Israel Akui AS Dukung Penyerangan ke Iran

- Israel sulit melakukan operasi tanpa dukungan AS, termasuk pengisian bahan bakar di udara dan dukungan intelijen.
- Serangan Israel terhadap Iran akan terus berlanjut hingga menyelesaikan misi, pemimpin Iran berjanji akan menanggapi Israel dengan lebih keras lagi.
Jakarta, IDN Times – Israel mengakui bahwa serangan terhadap Iran pada Jumat (13/6/2026) dilakukan atas persetujuan Amerika Serikat (AS) secara diam-diam. Dua pejabat Israel secara anonim mengungkapkan bahwa Trump dan para pejabatnya hanya berpura-pura menentang serangan Israel di depan umum.
"Kami mendapat lampu hijau yang jelas dari AS," klaim salah satu pejabat kepada media AS, Axios.
Tujuan hal itu dilakukan, kata mereka, adalah untuk meyakinkan Iran bahwa tidak ada serangan yang akan segera terjadi. Hal itu juga memastikan agar warga Iran yang ada dalam daftar target Israel tidak akan pindah ke lokasi baru.
1. AS sempat berkoordinasi dengan Israel jelang serangan

Pada Senin, Trump dan Netanyahu melakukan panggilan telepon. Dari penuturan pembantu Trump, pembicaraan itu dilakukan untuk menghentikan serangan Israel secara sepihak terhadap Iran.
Padahal, kata Pejabat Israel, sebenarnya panggilan telepon tersebut membahas koordinasi menjelang serangan.
Keterlibatan AS sendiri telah dibantah oleh Menteri Luar Negeri, Marco Rubio, sesaat setelah Israel meluncurkan serangan. Beberapa jam kemudian, Trump juga mengonfirmasi bahwa ia mengetahui serangan itu akan terjadi, tetapi ia menekankan bahwa AS sama sekali tak terlibat dalam aktivitas militer apapun.
2. Israel sulit melakukan operasi tanpa dukungan AS

Laporan CNN pada Mei lalu menyebut bahwa Israel akan sulit menghancurkan fasilitas nuklir Iran tanpa dukungan dari AS. Dukungan ini mencakup pengisian bahan bakar di udara, bom yang dibutuhkan untuk menembus fasilitas jauh di bawah tanah, serta dukungan intelijen.
Penilaian intelijen AS dari bulan Februari menunjukkan Israel dapat menggunakan pesawat militer atau rudal jarak jauh untuk memanfaatkan kemampuan pertahanan udara Iran yang menurun. Namun efeknya tak akan berdampak signifikan.
Adapun serangan terbaru telah direncanakan sejak serangan pada Oktober. Melemahnya pertahanan dan meningkatnya program nuklir Iran mendorong Netanyahu memerintahkan militer dan dinas intelijen untuk mulai membuat perencanaan.
3. Serangan bakal terus berlanjut

Netanyahu dalam pernyataannya tak lama setelah serangan menyebut bahwa serangan pre-emptive tersebut akan berlanjut.
"Operasi ini akan terus berlanjut selama diperlukan, hingga kami menyelesaikan misi," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Jazeera.
Sementara itu, media pemerintah Iran melaporkan bahwa serangan Israel menewaskan pejabat tinggi militer Iran, termasuk komandan Korps Garda Revolusi Islam, Jenderal Hossein Salami. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan menanggapi Israel dengan hukuman berat.