Jepang Bakal Beri Pendidikan untuk Warga Palestina dari Gaza

- Jepang memberikan bantuan langsung kepada warga Palestina dari Jalur Gaza yang terluka, dengan evakuasi dan perawatan medis di Tokyo.
- Jepang juga sedang mempertimbangkan memberikan bantuan pendidikan bagi mahasiswa Palestina agar bisa bersekolah di Jepang.
- Israel kembali membombardir Palestina, melanggar gencatan senjata dan menewaskan hampir 800 orang serta melukai 1.600 orang.
Jakarta, IDN Times - Jepang bakal menerima dan merawat warga Palestina dari Jalur Gaza yang terluka. Hal ini adalah pertama kalinya negara tersebut memberikan dukungan langsung terhadap warga Palestina yang masih terus dibombardir oleh Israel.
Selain itu, Jepang juga sedang mempertimbangkan bakal memberikan bantuan pendidikan bagi mahasiswa Palestina agar bisa bersekolah di Jepang.
Dilansir dari Anadolu, Kamis (27/3/2025), mengutip kantor berita Kyodo, setidaknya ada dua warga Palestina yang terluka dari Gaza yang tiba di Jepang pada Rabu kemarin.
Evakuasi dan perawatan medis tersebut diselenggarakan dengan berkoordinasi bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Para pasien rencananya bakal dirawat di Rumah Sakit Pusat Pasukan Bela Diri di Tokyo.
1. Jepang jajaki program pendidikan untuk warga Palestina
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengonfirmasi bulan lalu bahwa pemerintah sedang menjajaki sejumlah cara untuk menawarkan bantuan medis kepada warga Palestina. Tak hanya bantuan medis, Jepang juga bakal menawarkan program pendidikan yang potensial.
“Kami berupaya mencari cara untuk menerima warga Palestina dari Gaza yang sakit atau terluka,” ucap Ishiba.
Ia juga menambahkan Tokyo saat ini tengah menindaklanjuti inisiatif terkait pendidikan untuk mahasiswa Palestina agar bisa belajar di sejumlah universitas di Jepang.
2. Israel serang Palestina di tengah gencatan senjata sementara
Pada 18 Maret 2025, militer Israel kembali membombardir Palestina, di tengah gencatan senjata yang telah ditetapkan sementara. Hampir 800 orang tewas dan 1.600 orang terluka.
Serangan Israel ini otomatis menghancurkan gencatan senjata yang ada di dalam perjanjian pertukaran sandera antara Israel dan kelompok Hamas Palestina.
Sejak Oktober 2023, terhitung sudah ada 50 ribu warga Palestina yang tewas digempur Israel, di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu lebih dari 113.700 orang terluka.
3. Menhan Israel minta militer terus gempur Gaza
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz memerintahkan Pasukan Pertahanan (IDF) untuk merebut lebih banyak wilayah Gaza. Perintah ini akan terus berlaku jika Hamas tetap menolak membebaskan para sandera.
"Jika organisasi teroris Hamas terus menolak membebaskan para sandera, saya telah menginstruksikan IDF untuk merebut wilayah tambahan, sambil mengevakuasi penduduk, dan memperluas zona keamanan di sekitar Gaza untuk melindungi masyarakat Israel dan tentara IDF, melalui kendali permanen Israel atas wilayah tersebut," kata Katz.
Katz mengancam, jika Hamas terus menolak pembebasan sandera, maka akan lebih banyak kehilangan wilayah.