Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hadapi China, AS Berencana Gandeng Taiwan untuk Produksi Senjata

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (Unsplash.com/Steve Harvey)

Tangerang Selatan, IDN Times - Amerika Serikat (AS) berencana untuk memproduksi senjata bersama Taiwan. Hal itu diungkap oleh Presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan, Rupert Hammond-Chambers pada Kamis (20/10/2022).

Sejauh ini, AS sudah menyetujui lebih dari 20 miliar dolar (sekitar Rp311 triliun) dalam penjualan senjata ke Taiwan, terhitung sejak 2017.

Namun, Taiwan dan Kongres AS telah memperingatkan potensi terhadap penundaan pengiriman. Hal Itu disebabkan oleh meningkatnya permintaan beberapa komponen senjata karena perang di Ukraina.

1. AS-Taiwan berencana produksi teknologi rudal dan amunisi lebih banyak

Ilustrasi penembakan rudal (pixabay.com/Defence-Imagery)

Hammond-Chambers mengatakan, belum jelas senjata jenis apa yang akan diproduksi bersama Taiwan. Namun, kemungkinan besar akan fokus pada penyediaan amunisi yang lebih banyak dan teknologi rudal. Menurutnya, langkah tersebut mengharuskan produsen senjata untuk mendapatkan lisensi produksi bersama dari Departemen Luar Negeri dan Pertahanan.

Lebih lanjut, Hammond-Chambers memperkirakan akan terjadi penolakan oleh pemerintah AS dalam mengeluarkan lisensi. Hal itu karena Washington masih gelisah dalam menyetujui teknologi penting untuk platform asing.

"Ini adalah bagian dari teka-teki, bukan pengubah permainan," kata Hammond-Chambers, dikutip dari Reuters.

Terkait rencana AS, Kementerian Luar Negeri Taiwan menolak untuk memberi tanggapan. Namun, pihaknya menegaskan bahwa hubungan Taipei-Washington tergolong dekat dan bersahabat.

2. AS ingin mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan

Melansir Nikkei Asia, rencana itu akan memungkinkan Washington menyediakan teknologinya untuk memproduksi senjata di Taipei, atau memproduksi senjata di AS menggunakan suku cadang Taiwan.

Menanggapi rencana tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington sedang mencari semua opsi untuk mengirim alat pertahanan ke Taiwan secara cepat.

"Penyediaan cepat persenjataan pertahanan Taiwan dan dukungan Amerika Serikat melalui Penjualan Militer Asing dan Penjualan Komersial Langsung sangat penting untuk keamanan Taiwan dan kami akan terus bekerja dengan industri untuk mendukung tujuan itu," ujar juru bicara itu.

Upaya itu muncul setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan kalau Beijing ingin reunifikasi dengan Taiwan secara cepat. Namun dia tidak membeberkan kapan itu akan terjadi.

"Beijing bertekad untuk mengejar reunifikasi (dengan Taiwan) pada waktu yang jauh lebih cepat," kata Blinken dalam sebuah forum di Universitas Stanford.

3. Para pejabat AS desak Taiwan untuk modernisasi pertahanan militer

Para pejabat AS telah mendesak Taiwan untuk memodernisasi militernya. Hal itu agar China kesulitan apabila menyerang kepulauan tersebut. 

Mereka juga mengkritik Beijing karena menggelar latihan militer di wilayah Taiwan. Latihan militer itu digelar China dalam merespons kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei pada Agustus lalu.

Presiden China Xi Jinping, pada Minggu (16/10/2022), mengatakan Beijing tidak akan pernah melepaskan hak untuk menggunakan kekuatan untuk reunifikasi Taiwan. Namun pihaknya berusaha mengedepankan resolusi damai.

Kantor kepresidenan Taiwan menegaskan, bahwa Taipei tidak akan mundur dari kedaulatannya dan tidak akan berkompromi dengan kebebasan dan demokrasi. Baginya, pertemuan di medan perang bukanlah suatu pilihan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us