Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gelombang Panas Picu Kelangkaan Air di Iran

ilustrasi menggunakan air (unsplash.com/Hollie Santos)

Jakarta, IDN Times - Gelombang panas telah menyebabkan kelangkaan air di Iran. Akibatnya, pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk membatasi penggunaan air.

Menurut laporan layanan meteorologi nasional pada Sabtu (19/7/2025), Iran sedang mengalami minggu terpanas sepanjang tahun ini, dengan suhu mencapai lebih dari 50 derajat Celsius di beberapa wilayah.

“Warga diminta menghemat air untuk menghindari penurunan tekanan,” kata Ketua Dewan Kota Tehran, Mehdi Chamran, dikutip kantor berita ISNA.

1. Krisis air merupakan salah satu masalah besar di Iran

Kelangkaan air telah menjadi masalah utama di Iran, khususnya di provinsi-provinsi kering di bagian selatan negara itu. Krisis ini disebabkan oleh kesalahan pengelolaan, eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya air bawah tanah, serta dampak perubahan iklim, dikutip dari Arab News.

Pada Minggu (20/7/2025), juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani, mengumumkan bahwa Rabu (23/7/2025) akan ditetapkan sebagai hari libur di provinsi Teheran akibat gelombang panas yang terus berlangsung.

“Mengingat cuaca ekstrem yang masih berlanjut serta perlunya menghemat air dan listrik, hari Rabu ditetapkan sebagai hari libur di Provinsi Teheran,” tulisnya di platform X.

2. Imbauan hemat air telah diumumkan dalam beberapa hari terakhir

Otoritas di berbagai wilayah Iran juga telah mengeluarkan imbauan untuk menghemat air dalam beberapa hari terakhir. Perusahaan pengelolaan air provinsi Teheran, misalnya, menyerukan pengurangan penggunaan air setidaknya 20 persen demi membantu meredakan krisis air.

"Waduk bendungan yang memasok air ke Teheran saat ini berada pada tingkat terendah dalam satu abad setelah curah hujan terus menurun selama bertahun-tahun," kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

3. Pemadaman air berlangsung selama 12-18 jam di beberapa wilayah ibu kota

Surat kabar Javan melaporkan bahwa pihak berwenang telah mengurangi pasokan air di beberapa wilayah ibu kota sebagai upaya mengatasi krisis. Kebijakan tersebut mengakibatkan pemadaman air selama 12-18 jam di beberapa area.

Sementara itu, Menteri Energi Iran, Abbas Aliabadi, menyampaikan permintaan maaf pada Minggu atas pengurangan pasokan air tersebut. Ia mengatakan bahwa langkah ini diambil untuk mengelola sumber daya secara lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us