Selandia Baru Tandatangan Perjanjian Artemis dengan NASA

Ini merupakan momen bersejarah Selandia Baru saat ini

Wellington, IDN Times - Selandia Baru secara resmi menjadi negara terakhir yang menandatangani Perjanjian Artemis dengan NASA pada hari Selasa, 1 Juni 2021, waktu setempat. Ini merupakan momen bersejarah bagi Selandia Baru saat ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menteri Luar Negeri Selandia Baru mengatakan negaranya merupakan satu dari sedikit negara yang mampu meluncurkan roket

Selandia Baru Tandatangan Perjanjian Artemis dengan NASASelandia Baru resmi menjadi negara terakhir penandatangan Perjanjian Artemis dengan NASA pada hari Selasa, 1 Juni 2021, waktu setempat. (Twitter.com/nzspacegovt)

Dilansir dari Independent.co.uk, Selandia Baru telah mengumumkan bahwa negaranya adalah negara terakhir yang menandatangani Perjanjian Artemis dengan NASA, tepat saat industri antariksa Selandia Baru mulai lepas landas. Mereka menjadi penandatangan ke-11 Perjanjian Artemis, sebuah cetak biru untuk kerja sama luar angkasa dan mendukung rencana Badan Antariksa Amerika Serikat untuk mengembalikan manusia ke Bulan pada
tahun 2024 ini dan meluncurkan misi manusia bersejarah ke Mars. Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta, mengatakan Selandia Baru adalah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu meluncurkan roket ke luar angkasa.

Menurutnya, Selandia Baru berkomitmen untuk memastikan tahap selanjutnya dari eksplorasi ruang angkasa yang dilakukan dengan cara yang aman, berkelanjutan, dan transparan serta sesuai dengan hukum internasional. Selandia Baru mengatakan sangat tertarik untuk memastikan bahwa mineral yang diambil dari Bulan atau tempat lain di luar angkasa digunakan secara berkelanjutan.

2. Penandatanganan perjanjian tersebut merupakan bukti bahwa pemerintah Selandia Baru berperan dalam industri luar angkasa

Selandia Baru Tandatangan Perjanjian Artemis dengan NASABendera Selandia Baru. (Pixabay.com/marselelia)

Pendiri perusahaan Rocket Lab, Peter Beck, yang merupakan Warga Negara Selandia Baru, mengatakan penandatanganan perjanjian tersebut merupakan bukti peran Selandia Baru yang berkembang dalam industri luar angkasa dan membuka pintu untuk kolaborasi serta peluang misi dengan NASA. Perusahaan Rocket Lab, yang berbasis di California, Amerika Serikat, mengkhususkan diri dalam menempatkan satelit kecil ke orbit, membuat sejarah di Selandia Baru sekitar 4 tahun lalu ketika meluncurkan roket uji ke luar angkasa dari Semenanjung Mahia yang terpencil dan ini memulai peluncuran komersial pada tahun 2018 lalu.

Kemungkinan juga akan ada segera situs peluncuran Selandia Baru yang kedua. Pemerintah setempat mengumumkan bahwa pihaknya bermitra dengan Suku Maori asli untuk membeli tanah di wilayah Canterbury untuk mengembangkan situs peluncuran luar angkasa. Perkiraan menunjukkan industri luar angkasa Selandia Baru bernilai sekitar 1,7 miliar dolar Selandia Baru atau setara dengan Rp17,6 triliun dan manufaktur luar angkasa menghasilkan
sekitar 250 juta dolar Selandia Baru atau setara dengan Rp2,6 triliun dalam setahun.

Baca Juga: Wakil Ketua Partai Maori Diusir dari Parlemen Selandia Baru

3. Penjelasan mengenai Perjanjian Artemis oleh NASA

Selandia Baru Tandatangan Perjanjian Artemis dengan NASAIlustrasi peluncuran roket. (Pixabay.com/WikiImages)

NASA, yang berkoordinasi dengan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, mengumumkan pembentukan Perjanjian Artemis pada tahun 2020 lalu. Perjanjian tersebut memperkuat dan mengimplementasikan Perjanjian 1967 mengenai "Prinsip-prinsip yang Mengatur Kegiatan Negara dalam Eksplorasi dan Penggunaan Luar Angkasa, Termasuk Bulan dan Benda Langit Lainnya", atau dikenal sebagai Perjanjian Luar Angkasa. Mereka juga memperkuat komitmen Amerika Serikat dan negara-negara mitra terhadap konvensi pendaftaran, perjanjian tentang penyelamatan astronot, dan norma perilaku lain yang didukung oleh NASA dan mitranya, termasuk rilis data ilmiah ke publik.

Negara-negara tambahan akan bergabung dengan Perjanjian Artemis dalam beberapa bulan dan tahun ke depan, karena NASA terus bekerja sama dengan mitra internasionalnya untuk membangun masa depan yang aman, damai, dan sejahtera di luar angkasa. Bekerja dengan badan antariksa yang baru muncul serta mitra yang ada dan badan antariksa yang mapan akan menambah energi dan kemampuan baru untuk memastikan seluruh dunia dapat memperoleh manfaat dari perjalanan eksplorasi dan penemuan.

Baca Juga: Ditekan Sekutu, PM Selandia Baru Ambil Sikap Soal Tiongkok

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya