Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hasil Survei: Perusahaan Media Khawatir Dampak Etis dari Penerapan AI

Pexels/Thisisengineering
Pexels/Thisisengineering

Jakarta, IDN Times – Survei London School of Economics (LSE) memperlihatkan, hampir tiga dari empat perusahaan media berita mengatakan mereka memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) dalam operasional sehari-hari, baik dalam pengumpulan bahan, produksi, ataupun distribusi.

Sementara itu, 80 persen dari responden survei menyatakan percaya bahwa ke depannya AI akan memiliki peran lebih besar dalam setiap ruang redaksi. 

Semua orang pasti sadar akan manfaat melimpah yang diberikan AI. Namun demikian, bukan berarti penggunaan AI, terutama di bidang jurnalisme, tidak dapat memicu dampak-dampak negatif yang justru mengancam integritas jurnalisme tersebut. 

Hal ini menjadi sesuatu yang dikhawatirkan oleh Charlie Beckett, Direktur Proyek Journalism AI dari LSE. "Jurnalisme di seluruh dunia sedang mengalami periode perubahan teknologi yang menarik dan menakutkan,” katanya dikutip dari Euro News, Senin (5/2/2024).

Berikut beberapa poin penting hasil survei LSE terkait peran artificial intelligence (AI) dalam dunia jurnalistik. 

1. Banyak perusahaan media khawatir dampak etis dari penerapan AI

ilustrasi mengetik 10 jari (pxhere.com)
ilustrasi mengetik 10 jari (pxhere.com)

Perlu diketahui, survei LSE tersebut melibatkan 105 perusahaan media berita di 46 negara. Survei dilakukan dari April hingga Juli 2023. 

“Survei kami menunjukkan bahwa alat AI generatif baru merupakan potensi ancaman terhadap integritas informasi dan media berita. Namun, hal ini juga menyediakan peluang luar biasa untuk menjadikan jurnalisme lebih efisien, efektif, dan dapat dipercaya,” kata Charlie.  

Sebagian besar dari perusahaan-perusahaan media tersebut menggunakan AI setidaknya dalam satu aspek operasional mereka. Pada saat yang sama, banyak dari mereka yang prihatin akan dampak etis dari penerapan teknologi AI tersebut.

Selain itu, lebih dari setengah responden survei LSE mengatakan bahwa mereka khawatir terhadap “implikasi etis dari integrasi AI terhadap kualitas dan aspek jurnalisme lainnya”. 

2. Jurnalis khawatir AI akan mengikis kepercayaan publik terhadap karya jurnalistik

ilustrasi ChatGPT pada gadget (unsplash.com/Mojahid Mottakin)
ilustrasi ChatGPT pada gadget (unsplash.com/Mojahid Mottakin)

Dalam laporan survei itu juga disebutkan, bahwa para jurnalis sedang mencari cara untuk mengintegrasikan teknologi AI ke dalam pekerjaan mereka dengan tetap menjunjung nilai-nail jurnalistik seperti akurasi, keadilan, dan transparansi.

Namun, para jurnalis juga khawatir teknologi AI dapat mengkomersialkan industri ini lebih lanjut dan mengikis kepercayaan publik. 

Sementara, hanya sepertiga responden survei yang mengatakan bahwa mereka siap menghadapi tantangan penggunaan AI di ruang redaksi. 

3. Perlu pelatihan penggunaan AI bagi jurnalis muda

Ilustrasi news alert (freepik/rawpixel-com)
Ilustrasi news alert (freepik/rawpixel-com)

Seiring dengan berkembangnya teknologi baru seperti AI di ruang redaksi, kebutuhan untuk mengintegrasikannya ke dalam pelatihan jurnalis muda juga meningkat. 

“Sebagian besar lulusan jurnalistik yang saya lihat datang ke ruang redaksi kami hanya memiliki sedikit pemahaman (tentang AI untuk jurnalisme),” kata salah seorang staf redaksi yang berbasis di Afrika Selatan. 

Survei tersebut juga menggarisbawahi kesenjangan besar antara penggunaan AI dan keuntungan sosial serta ekonomi dari AI, yang hanya dirasakan oleh dunia bagian utara, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Australia.

Di dalam laporannya, LSE memaparkan bahwa kurangnya infrastruktur teknis, keterbatasan sumber daya, dan tantangan bahasa di negara-negara Selatan (seperti Brasil, Pakistan, India, dan sekitarnya) merupakan beberapa penyebab kesenjangan tersebut. 

4. Redaksi harus memberikan informasi lebih baik dan lengkap terkait penggunaan AI

ilustrasi tulisan Artificial Intelligence (unsplash.com/Markus Winkler)
ilustrasi tulisan Artificial Intelligence (unsplash.com/Markus Winkler)

Menurut Charile, survei tersebut merupakan gambaran menarik dari news media yang sekarang berada di titik kritis dalam sejarah.

Berdasarkan hasil survei itu, terdapat sejumlah rekomendasi yaitu agar redaksi memberikan informasi yang lebih baik kepada karyawan tentang AI, meninjau dampak alat AI, menyusun pedoman penggunaan AI dalam karya jurnalistik, dan terus berkolaborasi pada masa mendatang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
Amara Zahra
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us