Jelang Lockdown, Warga Filipina Panik Berebut Vaksin hingga Rusuh
.jpg)
Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Manila yang berebut untuk memperoleh suntikan vaksin, memicu kekacauan di sejumlah pusat vaksinasi COVID-19 pada Kamis (5/8/2021), sebelum ibu kota Filipina itu memasuki masa penguncian wilayah (lockdown) selama dua minggu ke depan.
Dilansir Channel News Asia, pembatasan mobilitas akan diberlakukan kembali di Manila dalam skala yang lebih besar, sebagai upaya menekan penyebaran varian Delta COVID-19 di kota yang berpenduduk 13 juta orang itu.
Juru Bicara Kepresidenan Harry Roque mengatakan, lockdown juga diberlakukan untuk wilayah sekitar Manila, termasuk Provinsi Laguna, Kota Iloilo, dan Kota Cagayan de Oro.
1. Warga khawatir tidak diizinkan keluar rumah saat lockdown

Maricel Bacay, seorang ibu rumah tangga berusia 59 tahun, harus rela mengantre tiga jam di salah satu pusat vaksinasi yang berada di luar mal Kota Antipolo demi memperoleh inokulasi.
"Ada berita bahwa Anda tidak bisa masuk ke dalam mal atau supermarket jika Anda tidak divaksinasi (pada masa lockdown)," kata Bacay.
Nantinya, menurut Roque, hanya mereka yang terotorisasi yang boleh bepergian di masa lockdown sekalipun mereka belum divaksinasi, termasuk petugas kesehatan, pekerja di lini depan, dan pekerja yang mengantarkan kebutuhan pokok.
2. Gonzales mengantre vaksin dari malam

Potret yang tersebar di media sosial menunjukkan warga berdesak-desakan untuk menjadi yang pertama di pusat vaksinasi, yang memaksa polisi untuk mengambil tindakan demi kondusivitas dan memaksa warga untuk menjaga jarak.
Ofelia Gonzales, seorang penjual makanan berusia 36 tahun, harus mengambil cuti kerja hanya untuk mengantre vaksin sejak Rabu malam.
"Jika mereka terus memperpanjang penguncian, siapa yang akan menyediakan makanan jika kita tidak bisa keluar?" ujarnya.
3. Duterte mengancam akan memenjarakan orang yang menolak vaksinasi

Filipina telah mencatat 1,6 juta kasus infeksi corona dengan lebih 28 ribu kematian. Filipina menjadi negara kedua dengan penanganan pandemik COVID-19 terburuk di Asia Tenggara setelah Indonesia.
Sejauh ini, baru 10,3 juta orang dari 110 juta penduduk Filipina yang telah divaksinasi. Sementara target pemerintah tahun ini adalah menyuntikkan vaksin kepada 70 juta orang.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan menangkap orang yang tidak mendapatkan vaksin. Bulan lalu, dia memerintahkan kepala desa untuk mencegah orang-orang di komunitas mereka yang menolak divaksinasi untuk meninggalkan rumah.