Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Gunakan Bom Fosfor Putih di Lebanon untuk Serang Bangunan Sipil

ilustrasi (Unsplash.com/Berend Verheijen)

Jakarta, IDN Times - Human Rights Watch (HRW) menuduh Israel telah menggunakan bom fosfor putih pada bangunan tempat tinggal di Lebanon selatan. Dalam laporan yang terbit pada Rabu (5/6/2024), HRW mengatakan tindakan itu melanggar hukum internasional.

Sejauh ini, tidak ada laporan soal korban yang menderita luka bakar akibat fosfor putih tersebut. Namun, para peneliti telah mendengar laporan yang mengindikasikan kemungkinan kerusakan pernapasan pada warga.

Senjata fosfor putih adalah zat kimia sangat panas yang dapat membakar bangunan dan daging manusia hingga ke tulang. Meski lukanya kecil, korban yang selamat berisiko terkena infeksi dan kegagalan organ atau pernapasan.

1. Saling serang Israel-Hizbullah

ilustrasi kendaraan tempur Israel (Twitter.com/Israel Defense Forces)

Israel terlibat bentrokan hampir setiap hari dengan kelompok Hizbullah di Lebanon selatan. Keduanya dikhawatirkan akan terlibat bentrokan dalam skala besar.

Dilansir Sky News, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu baru saja berkunjung ke bagian utara negaranya. Dia meninjau kebakaran yang diduga disebabkan oleh serangan roket Hizbullah.

"Kemarin lahan di sini terbakar. Saya senang Anda memadamkannya, tetapi di Lebanon juga terjadi kebakaran. Siapa pun yang berpikir bahwa dia akan menyakiti kami dan kami akan diam saja, adalah kesalahan besar. Kami siap untuk tindakan yang sangat keras di utara," katanya.

Di periode yang sama, militer Israel (IDF) dituduh telah menggunakan fosfor putih untuk menyerang kota-kota di Lebanon. HRW dalam laporannya mengatakan, senjata itu menempatkan warga sipil dalam risiko besar dan berkontribusi terhadap pengungsian.

2. Pengakuan para warga Lebanon

Para warga Lebanon yang berada dekat perbatasan Israel menceritakan serangan bom yang dilancarkan oleh IDF. Serangan tersebut berbeda dari biasanya.

"Kebakaran terjadi di depan rumah, ada bau aneh, kami kesulitan bernapas," kata Mohammad Hammud di desa Hula, dikutip France24.

"Kami mengira itu adalah pemboman biasa, namun ketika tim tanggap darurat tiba, mereka memberitahu kami bahwa itu adalah fosfor dan membawa kami ke rumah sakit," tambahnya.

Penggunaan fosfor putih oleh IDF telah dilaporkan sejak Oktober tahun lalu. Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat 173 orang menderita paparan bahan kimia akibat fosfor putih.

Para dokter di tiga rumah sakit di Lebanon selatan juga mengaku merawat korban dengan gejala pernapasan akibat paparan fosfor putih.

"Jika warga sipil terluka atau terbunuh, itu bisa menjadi kejahatan perang," kata Brian Castner, peneliti di Amnesty International.

3. HRW desak Lebanon mengajukan tuntutan ke ICC

ilustrasi (Unsplash.com/Charbel Karam)

Menurut HRW, fosfor putih bisa berada di dalam peluru artileri, bom dan roket. Mereka akan menyala jika terkena oksigen. Dampaknya yang membara menyebabkan kematian atau luka parah seumur hidup.

HRW pun menjelaskan bahwa penggunaan fosfor putih di wilayah berpenduduk yang padat merupakan pelanggaran hukum.

"Penggunaan amunisi fosfor putih yang diledakkan oleh Israel di wilayah berpenduduk tanpa pandang bulu merugikan warga sipil dan menyebabkan banyak orang meninggalkan rumah mereka," kata Ramzi Kaiss, peneliti HRW.

"Pasukan Israel harus segera berhenti menggunakan amunisi fosfor putih di daerah berpenduduk padat, terutama ketika alternatif yang tidak terlalu berbahaya sudah tersedia," tambahnya.

HRW menyerukan agar Lebanon mengajukan kasus itu ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), sehingga memungkinkan penyelidikan atau penuntutan kejahatan internasional berat yang dilakukan Israel di wilayahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us