Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Donald Trump Akan Kenakan Tarif 25 Persen pada Produk Uni Eropa  

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Staff Sgt. Danny Gonzalez, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 25 persen pada impor dari Uni Eropa (UE). Rencana tersebut disampaikan dalam pertemuan kabinet pertamanya pada Rabu (26/2/2025).

Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa UE sengaja dibentuk agar bisa merugikan AS. Ia menyatakan rencana tarif akan segera diumumkan dalam waktu dekat. Padahal, UE merupakan mitra dagang terbesar ketiga AS bersama dengan China.

"Mari jujur, Uni Eropa dibentuk agar bisa merugikan Amerika Serikat. Itu tujuannya dan mereka sudah melakukannya dengan baik. Tapi sekarang saya presiden," ujar Trump, dilansir Al Jazeera.

Rencana tarif 25 persen tersebut akan berlaku bagi mobil dan barang-barang lainnya secara umum. Trump mengklaim UE tidak menerima mobil dan produk pertanian AS, sementara AS menerima segala produk dari UE.

1. Trump yakin kebijakan Tarif akan menguntungkan AS

Trump tidak memberikan detail mengenai penerapan tarif tersebut. Namun, dilansir Bloomberg, kebijakan tarif Trump bisa berdampak pada ekspor UE senilai 29,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp481 triliun.

Saat ini, UE mengenakan tarif 10 persen pada impor kendaraan AS. Jumlah tersebut empat kali lipat dari tarif AS pada impor mobil penumpang Eropa. Namun, AS juga telah mengenakan tarif 25 persen pada impor truk pickup dari UE.

Trump juga berencana mengenakan tarif 25 persen pada dua mitra dagang terbesar AS lainnya, Kanada dan Meksiko, mulai pekan depan. Ia telah menunda beberapa rencana tarifnya, membuat banyak pebisnis dan analis menduga-duga apakah ia benar-benar akan melaksanakan ancamannya, dilansir BBC.

Trump mengklaim tarif akan mendorong manufaktur mobil kembali ke Michigan, negara bagian yang baru dimenangkannya dalam pemilihan presiden. Ia membantah bahwa kebijakan tarifnya akan merugikan ekonomi AS.

2. Uni Eropa kecam ancaman tarif Trump

Komisi Eropa menolak klaim Trump mengenai tujuan pembentukan UE. Juru bicara Komisi Eropa menyatakan, pembentukan pasar regional justru telah membuat perusahaan AS lebih mudah berbisnis di Eropa.

"UE akan segera mengambil tindakan keras terhadap segala bentuk hambatan perdagangan yang tidak masuk akal, termasuk jika ada tarif yang digunakan untuk melawan kebijakan yang sah dan adil. UE berkomitmen akan terus menjaga kepentingan bisnis, pekerja, dan konsumen Eropa dari tarif yang tidak adil," kata juru bicara Komisi Eropa, dilansir The Guardian. 

Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya bertemu Trump di Washington pekan ini. Ia berusaha meyakinkan Trump agar fokus pada China daripada memulai perselisihan dengan UE.

"Mustahil bagi AS memulai perang dagang melawan China dan Eropa secara bersamaan. Saya harap bisa meyakinkan Trump soal hal ini," kata Macron dalam sebuah wawancara.

Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, meminta UE melakukan segala upaya untuk mencegah kebijakan tarif Trump. Menurutnya, perang tarif ini keputusan bodoh dan tidak ada gunanya. 

3. Hubungan AS-Eropa semakin renggang di bawah pemerintahan Trump

Ancaman tarif terbaru Trump menambah ketegangan hubungan AS-UE. Calon kanselir Jerman, Friedrich Merz, menyatakan negaranya harus bisa mandiri dari AS karena warga Amerika dinilai tidak peduli dengan nasib Eropa.

Merz khawatir NATO akan mengalami perubahan besar pada pertengahan tahun ini. Ia meminta negara-negara Eropa mulai membangun sistem pertahanan sendiri tanpa bergantung pada AS.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio berusaha meredakan kekhawatiran tentang masa depan NATO.

"NATO tidak dalam bahaya. Masalah NATO justru anggota-anggotanya sendiri yang hampir tidak punya kekuatan militer. Mereka tidak membangun militer selama 40 tahun karena tidak mau mengeluarkan dana," kata Rubio.

Rubio meminta negara-negara Eropa Barat meningkatkan investasi pertahanan. Ia menyatakan negara-negara tersebut sebenarnya memiliki cukup uang tapi enggan berinvestasi dalam keamanan nasional.

Trump juga memicu kekhawatiran di Eropa terkait kebijakannya terhadap Ukraina. Pejabat di Kiev dan Brussels mengkhawatirkan Trump akan menjalin kesepakatan damai yang sangat menguntungkan Rusia, termasuk membiarkan Moskow mempertahankan wilayah Ukraina yang direbutnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us