Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Tidak Setujui Penempatan Penjaga Perdamaian di Ukraina

Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, pada Selasa (25/2/2025), membantah pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa negaranya menyetujui penerjunan tentara penjaga perdamaian Eropa di Ukraina. 

Setelah berdialog di Arab Saudi, hubungan AS-Rusia nampak mulai membaik. Presiden Rusia Vladimir Putin pun tidak menampik kemungkinan membuka kerja sama dengan AS untuk mengeksploitasi mineral langka di negaranya dan teritori Ukraina dudukan Rusia. 

1. Sebut pengiriman tentara Eropa sama dengan pengiriman pasukan NATO

Tentara Prancis. (Arnaud KLOPFENSTEIN/French Army, Licence Ouverte, via Wikimedia Commons)

Peskov mengatakan bahwa Rusia tidak pernah menyetujui pasukan penjaga pertahanan di Ukraina. Ia pun mengungkapkan kembali pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. 

"Tidak ada posisi mengenai ini selain yang sudah disampaikan oleh Menlu Lavrov ketika menghadiri dialog dengan AS di Riyadh. Saya tidak akan menambahkan apapun mengenai ini dan mengomentari masalah ini," tuturnya, dilansir Politico.

Dalam dialog di Arab Saudi, Lavrov menyebut bahwa keberadaan tentara penjaga perdamaian Eropa di Ukriana tidak dapat diterima. Keberadaan pasukan Eropa sama dengan pengiriman tentara di NATO, tapi dengan bendera yang berbeda. 

Selama ini, Kremlin menyebut bahwa pengiriman tentara penjaga perdamaian asing di Ukraina sama dengan ekskalasi perang. 

2. Peskov apresiasi keputusan AS di PBB

Pada hari yang sama, Peskov mengapresiasi sikap AS yang mengupayakan penyeimbangan dalam pemungutan suara PBB. Komentar ini disampaikan setelah AS menolak mengecam invasi skala besar Rusia ke Ukraina. 

"AS mengupayakan penyeimbangan posisi yang akan membantu dalam proses mengakhiri konflik di Ukraina. Kami jelas mendukung keputusan ini. Kami percaya bahwa sebuah posisi yang seimbang mengindikasikan keinginan kuat untuk berkontribusi pada penyelesaikan konflik," terangnya, dilansir The Moscow Times

Sementara itu, Peskov mengatakan bahwa Uni Eropa (UE) masih belum bersedia sependapat dengan AS untuk netral dalam konflik di Ukraina. Namun, ia yakin bahwa Eropa akan mengikuti kebijakan AS untuk lebih seimbang. 

3. AS berusaha mengajak Rusia dalam negosiasi damai

Menlu AS, Marco Rubio mengatakan bahwa AS menolak mengecam Rusia karena itu akan berlawanan dengan upaya untuk membawa Rusia dan Ukraina dalam satu meja perundingan damai. 

"Kami tidak merasa ini adalah suatu yang baik untuk mengungkapkan di PBB bahwa terdapat pihak antagonis terhadap negara lain. Ini adalah bahasa yang sangat adil, tapi perang memanglah sesuatu yang buruk," ungkapnya, dikutip dari The Kyiv Independent.

Selain AS, beberapa negara juga menolak mengecam agresi Rusia ke Ukraina, seperti Israel, Hungaria, Rusia, Belarus, dan Korea Utara. Mereka menolak menekankan integritas teritorial Ukraina dan menyatakan Rusia sebagai negara agresor. 

Belakangan ini, hubungan AS-Ukraina terus memanas setelah kritikan dari Trump yang menyebut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy sebagai diktator. Ia pun menyebut Ukraina yang memulai perang dengan Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us