Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diduga Ingin Bunuh Presiden Maduro, Aktivis Venezuela Ditangkap 

Ilustrasi bendera Venezuela. (Pixabay.com/Clker-Free-Vector-Images)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Venezuela telah menangkap Rocio San Miguel, aktivis hak asasi manusia terkemuka. Pengumuman itu disampaikan oleh pejabat negara pada Minggu (11/2/2024).

San Miguel ditangkap atas tuduhan terlibat dalam dugaan rencana pembunuhan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Dia merupakan kritikus vokal terhadap pemerintahan Maduro.

1. Belum diketahui aktivis ditahan di mana

Ilustrasi penangkapan. (Unsplash.com/niu niu)

Dilansir Associated Press, penangkapan tersebut diumumkan Tarek William Saab, jaksa agung Venezuela di media sosial. Saab mengklaim San Miguel terkait dengan rencana untuk membunuh Maduro atau pejabat lainnya dan menyerang angkatan bersenjata.

San Miguel ditangkap pada 9 Februari saat sedang berada di Bandar Udara Internasional Simon Bolivar di Caracas. Dia adalah pengacara dan aktivis hak asasi manusia yang memiliki spesialisasi mempelajari angkatan bersenjata Venezuela yang sering korup. 

Aktivis hak asasi manusia mengatakan mereka tidak tahu ke mana San Miguel dibawa.

“Kami tidak tahu di mana dia sekarang,” kata Gonzalo Himob, pemimpin kelompok hak asasi manusia dan sipil Foro Penal.

2. Pihak berwenang juga tangkap pengkritik lainnya

Ilustrasi penangkapan. (Pexels.com/Kindel Media)

Dilansir BBC, penangkapan San Miguel terjadi hanya beberapa minggu setelah 36 pengkritik pemerintah ditangkap. Mereka juga dituduh memiliki hubungan dengan dugaan rencana pembunuhan terhadap Maduro.

Pada Desember, Saab memerintahkan penangkapan selusin anggota oposisi, termasuk mantan pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido dan tiga staf kampanye Maria Corina Machado, kandidat presiden dari pihak oposisi.

Gelombang penahanan ini terjadi ketika pemerintah bersiap mengumumkan tanggal pemilihan presiden yang akan diadakan akhir tahun ini. Himob memperkirakan rezim Maduro telah menahan 261 tahanan politik.

Pemerintah telah sepakat dalam pembicaraan yang diadakan di Barbados dengan pihak oposisi untuk meletakkan dasar agar pemilu diadakan secara bebas dan adil. Namun, kelompok hak asasi manusia mengatakan kesepakatan itu tidak meninbulkan kemajuan, tapi justru kemunduran.

Salah satu tindakan yang paling menonjol untuk menghalangi oposisi, yaitu larangan terhadap kandidat oposisi utama, Machado, untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden. Anggota partainya Vente Venezuela termasuk di antara mereka yang dituduh menjadi bagian dari rencana melawan Maduro.

Machado di masa lalu mengecam penangkapan yang dilakukan pemerintah sebagai bagian dari kampanye yang bertujuan mengintimidasi dirinya dan menekan oposisi terhadap Maduro, yang telah berkuasa sejak 2013.

3. AS menarik keringanan sanksi

Bendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Cristina Glebova)

Pada Januari, Amerika Serikat (AS) menarik kembali sebagian keringanan sanksi yang diberikan kepada Venezuela tahun lalu. Hal itu dilakukan setelah adanya larangan terhadap pencalonan Machado.

Departemen Keuangan AS memberi waktu kepada perusahaan-perusahaan yang bertransaksi dengan perusahaan pertambangan milik Venezuela hingga 13 Februari untuk menghentikan operasinya.

Sebelumnya, departemen telah mengizinkan transaksi dengan perusahaan pertambangan pada Oktober, setelah pemerintahan Maduro setuju untuk menyamakan kedudukan menjelang pemilihan presiden tahun ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us