Hungaria Minta Uni Eropa Cabut Sanksi 3 Oligarki Rusia Temannya Putin

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Hungaria akan memaksa Uni Eropa (UE) untuk mengeluarkan tiga pebisnis Rusia dari daftar sanksi. Seruan tersebut diungkapkan menjelang pembaruan sanksi kepada Rusia yang dijadwalkan pada pertengahan September ini.
Meski menjadi anggota UE, Hungaria selama ini dikenal memiliki pandangan yang cenderung pro-Rusia. Pasalnya, Hungaria sudah mendeklarasikan netralitasnya dalam perang Rusia-Ukraina dan setuju menambah pasokan gas alam dari Gazprom jelang musim dingin Eropa.
Sejak Februari lalu, UE sudah menjatuhkan sanksi kepada lebih dari seribu individu yang dituding ikut andil dalam pembiayaan invasi Rusia ke Ukraina.
1. Ketiga pebisnis Rusia dikenal dekat dengan Putin
Hungaria ingin tiga oligarki Rusia tidak lagi dimasukkan dalam daftar sanksi, sehingga visanya dikembalikan dan pembekuan asetnya diangkat. Ketiga pebisnis Rusia yang dimaksud adalah Alisher Usmanov, Pyotr Aven, dan Viktor Rashnikov.
Usmanov dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Putin dan punya peran sebagai orang yang menyelesaikan masalah bisnis presiden Rusia tersebut. Sementara, Usmanov dikenal sebagai sosok pebisnis di bidang tambang dan pernah punya investasi di klub Inggris, Arsenal.
Sanksi yang dijatuhkan kepada Usmanov berujung pada penyitaan kapal pesiar seharga 600 juta dolar AS (Rp6,8 triliun). Sedangkan, Aven dikenal sebagai sosok pebisnis terkaya di Rusia yang kerap menemui Putin dan tidak bergerak secara independen.
Rashnikov dikenal sebagai pemimpin oligarki di Rusia yang jadi pemilik perusahaan Magnitogorsk Iron and Steel Works (MMK). Perusahaan itu dikenal sebagai penyumbang pajak terbesar di Rusia, dilaporkan Politico.
2. Hungaria disebut gunakan pemblokiran untuk cairkan dana bantuan UE

Upaya mencabut sanksi rencananya akan dibicarakan pada diskusi duta besar negara-negara UE yang diselenggarakan Rabu (7/9/2022). Agenda pertemuan itu adalah pembaruan sanksi UE kepada Rusia, yang harus diselesaikan pada 15 September.
Di samping keinginan pencabutan sanksi pada tiga pebisnis tersebut, Budapest juga ingin dicabutnya larangan hubungan organisasi kemanusiaan dengan bank di Rusia yang mendapat sanksi UE, dilaporkan dari RFE/RL.
Bahkan, terdapat spekulasi bahwa Hungaria tengah menggunakan pemblokiran sanksi tersebut untuk mencairkan dana bantuan. Pasalnya, dana tersebut sudah ditahan oleh UE terkait keraguan akan aturan hukum di Hungaria.
3. Viktor Orban terus berselisih dengan Uni Eropa

Pemerintah Hungaria di bawah Perdana Menteri Viktor Orban sudah mengalami perselisihan dengan UE dalam beberapa tahun terakhir. Negara Eropa Timur itu diduga melanggar standar demokrasi, hak LGBT, aturan migrasi, dan menyeruaknya skandal korupsi.
Atas hal itu, Komisi Eropa memutuskan menangguhkan dana bantuan UE kepada Hungaria. Padahal, dana tersebut sangat dibutuhkan Hungaria untuk mengatasi masalah ekonomi pascapandemik COVID-19.
Orban berulang kali memberikan kritik atas sanksi UE kepada Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. Namun, ia menyebut sanksi tersebut justru berdampak besar kepada Eropa tanpa melemahkan Rusia atau membantu Ukraina.
Pada Sabtu lalu, Orban dan delegasinya sudah berkunjung ke Moskow untuk menghadiri upacara pemakaman Mikhail Gorbachev. Namun, ia diketahui tidak bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dalam kunjungan tersebut.