Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Erdorgan: Netanyahu Hambatan Terbesar bagi Perdamaian Regional

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Erdogan menyerukan penyelesaian konflik melalui dialog, mendorong negara-negara untuk tidak terpengaruh oleh retorika Israel dan menunjukkan solidaritas untuk mengakhiri konflik di kawasan tersebut.
  • Iran siap melakukan perundingan apabila Israel hentikan serangan, dengan Iran bersedia mempertimbangkan jalur diplomasi jika Israel menghentikan agresinya.
  • AS bergabung dalam kampanye militer Israel melawan Iran, dengan Trump mengumumkan serangan sukses terhadap tiga lokasi nuklir Iran. Netanyahu pun memuji keputusan Trump.

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menuding Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai hambatan terbesar bagi perdamaian regional. Hal itu disampaikannya dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul pada Sabtu (21/6/2025).

Erdogan mengungkapkan bahwa serangan Israel terhadap Iran, yang terjadi tepat sebelum putaran baru perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS), bertujuan menggagalkan proses negosiasi tersebut. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa Israel tidak ingin menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi.

“Ambisi Zionis Netanyahu tidak memiliki tujuan lain selain menyeret kawasan kita dan seluruh dunia ke dalam bencana besar,” kata Erdogan, seraya menuduh para pemimpin Barat terus memberikan dukungan tanpa syarat kepada Israel.

1. Erdogan serukan penyelesaian konflik melalui dialog

Erdogan pun menyerukan kepada negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap Israel agar tidak terpengaruh oleh retorikanya, dan mendorong penyelesaian konflik melalui dialog guna mencegah eskalasi lebih lanjut.

“Sangat penting bagi kita untuk menunjukkan lebih banyak solidaritas untuk mengakhiri bandit Israel – tidak hanya di Palestina tetapi juga di Suriah, Lebanon dan Iran,” ujarnya.

Sinem Koseoglu dari Al Jazeera, mengatakan bahwa bahwa Turki, sebagai ketua OKI saat ini, memandang dirinya berada dalam posisi yang strategis dalam membantu menemukan solusi atas konflik Israel-Iran.

“Turki adalah negara anggota NATO yang berada di antara dunia Barat dan dunia Muslim, serta memiliki hubungan bilateral yang kuat dengan Iran, dunia Barat, dan Amerika Serikat. Hingga beberapa tahun lalu, Turki juga memiliki hubungan yang erat dengan Israel,” ungkapnya.

Didirikan pada 1969, OKI menyatakan bahwa misinya adalah untuk melindungi dan menjaga kepentingan dunia Muslim dalam semangat memajukan perdamaian dan harmoni internasional. Organisasi ini beranggotakan 57 negara.

2. Iran siap melakukan perundingan apabila Israel hentikan serangan

Dilansir dari Arab News, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, telah bertemu dengan rekan-rekannya dari Inggris, Prancis dan Jerman di Jenewa pada Jumat (20/6/2025) dalam agenda membahas program nuklir Iran serta upaya mengakhiri perang. Araghchi mengatakan bahwa Teheran bersedia untuk kembali mempertimbangkan jalur diplomasi jika Israel menghentikan agresinya.

Israel melancarkan serangan ke Iran pada 13 Juni, dengan dalih bahwa Iran hampir mencapai tahap pengembangan senjata nuklir. Tindakan ini segera dibalas oleh Teheran, memicu konfrontasi paling serius yang pernah terjadi antara kedua negara yang telah lama berseteru. Sejauh ini, konflik tersebut telah menewaskan 430 orang di Iran dan 24 orang di Israel.

“Iran siap untuk kembali mempertimbangkan jalur diplomasi setelah agresi dihentikan dan pihak yang melakukan agresi dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang telah dilakukan," ujarnya.

sdcd

AS akhirnya bergabung dalam kampanye militer Israel melawan Iran. Pada Sabtu, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa pasukannya telah berhasil menyerang tiga fasilitas nuklir Iran, dan mengklaim bahwa fasilitas nuklir Fordow yang sangat dijaga ketat kini telah hancur.

“Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!” tulis Trump di Truth Social.

Netanyahu pun memuji keputusan Trump untuk menyerang Iran.

“Selamat, Presiden Trump. Keputusan Anda yang berani untuk menyerang fasilitas nuklir Iran dengan kekuatan dahsyat dan penuh keadilan dari Amerika Serikat akan mengubah sejarah,” ujar Netanyahu.

Badan nuklir Iran mengonfirmasi serangan tersebut pada Minggu (22/6/2025), dan mengatakan bahwa data sistem radiasi dan survei lapangan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kontaminasi atau bahaya bagi warga di sekitar lokasi. Badan tersebut menolak menghentikan kegiatan mereka.

“Organisasi Energi Atom Iran meyakinkan bangsa Iran yang besar bahwa, meskipun ada konspirasi jahat dari para musuhnya, dengan upaya ribuan ilmuwan dan pakar revolusioner yang penuh semangat, mereka tidak akan membiarkan perkembangan industri nasional ini — yang merupakan hasil dari darah para martir nuklir — terhenti,” demikian bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us