Diplomat Inggris Mundur Protes Penjualan Senjata ke Israel

- Pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris, Mark Smith, mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas penjualan senjata ke Israel.
- Smith menyaksikan contoh jelas dari kejahatan perang dan pelanggaran hukum humaniter internasional oleh Israel di Gaza.
- Inggris telah memberikan lisensi ekspor senjata senilai lebih dari Rp11,4 triliun ke Israel sejak 2008.
Jakarta, IDN Times - Mark Smith, pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris, mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas penjualan senjata ke Israel. Smith diketahui bekerja sebagai sekretaris kedua kontraterorisme di Kedutaan Besar Inggris di Dublin. Ia menyatakan bahwa Inggris mungkin terlibat dalam kejahatan perang dengan terus menjual senjata ke Israel.
Dalam surat pengunduran dirinya, Smith mengklaim menyaksikan contoh jelas dan tak terbantahkan dari kejahatan perang dan pelanggaran hukum humaniter internasional oleh Israel di Gaza. Sebelumnya, Smith bekerja di bagian penilaian lisensi ekspor senjata Timur Tengah untuk pemerintah Inggris.
Pengalaman ini membuatnya menjadi ahli subjek dalam domain kebijakan penjualan senjata setelah karir panjang dalam dinas diplomatik.
"Dengan berat hati saya mengundurkan diri setelah karir panjang dalam dinas diplomatik. Saya tidak bisa lagi melaksanakan tugas saya dengan pengetahuan bahwa Departemen ini mungkin terlibat dalam kejahatan perang," tulis Smith dalam emailnya, dilansir dari The Guardian, pada Senin (19/8/2024).
1. Smith ajukan telah keluhan berulang kali sebelum mundur
Smith mengungkapkan bahwa dia telah mengajukan keluhan internal berkali-kali, termasuk melalui mekanisme pengaduan resmi. Namun, dia hanya menerima tanggapan formal seperti "Terima kasih, kami telah mencatat kekhawatiran Anda."
"Tidak ada pembenaran untuk penjualan senjata berkelanjutan Inggris ke Israel, namun entah bagaimana hal itu terus berlanjut," tulis Smith.
Dia juga mengkritik klaim pemerintah bahwa Inggris memiliki rezim perizinan ekspor senjata yang kuat dan transparan. Menurutnya, klaim tersebut bertentangan dengan kenyataan yang ada.
Melansir dari BBC, pengunduran diri Smith dianggap kasus yang jarang terjadi. Sangat sedikit pejabat pemerintah Inggris yang mengundurkan diri karena alasan prinsip seperti ini.
Email pengunduran dirinya dikirim ke berbagai daftar distribusi. Penerimanya termasuk ratusan pejabat pemerintah, staf kedutaan, dan penasihat khusus menteri Luar Negeri.
2. Inggris kaji ulang penjualan senjata ke Israel
Sejak 2008, Inggris telah memberikan lisensi ekspor senjata senilai lebih dari 576 juta poundsterling (sekitar Rp11,4 triliun) ke Israel. Informasi ini berdasarkan analisis data ekspor pemerintah oleh Campaign Against Arms Trade.
Melansir Sky News, pada Juni lalu, pemerintah sebelumnya mempublikasikan data tentang lisensi Inggris yang diberikan kepada Israel sejak 7 Oktober 2023. Data tersebut mengungkapkan ada 42 lisensi antara saat itu hingga 31 Mei tahun ini.
"Pemerintah ini berkomitmen untuk menegakkan hukum internasional. Kami telah memperjelas bahwa kami tidak akan mengekspor barang-barang jika barang tersebut mungkin digunakan untuk melakukan atau memfasilitasi pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris menanggapi kasus ini.
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa ada proses peninjauan berkelanjutan untuk menilai kepatuhan Israel terhadap hukum humaniter internasional. Proses ini dimulai oleh Menteri Luar Negeri David Lammy pada hari pertama menjabat.
3. Inggris akan hentikan aliran senjata ofensif ke Israel
Di sisi lain, Israel selalu membantah melakukan pelanggaran hukum humaniter internasional di Gaza. Pemerintah Israel menyebut mereka bertindak untuk mengalahkan Hamas sebagai organisasi teroris genosida yang melakukan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan.
Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk Wilayah Palestina, memuji langkah Smith sebagai tindakan berani. Dia berharap banyak diplomat lain akan bergabung dengannya.
Sementara itu, Partai Buruh sebelumnya telah berjanji akan meninjau kebijakan penjualan senjata ke Israel. David Lammy, Menteri Luar Negeri, mengatakan mereka mungkin akan terus mengizinkan penjualan senjata defensif. Namun, mereka akan menghentikan aliran senjata ofensif yang digunakan di Gaza.