Iran dan 3 Negara Eropa Bakal Lanjutkan Perundingan Nuklir Jumat Ini

- Menekankan diplomasi sebagai dasar kesepakatan nuklirDiplomat Eropa dan Iran menekankan urgensi kembali ke jalur diplomasi demi kesepakatan nuklir, mengancam untuk memicu mekanisme "snapback" PBB.
- Serangan Israel ke Iran sebagai pemicuSerangan Israel ke Iran menuduh AS terlibat, sementara AS dan Eropa menegaskan bahwa Iran tidak akan memiliki bom nuklir.
- AS disebut menarik diri dari perjanjian nuklirIran menyatakan bahwa AS-lah yang menarik diri dari perjanjian nuklir 2015, menyatakan perlunya kesepakatan nuklir yang adil dan seimbang.
Jakarta, IDN Times - Iran dan 3 negara Eropa, seperti Prancis, Jerman dan Inggris yang dikenal sebagai E3, sepakat melanjutkan perundingan nuklir. Rencananya, pembahasan akan dilakukan pada Jumat (25/7/2025), di Kota Istanbul, Turki.
"Iran dan troika Eropa – yang terdiri dari Prancis, Jerman, dan Inggris – akan melanjutkan perundingan nuklir pada hari Jumat di Istanbul," lapor televisi pemerintah Iran, Press TV, dikutip oleh Anadolu, Senin (21/7/2025).
Sebelumnya, media tersebut melaporkan bahwa keempat pihak pada prinsipnya sepakat untuk melanjutkan perundingan nuklir minggu depan, tanpa memberikan rincian waktu dan lokasi.
1. Menekankan diplomasi sebagai dasar kesepakatan nuklir

Dalam perundingan dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Kamis pekan lalu, para diplomat tinggi Inggris, Prancis, Jerman, dan Uni Eropa telah menekankan urgensi untuk kembali ke jalur diplomasi demi kesepakatan nuklir.
Jika tidak, mereka siap untuk memicu mekanisme "snapback" PBB yang menerapkan kembali sanksi internasional.
2. Serangan Israel ke Iran sebagai pemicu

Iran menuduh AS terlibat dalam serangan Israel, yang menewaskan para pejabat tinggi militer Iran, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. AS juga melancarkan serangan terhadap tiga situs nuklir utama Iran, mengklaim telah menghancurkannya.
Gencatan senjata tersebut mulai berlaku pada 24 Juni.
Sementara AS dan Eropa mengatakan Iran tidak akan pernah memiliki bom nuklir, Teheran berpendapat programnya dimaksudkan untuk penggunaan tenaga nuklir secara damai.
3. AS disebut menarik diri dari perjanjian nuklir

Setelah perundingan dengan E3 dan Uni Eropa, Araghchi mengatakan bahwa AS-lah yang menarik diri dari perjanjian nuklir 2015. Menurutnya, putaran perundingan baru hanya mungkin terjadi ketika pihak lain siap untuk kesepakatan nuklir yang adil, seimbang, dan saling menguntungkan.
"Jika Uni Eropa/E3 ingin berperan, mereka harus bertindak secara bertanggung jawab dan mengesampingkan kebijakan ancaman dan tekanan yang sudah usang, termasuk "snap-back" yang sama sekali tidak memiliki dasar moral dan hukum bagi mereka," ujarnya di X.