Eks PM Bulgaria Ditangkap atas Dugaan Korupsi Dana UE

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Bulgaria pada Kamis (17/3/2022) telah menangkap mantan Perdana Menteri Boyko Borissov yang diduga terlibat kasus korupsi. Pasalnya, pemimpin yang baru mengundurkan diri itu dituding terlibat dalam kasus penyelewengan dana bantuan Uni Eropa di negaranya.
Beberapa tahun belakangan ini, Bulgaria tengah dilanda rentetan kasus korupsi dan menjadi salah satu negara Uni Eropa dengan kasus korupsi tertinggi. Bahkan, di bawah kepemimpinan Borissov yang berlangsung lebih dari 10 tahun, kasus korupsi di Bulgaria disebut merajalela.
1. Borissov ditangkap dalam operasi besar-besaran aparat penegak hukum
Berdasarkan keterangan dari Kementerian Dalam Negeri Bulgaria menyebut jika Borissov sudah ditahan selama 24 jam lamanya. Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai tuduhan yang diberikan kepada mantan perdana menteri berusia 62 tahun itu.
"Operasi berskala besar sudah dilakukan oleh aparat penegak hukum terkait 120 kasus yang diajukan oleh Kantor Kejaksaan Publik Eropa (EPPO) di Bulgaria" ungkap Kemendagri dalam acara konferensi pers.
Sementara polisi menolak memberikan komentar terkait motif di balik penahanan Borissov, tapi sejumlah media menyebut penangkapannya atas penyalahgunaan dana bantuan Uni Eropa. Pada operasi ini, polisi sudah melakukan pencarian dan penangkapan di seluruh kota di Bulgaria.
Selain Borissov, terdapat beberapa anggota Partai GERB yang ditangkap, salah satunya adalah mantan menteri keuangan, mantan kepala komisi parlemen dan seorang penasehat media untuk Borissov, dilansir Associated Press.
2. Operasi dilakukan setelah adanya kunjungan EPPO
Operasi besar-besaran dari aparat kepolisian di seluruh penjuru Bulgaria ini berlangsung setelah adanya kunjungan Kantor Kepala Kejaksaan Eropa (EPPO), Laura Koevesi di ibu kota Sofia selama dua hari.
"Kejaksaan Eropa sudah membuka 120 investigasi atas kasus penyelewengan yang terjadi di Bulgaria yang melibatkan uang dari Uni Eropa. Pasalnya, uang itu merupakan bantuan untuk tender publik, subsidi pertanian, konstruksi, dan penanganan pasca pandemik COVID-19" tutur Koevesi.
"Sekarang adalah waktunya otoritas Bulgaria yang relevan untuk bekerja sama dengan kami, termasuk menangani sejumlah kasus yang sensitif" tambahnya.
Belakangan ini, Bulgaria yang termasuk anggota Uni Eropa dan NATO tengah diawasi ketat oleh sekutu Barat lantaran memiliki masalah korupsi yang akut. Bahkan, negara Balkan itu juga dirundung masalah hukum yang tidak adil dan pembatasan media independen.
3. Politisi Partai GERB dan pendukung Borissov langsungkan aksi unjuk rasa
Mendengar kabar penangkapan Borissov, politisi Partai GERB dan pendukungnya berkumpul di depan rumah eks perdana menteri itu di pinggiran Kota Sofia. Bahkan, para pendemo menuntut pemerintah baru agar mengundurkan diri dan menuduhnya melakukan tekanan politik kepada Borissov.
"Borissov tidak dijerat dengan kasus apapun untuk sementara ini. Polisi tengah melakukan pencarian di rumahnya. Ia sudah dibawa ke kantor polisi dan kemungkinan besar sudah ditahan selama 24 jam" ungkap pengacaranya, Menko Menkov.
Kemudian para pendukung Borissov juga melakukan protes di kantor polisi nasional dan berjanji kembali melakukan protes di depan gedung pemerintahan pada Jumat. Borissov yang merupakan mantan bodyguard pada masa diktator komunis Todor Zhivkov sudah menjabat sejak 2009 hingga April 2021.
Akan tetapi, Borissov dituding berkolaborasi dengan kejaksaan yang menguntungkan oligarki lokal dan pebisnis yang dekat dengan partainya. Kabar itu naik ke permukaan di saat terjadinya demonstrasi besar anti gratifikasi pada 2020 lalu, dikutip dari Reuters.