, perang itu tidak boleh diperjuangkan dan tidak dapat dimenangkan," kata Lin.

1. Adu retorika buntut perang dagang

Pernyataan Hegseth sebelumnya merupakan respons terhadap ancaman Beijing setelah penerapan tarif baru oleh Presiden AS, Donald Trump.

"Kami siap. Mereka yang mendambakan perdamaian harus bersiap untuk perang. Itulah sebabnya kami membangun kembali militer kami,” kata Hegseth, dilansir The New York Post.

China pada Selasa malam (4/4/2025) juga menyatakan siap membalas jika AS bersikeras melancarkan perang dagang atau tarif. AS diketahui akan mematok tarif impor China hingga 20 persen atau dua kali lipat dari sebelumnya.

China dengan cepat membalas tarif baru tersebut dengan mengumumkan kenaikan tarif impor sebesar 10-15 persen yang mencakup berbagai produk pertanian dan makanan AS.

"Jika perang adalah apa yang diinginkan AS, baik itu perang tarif, perang dagang, atau jenis perang lainnya, kami siap berperang sampai akhir," kata Lin.

2. Hegshet sebut Presiden AS dan China punya hubungan yang baik

Gedung Putih Amerika Serikat (commons.wikimedia.org/AmericanXplorer13)

Sementara itu, Hegseth juga mengatakan bahwa Trump memiliki hubungan yang baik dengan Presiden China Xi Jinping. AS, kata dia, akan terus mendorong perdamaian dan peluang bersejarah.

“Tugas saya sebagai Menteri Pertahanan adalah memastikan kami siap perang,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa ia membutuhkan anggaran pertahanan, kemampuan, persenjataan, dan posisi di Indo-Pasifik, yang merupakan sesuatu yang akan menjadi fokus utamanya sebagai Menteri Pertahanan.

3. Perang dagang bakal picu pecahnya hubungan China dan AS

Bendera China. (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Dilansir CNBC, Trump mengumumkan dua putaran tarif terhadap China sebagai tanggapan atas dugaan peran negara Asia tersebut dalam perdagangan fentanil. Obat adiktif tersebut menyebabkan puluhan ribu kematian akibat overdosis setiap tahun di AS.

China kemudian menyebut penjelasan AS terkait fentanil untuk penerapan tarif sebagai alasan yang lemah.

”Hubungan China dengan AS pasti akan mengalami perselisihan, tetapi Beijing tidak akan menerima tekanan atau ancaman,” kata Lou Qinjian, juru bicara sidang ketiga Kongres Rakyat Nasional ke-14.

Washington dan Beijing dapat mencapai kesepakatan untuk mencabut beberapa tarif setelah serangkaian negosiasi. Namun, risiko pecahnya hubungan kedua negara tetap ada.

China mengatakan dalam laporan kerja pemerintahnya pada Rabu bahwa mereka akan meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 7,2 persen tahun ini untuk menjaga keamanan nasionalnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us