Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jepang Resmi Blokir Pemandangan Gunung Fuji yang Ikonik

Potret Lawson di Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi, Jepang. (unsplash.com/Siddhesh Mangela)
Intinya sih...
  • Prefektur Yamanashi di Jepang memasang penghalang jaring hitam setinggi 2,5 meter dan lebar 20 meter untuk memblokir pemandangan Gunung Fuji dari toko serba ada Lawson di kota Fujikawaguchiko.
  • Langkah ini diambil sebagai respons atas perilaku wisatawan asing yang tidak menghormati peraturan, seperti berfoto dari seberang jalan, memarkir kendaraan secara ilegal, dan membuang sampah sembarangan.
  • Pemasangan penghalang merupakan upaya pemerintah Jepang untuk melindungi tempat-tempat terkenal dan cara hidupnya yang khas dari dampak negatif lonjakan jumlah wisatawan asing.

Jakarta, IDN Times -  Prefektur Yamanashi di Jepang resmi memasang penghalang dengan jaring hitam setinggi 2,5 meter dan lebar 20 meter pada Selasa (21/5/2024). Hal itu guna memblokir pemandangan Gunung Fuji yang menjulang tinggi di atas toko serba ada Lawson di kota Fujikawaguchiko.

Langkah ini diambil sebagai respons atas melonjaknya jumlah wisatawan asing dan perilaku mereka yang tidak menghormati peraturan. Sebelumnya, para turis dapat berfoto dari seberang jalan dan menjadikan area tersebut tujuan populer karena menjadi viral secara online, dilansir Kyodo News.

1. Keluhan warga lokal atas tindakan para wisatawan

Penghalang yang dipasang merupakan hasil dari keluhan warga setempat yang mengatakan bahwa kehidupan mereka telah terganggu seiring meningkatnya jumlah orang yang menyeberang jalan, memarkir kendaraan secara ilegal, dan mengabaikan larangan merokok di kawasan tersebut.

Mereka juga muak dengan banyaknya wisatawan asing yang membuang sampah sembarangan, masuk tanpa izin, dan melanggar peraturan lalu lintas saat mereka mencari foto untuk dibagikan ke media sosial. 

Kendati pemerintah kota tersebut telah menempatkan penjaga keamanan dan memasang peringatan dalam bahasa Inggris untuk mengendalikan massa, namun hal ini tidak banyak memperbaiki situasi.

"Saya rasa sangat mengecewakan bahwa mereka memasangnya. Ini jelas merupakan sebuah foto yang ikonik," kata Christina Roys, seorang turis asal Selandia Baru.

"Tapi sepenuhnya bisa dimengerti. Kami berada di sini tadi malam, berhasil mendapatkan foto terakhir sebelum mereka memasang penghalang, dan ada begitu banyak orang. Cukup berbahaya karena lalu lintas yang lewat," ujarnya, dikutip dari The Straits Times.

2. Rencana yang telah diumumkan sejak April

Pada akhir April, para pejabat Jepang telah mengumumkan mengenai rencana pemasangan penghalang tersebut. Ini dinilai sebagai upaya negara itu untuk menerima wisatawan sambil melindungi jalan-jalannya, tempat-tempat terkenal, dan cara hidupnya yang khas, BBC melaporkan.

Pemerintah kota Fujikawaguchiko sejak Maret mulai menerima setidaknya tiga panggilan dalam seminggu dari warga yang mengeluhkan kemacetan trotoar. Setahun sebelumnya, pihak berwenang hanya menerima satu panggilan dalam seminggu.

"Kami ingin turis asing bersenang-senang, namun tidak ada perbaikan dalam perilaku buruknya. Semakin banyak orang yang berkunjung, jadi pemasangan ini adalah keputusan yang menyakitkan," kata Masakazu Togawa, kepala bagian pariwisata Fujikawaguchiko, dikutip dari Asahi Shimbun.

3. Lonjakan turis asing ke Jepang

Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Menurut pemerintah kota, jumlah wisatawan asing mulai meningkat sejak 2013, ketika Gunung Fuji dimasukkan dalam daftar situs Warisan Dunia UNESCO.

Pada tahun ini, jumlah wisatawan asing yang datang ke Negeri Sakura mencapai rekor tertinggi, di mana pengunjung bulanannya melebihi 3 juta untuk pertama kalinya pada Maret dan April. Hal ini terjadi ditengah melemahnya yen dan ledakan perjalanan pascapandemik COVID-19.

Kota Fujikawaguchiko pun merasakan dampak lonjakan pariwisata tersebut. Kenaikan itu diperkirakan akan terus meningkat sepanjang 2024.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us