Jerman Tolak Rencana Trump Kembalikan Rusia dalam G7

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Jerman Joerg Kukies, pada Selasa (25/2/2025), menolak rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memasukkan kembali Rusia di dalam Group of Seven (G7). Ia menyebut bahwa agresi Rusia ke Ukraina tidak dapat dilupakan begitu saja.
Pekan lalu, Trump menyatakan keinginannya melihat kembali Rusia masuk ke dalam G7 dan menyebut bahwa pengusiran Rusia dari grup itu pada 2014 adalah kesalahan. Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, negara-negara G7 juga menyebut perang itu sebagai agresi Rusia.
1. Tolak perubahan pandangan G7 soal agresi Rusia ke Ukraina
Kukies mengungkapkan bahwa pengecaman terhadap agresi Rusia ke Ukraina sudah sangat jelas. Ia menyebut keputusan itu tidak boleh berubah dalam peringatan perang Rusia-Ukraina yang memasuki tahun ketiga.
"Kecaman negara G7 terhadap agresi Rusia ke Ukraina sangat jelas, terutama saat memperingati serangan brutal Rusia yang ketiga. Rencana Trump tidak akan mendapatkan persetujuan dari negara anggota G7," tuturnya, dikutip RBC Ukraine.
Ia menambahkan, seluruh anggota G7 akan mendiskusikan mengenai proposal menggunakan dana milik Rusia sebesar 300 miliar dolar AS (Rp4.903 triliun) di Eropa untuk biaya rekonstruksi Ukraina.
Kukies juga mengatakan akan bertolak ke Cape Town, Afrika Selatan untuk menghadiri pertemuan antar-Menkeu negara-negara anggota G20. Ia menyebut bahwa pertemuan tersebut akan membahas mengenai ekonomi global.
2. Merz sebut Jerman dan Eropa tidak boleh tergantung dengan AS
Kanselir baru Jerman, Friedrich Merz, mengatakan bahwa Eropa harus lebih mandiri dan meninggalkan ketergantungan dari AS. Pemimpin dari Partai Christian Democratic Union (CDU) itu juga menyebut Jerman dan Eropa sedang dalam keadaan darurat.
"Setelah pernyataan Donald Trump pekan lalu, ini menunjukkan bahwa AS dan siapapun pemerintahan AS sebenarnya tidak terlalu peduli terhadap nasib Eropa. Ini benar-benar 5 menit sebelum tengah malam bagi Eropa," ungkapnya, dilansir The Guardian.
Sebelum pemilu, Merz mengatakan akan meminta Inggris dan Prancis untuk membagikan senjata nuklir untuk keamanan Jerman. Ia juga menyarankan bahwa Jerman juga harus memiliki keamanan yang sama seperti yang dimiliki Inggris dan Prancis.
Ia juga akan memutuskan apakah Jerman bersedia rencana pengiriman rudal Taurus ke Ukraina. Selain itu, akan membahas soal pembatasan pendanaan pertahanan Uni Eropa (UE) dalam KTT yang digelar pekan depan.
3. Polandia bersedia tampung tentara AS dari Jerman

Pada hari yang sama, Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan bahwa negaranya bersedia menampung tentara AS jika pemerintah Jerman tidak lagi menginginkan adanya tentara AS di negaranya.
"Jika Jerman tidak menginginkan tentara AS, tidak ingin bekerja sama dengan AS, kami dengan tangan terbuka akan menerima kerja sama dengan AS. Saya tertarik mengirimkan seluruh tentara AS di Jerman ke Polandia," tuturnya, dikutip Politico.
Duda juga mengaku pesimis dengan pernyataan Merz bahwa Eropa harus berusaha mencari pengganti NATO. Ia mengatakan, NATO tanpa AS sepertinya tidak mungkin.
"NATO tanpa AS? Semua memang mungkin, tapi apa poin dari pernyataan itu? Jika ada sebuah aliansi pertahanan tanpa AS, maka jaminan keamanan itu hanyalah sebuah ilusi karena tidak dijamin oleh negara terkuat di dunia," tambahnya.