Israel: Tentara Akan Beroperasi di Tepi Barat hingga 2025

Jakarta, IDN Times - Israel mengungkap rencana memperluas operasi militernya di seluruh Tepi Barat yang diduduki, dengan tentara ditempatkan di beberapa kamp pengungsi hingga tahun depan.
“Sejauh ini, 40 ribu warga Palestina telah dievakuasi dari kamp pengungsi Jenin, Tulkarem dan Nur Shams, yang kini kosong dari penduduk,” kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Minggu (23/2/2025).
"Saya telah menginstruksikan (tentara) untuk bersiap menghadapi kehadiran jangka panjang di kamp-kamp yang telah dibersihkan hingga tahun depan dan untuk mencegah kembalinya penduduk serta kebangkitan terorisme," tambahnya.
1. Israel kerahkan tank untuk pertama kalinya di Tepi Barat sejak 2002
Israel juga mengatakan telah mengirimkan tank-tank militer ke kota Jenin pada Minggu, menandai pengerahan tank pertama di Tepi Barat sejak puncak intifada kedua pada 2002. Tindakan ini langsung menuai kecaman dari Otoritas Palestina (PA).
“Ini adalah eskalasi Israel yang berbahaya yang tidak akan menghasilkan stabilitas atau ketenangan, dan kami memperingatkan eskalasi yang berbahaya ini,” kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dikutip dari Al Jazeera.
Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Ramallah, Al-Haq, menyatakan bahwa kehadiran tank lapis baja Israel menunjukkan semakin meningkatnya serangan brutal Israel di Tepi Barat utara. Pihaknya mendesak komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi.
“Meningkatnya serangan Israel di Tepi Barat adalah bagian dari niat kolonial pemukim untuk mencaplok wilayah tersebut secara de jure,” kata Al-Haq memperingatkan.
2. Lebih dari 50 warga Palestina terbunuh di Tepi Barat sejak 21 Januari 2025
Sejak operasi terbaru Israel di Tepi Barat dimulai pada 21 Januari 2025, pasukan Israel telah menggerebek rumah-rumah warga Palestina dan menghancurkan infrastruktur penting di wilayah tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Kamis (20/2/2025), melaporkan bahwa sedikitnya 51 warga Palestina, termasuk 7 anak-anak, telah terbunuh di Jenin, Tulkarm dan Tubas, dilansir dari BBC.
Pada Jumat (21/2/2025), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengunjungi kamp pengungsi Tulkarem dan memerintahkan para tentara untuk mengintensifkan serangan mereka.
“Kami memasuki markas-markas teroris, meratakan seluruh jalan yang digunakan mereka, serta rumah-rumah mereka. Kita menghabisi teroris dan para komandan mereka," kata Netanyahu.
Kunjungannya tersebut terjadi setelah serangkaian serangan bom di bus-bus kosong di Tel Aviv pada Kamis. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam ledakan itu.
3. Pasukan Israel serang pelayat di acara pemakaman di Tepi Barat
Sementara itu, serangan tentara Israel dan pemukim ilegal juga masih berlanjut di seluruh Tepi Barat pada Minggu.
Kantor berita Palestina Wafa melaporkan, sedikitnya delapan orang ditangkap dalam penggerebekan Israel di Nablus, sementara dua lainnya ditahan di kawasan Beit Hanina, Yerusalem Timur. Buldoser Israel juga menghancurkan jaringan listrik dan saluran air di kota Qabatiya, selatan Jenin.
Di kawasan al-Issawiya, Yerusalem Timur, tentara Israel menyerang para pelayat yang menghadiri pemakaman Nael Obeid, seorang tahanan Palestina yang dibebaskan pekan lalu sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas. Pria berusia 46 tahun itu meninggal pada Sabtu (22/2/2025) akibat terjatuh dari atap rumahnya.
Tentara Israel dilaporkan menyerbu kawasan tersebut dan menembakkan gas air mata ke pemakaman serta jalan-jalan di sekitarnya selama prosesi pemakaman berlangsung.
Israel telah membunuh lebih dari 800 warga Palestina di Tepi Barat sejak perang di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023.