Beri Bantuan Medis, Jepang akan Terima 2 Warga Palestina dari Gaza

- Jepang akan merawat dua warga Palestina yang terluka dan sakit dari Jalur Gaza untuk perawatan medis di rumah sakit militer Jepang.
- Kedua pasien diperkirakan akan tiba di Jepang secara terpisah pada Rabu dan Jumat, bersama anggota keluarga, dan kembali ke Gaza setelah perawatan.
- Pemerintah Jepang mempertimbangkan menerima pasien yang tidak dapat dirawat di Gaza karena situasi kemanusiaan yang memburuk akibat pertempuran antara Israel dan Hamas.
Jakarta, IDN Times - Jepang mengatakan pada Selasa (25/3/2025) bahwa negaranya akan menerima dua orang yang terluka dan sakit dari Jalur Gaza dalam beberapa hari untuk perawatan medis.
Ini akan menandai dukungan pertama Jepang bagi daerah kantong tersebut di tengah serangan Israel yang terus berlanjut sejak perang dimulai pada Oktober 2023. Kedua warga Palestina tersebut telah menyatakan harapan untuk menerima perawatan di Jepang, dilansir NHK News.
1. Pemberian bantuan medis Jepang diatur oleh WHO
Sumber pemerintah mengatakan seorang warga Palestina yang dirawat di rumah sakit di Mesir setelah terluka dalam pertempuran di Gaza, dan pasien lainnya, diperkirakan akan tiba di Jepang secara terpisah pada Rabu dan Jumat.
Mereka akan datang bersama anggota keluarga untuk dirawat di Rumah Sakit Pusat Pasukan Bela Diri di Tokyo. Keduanya akan kembali ke Gaza setelah perawatan.
"Bantuan medis di Jepang diatur atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan tidak dimaksudkan untuk merelokasi orang dari Gaza ke Jepang," kata sumber tersebut.
Pemerintah Jepang telah mempertimbangkan apakah mungkin untuk menerima pasien yang tidak dapat dirawat di Gaza. Hal ini mengingat situasi kemanusiaan telah memburuk akibat pertempuran antara Israel dan Hamas.
2. Ishiba telah menyampaikan isu bantuan medis untuk Gaza sejak Februari

Pada Februari, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengatakan kepada Komite Anggaran DPR bahwa pemerintahannya berupaya untuk menerima orang-orang yang jatuh sakit atau terluka di Gaza. Selain itu, Ishiba juga berencana meluncurkan program khusus, di mana universitas dapat menawarkan kesempatan bagi mahasiswa dari Gaza untuk belajar di Jepang.
Ishiba menyampaikan pernyataan tersebut saat menjawab pertanyaan seorang anggota parlemen tentang kesiapan Jepang untuk membantu masyarakat di Gaza yang menderita kesulitan akibat serangan udara dan serangan lain yang dilancarkan oleh Tel Aviv, Kyodo News melaporkan.
Jepang yang miskin sumber daya, sangat bergantung pada Timur Tengah untuk impor minyak. Secara tradisional, negara tersebut telah menerapkan diplomasi berimbang antara negara-negara Muslim dan Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), sekutu keamanan dekat Tokyo.
3. PBB peringatkan pasokan yang semakin menipis di Gaza
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah memperingatkan bahwa pasokan kemanusiaan di Gaza terus berkurang. Sebab, tidak ada kargo yang memasuki daerah kantong itu selama lebih dari tiga minggu karena pembatasan Israel.
"Sebagian besar upaya organisasi kemanusiaan untuk mengoordinasikan akses dengan otoritas Israel di Gaza ditolak," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dikutip dari Anadolu Agency.
Dujarric mengungkapkan penolakan tersebut menghalangi pekerja bantuan untuk melakukan tugas-tugas penting. Ini termasuk mengambil pasokan yang terlantar di perbatasan dan mengirimkan bahan bakar ke toko roti.
Pada 18 Maret, militer Israel melancarkan kampanye udara mendadak di Gaza yang menewaskan hampir 800 orang dan melukai lebih dari 1.600 orang. Tindakan brutal tersebut menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran pertahanan yang berlaku antara Israel-Hamas pada Januari.
Genosida Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 50.100 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sementara, lebih dari 113.700 lainnya mengalami luka-luka.