Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Akan Labeli Qatar sebagai Negara Sponsor Terorisme 

ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Stanislav Vdovin)
ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Stanislav Vdovin)

Jakarta, IDN Times - Partai Likud Israel mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) ke parlemen untuk melabeli Qatar sebagai negara pendukung terorisme. RUU ini akan melarang Qatar memberikan donasi, berdagang dengan Israel, dan menghentikan perannya sebagai mediator dalam negosiasi antara Israel dan Hamas terkait konflik Gaza.

Pengajuan RUU ini terjadi bersamaan dengan berlangsungnya negosiasi terbaru di Doha untuk membahas gencatan senjata. Qatar telah berperan aktif dalam memfasilitasi dua gencatan senjata sebelumnya.

1. Qatar dituduh mendukung berbagai kelompok yang dianggap teroris

RUU tersebut diajukan oleh anggota parlemen Likud, Moshe Saada. Dalam draf RUU, Qatar dituduh mendukung Taliban, ISIS, Hamas, dan Hizbullah.

RUU ini juga akan membentuk unit khusus di Dewan Keamanan Nasional Israel untuk mengoordinasikan upaya melawan negara-negara pendukung terorisme.

Komite Menteri untuk Legislasi Israel telah mengajukan RUU tersebut pada Minggu (18/5/2025). RUU ini akan memberikan kewenangan kepada Perdana Menteri Israel untuk melabeli negara manapun sebagai sponsor terorisme jika dianggap mendukung serangan terhadap warga Israel atau Yahudi di seluruh dunia.

"Qatar bertindak seperti serigala berbulu domba. Qatar telah menginvestasikan lebih dari 1 triliun dolar AS di seluruh dunia untuk mempromosikan jihad global melalui donasi ke kampus, dukungan tim olahraga, dan kelompok lobi di Amerika Serikat," bunyi pembuka RUU tersebut, dikutip Times of Israel.

2. Israel kritik peran Qatar dalam konflik Gaza

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Ron Przysucha / U.S. Department of State from United States, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Ron Przysucha / U.S. Department of State from United States, Public domain, via Wikimedia Commons)

PM Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengkritik Qatar yang dianggap tidak konsisten dalam konflik Gaza. Ia menyebut Qatar harus memilih antara mendukung negara beradab atau mendukung Hamas.

Menteri Ekonomi Israel Nir Barkat juga mendukung RUU ini. Ia menggambarkan Qatar sebagai bagian dari kelompok negara berbahaya yang dipimpin Iran dan mengeluarkan banyak dana untuk mempertahankan citra baiknya.

"Qatar menghabiskan banyak uang agar terlihat baik padahal sebenarnya mendukung Hamas. Pelajaran dari serangan 7 Oktober adalah tidak ada lagi sikap ragu-ragu. Qatar ingin Hamas berhasil, itulah mengapa saya minta mereka berhenti jadi mediator," kata Barkat, dikutip Jerusalem Post.

3. Qatar bela perannya sebagai mediator konflik Gaza

pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)
pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)

Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam pernyataan Netanyahu yang dianggap tidak bertanggung jawab. Qatar membela perannya sebagai mediator yang telah berhasil membantu pembebasan 138 sandera Israel melalui jalur diplomatik.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, mengingatkan bahwa pembebasan sandera terjadi bukan karena operasi militer. Ia juga menyoroti krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

"Apakah sandera Israel dibebaskan melalui operasi militer atau melalui upaya mediasi yang sekarang malah diserang ini? Apakah ini adab yang diklaim oleh Israel? Gaza saat ini mengalami krisis terburuk dalam sejarah modern," kata Al-Ansari, dilansir The New Arab.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us