JD Vance Kritik Harris soal Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan

- Senator JD Vance kritik tajam Wakil Presiden Kamala Harris terkait penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
- Vance mengkritik Harris atas kematian 13 warga Amerika di Kabul, menuduhnya menolak melakukan tugasnya.
- Kontroversi seputar penarikan pasukan dari Afghanistan terus berlanjut dengan beberapa pihak meminta penjelasan atas kegagalan tersebut.
Jakarta, IDN Times - Senator JD Vance dari Ohio melontarkan kritik tajam terhadap Wakil Presiden Kamala Harris terkait penanganan penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan. Dilansir dari NBC News, dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Vance mengatakan bahwa Harris bisa pergi ke neraka. Ini menjadi retorika paling keras yang ia gunakan sepanjang kampanye.
Pernyataan kontroversial Vance muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan wartawan. Pertanyaan tersebut mengenai insiden yang terjadi saat mantan Presiden Donald Trump mengunjungi Pemakaman Nasional Arlington. Kunjungan itu dilakukan bersama keluarga anggota layanan yang tewas dalam serangan di Bandara Kabul, Afghanistan, pada 2021.
Selama kunjungan tersebut, terjadi perselisihan antara staf kampanye Trump dan pejabat pemakaman terkait larangan pengambilan foto dan video di area tertentu. Insiden ini kemudian menjadi perdebatan politik.
Vance, yang merupakan calon wakil presiden dari Partai Republik, tampak frustrasi dengan upaya tim kampanye Harris untuk mempolitisasi insiden di Arlington. Ia kemudian mengalihkan fokus pada kegagalan kepemimpinan Harris dalam penanganan penarikan pasukan dari Afghanistan.
1. Vance tuduh Harris abaikan kematian 13 tentara AS
Vance mengkritik keras Harris atas kematian 13 warga Amerika di Kabul. Dia mengatakan kematian tersebut terjadi karena Harris menolak melakukan tugasnya.
"Tiga tahun lalu, 13 orang Amerika yang berani dan tak bersalah tewas. Mereka tewas karena Kamala Harris menolak melakukan pekerjaannya. Belum ada satu pun penyelidikan atau pemecatan," ujar Vance, dilansir New York Post.
Vance menambahkan bahwa terkadang kesalahan memang bisa terjadi dalam pemerintahan dan layanan militer. Namun, dia menegaskan bahwa tidak adanya tindakan setelah kematian 13 orang Amerika adalah hal yang memalukan.
Senator dari Partai Republik itu juga menuduh kampanye Harris berusaha menjadikan insiden di Arlington sebagai isu politik besar. Vance menyatakan Harris tidak mau menyelidiki apa yang terjadi, namun malah menyerang Trump karena menghadiri acara tersebut.
2. Harris: Keputusan akhiri perang Afghanistan sudah tepat

Menanggapi kritik semacam itu, Harris mengeluarkan pernyataan saat peringatan tiga tahun serangan di Abbey Gate. Dia menyatakan turut berduka atas kehilangan yang dialami keluarga korban.
"Hati saya hancur atas rasa sakit dan kehilangan yang dialami oleh keluarga para korban," kata Harris.
Wakil Presiden AS itu juga menegaskan bahwa keputusan Presiden Biden untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika adalah keputusan yang berani dan tepat.
Sementara itu, administrasi Biden dan Kongres telah melakukan beberapa penyelidikan terkait penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Dalam sebuah laporan tahun lalu, Gedung Putih sebagian besar menyalahkan administrasi Trump atas kekacauan penarikan pasukan tersebut.
3. Kontroversi dan tuntutan penyelidikan lebih lanjut
Kontroversi seputar penarikan pasukan dari Afghanistan terus berlanjut. Mantan komandan AS yang mengawasi penarikan pasukan telah bersaksi di hadapan Kongres. Dia menyatakan bahwa dirinya sendiri bertanggung jawab atas kematian 13 anggota layanan AS di bandara Kabul.
Beberapa keluarga anggota layanan AS yang tewas telah menyuarakan kekecewaan mereka. Mereka menilai administrasi Biden belum memberikan semua jawaban yang mereka inginkan.
Mantan Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley, mengakui bahwa pejabat masih mencari informasi lebih lanjut. Milley mengatakan butuh waktu cukup lama untuk mendapatkan jawaban. Hal ini karena sebagian besar catatan bersifat rahasia.
Ketua Komite Urusan Luar Negeri, Michael McCaul, telah meminta penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, untuk bersaksi. McCaul menuntut Sullivan memberikan penjelasan kepada keluarga prajurit yang gugur, veteran, dan publik Amerika.
"Dia berutang jawaban kepada keluarga prajurit yang gugur, veteran, dan publik Amerika atas penarikan pasukan yang kacau itu," tulis McCaul dalam sebuah postingan di media sosial.